Kenyang

160 29 2
                                    

26 : Kenyang

"Syukurlah kalau keadaannya baik-baik saja. Aku turut senang mendengarnya." Dumbledore terlihat lega mendengar kabar Joanne dari Felora yang bahkan juga memberinya foto Joanne, walaupun tidak bergerak karena memakai kamera muggle, padanya. "Joanne ingin kembali dan membantu juga professor. Tapi sepertimu, ia juga tak bisa. Seperti ada penghalang," tutur Felora lagi. Dumbledore mengangguk mengerti. "Jadi bagaimana progressmu mengenai Mr Nott?" Ya. Felora sudah menceritakan semuanya pada Dumbledore termasuk rencananya untuk mengambil Time Turner dari Nott dengan berpura-pura mendekatinya.

"Berjalan baik sekarang ini. Kapan liburan musim panas datang professor?"

"Sekitar dua minggu lagi kenapa?"

"Aku berencana meminta Nott untuk membawaku ke manor nya professor. Semakin cepat semakin baik."

"Apa kau yakin akan melakukannya sendirian? Setidaknya mintalah seseorang seperti Miss Granger untuk membantumu juga. Meskipun terlihat mudah, jangan lupakan keluarga mereka used to be his servant, dear. Mungkin sekarang juga masih, aku tidak benar-benar yakin."

"Ya aku berencana berkenalan dengannya di dunia ini secepat mungkin. Aku pasti akan berhati-hati professor. Oh iya ada kabar dari kementrian mengenai hal ini atau pencarian tentangku mungkin?"

"Belum ada sama sekali."

"Emm sebenarnya mengenai kementrian, aku pikir mereka sudah mengetahui ini professor namun melihat tidak ada pergerakan yang berbahaya dari pihak you-know-who mereka memutuskan membiarkannya. Selain untuk menjaga opini publik bahwa kementrian itu menjalankan tugasnya dengan baik menjaga keamanan dunia sihir, kementrian juga tidak ingin membuat rakyat sihir cemas akan kembalinya you-know-who. Itu pernah saya lihat di film Harry Potter seri ke 5 seingat saya professor. Kementrian-"

"Maaf Felora. Namun aku lebih senang mengetahui masa depan saat aku melewatinya juga, bukannya mendengar dari orang lain walaupun itu pada kenyataannya benar. Biarkan takdir menjalankan tugasnya."

"A-Maafkan aku professor," Felora menunduk malu. Lagi-lagi itu terulang! 

"Ah, sebentar lagi jam makan malam. Sebaiknya kau segera kembali ke kamar dan menemui Mr.Malfoy. Aku yakin sekarang ia sudah panik mencarimu ke penjuru kastil. Tak baik membiarkan orang yang peduli dan sayang denganmu khawatir kan?" kata Dumbledore sambil melirik langit yang kian berubah hitam dari jendelanya.

"Bagaimana-"

"There's no secrets in Hogwarts dear," katanya lalu jarinya menunjuk banyak figura gambar bergerak yang digantungkan di dinding-dinding kastil.

<>

"Darimana saja kau?" Felora terlonjak kaget melihat Malfoy yang tiba-tiba saja sudah berdiri di hadapannya. "A-aku hanya berjalan-jalan mencari angin di sekitaran kastil memangnya ada apa Draco?" Ucapnya memberi alasan.

"Apa kau barusan menemui Dumbledore?" Tanya Draco tepat sasaran. "T-tidak. Mengapa kau berpikir begitu?" Mata Draco masih menatap Felora intens. "Kau hanya pingsan, tapi si Dumbleli dombeli do itu bahkan sampai menjengukmu di sini, di ruang bawah tanah yang merupakan notabene nya bisa kau sebut sarang Slytherin, yangmana, itu sangat berkebalikan dari asramanya sendiri."

"Ayolah Draco. Dumbledore itu professor sekaligus kepala sekolah di sekolah ini. Sudah sepatutnya ia tidak pilih kasih atau rasis pada salah satu asrama dari semuanya. Dia penyihir tua yang baik hati Draco. Jangan menghinanya seperti itu."

"Terserah apa katamu sajalah. Sebentar lagi makan malam. Cepat siap-siap aku menunggumu selesai 10 menit lagi di sofa itu."

"Iya Draco iya..." Benar-benar seorang diktator murni, batin Felora sambil melangkah masuk ke kamar mandi.

<>

"Hai Felora. Aku dengar dari Draco kau sakit. Apa kau baik-baik saja sekarang?"

"Ya tentu saja! Kau bisa melihatnya sedang makan malam di aula besar bersamamu dan yang lainnya bukan?" Draco membantu Felora agar gadis itu tak capek-capek mengeluarkan suaranya untuk Theo. Ahh baik sekali bukan? Theo melihat Draco heran tapi memilih mengabaikannya dan kembali menatap Felora.

"Awalnya aku ingin menjengukmu. Tapi Draco bilang tidak perlu. Untuk jaga-jaga, bolehkah aku tahu siapa nama teman sekamarmu? Supaya jika ada apa-apa denganmu aku tahu kemana harus mencarimu!"

"Sudahlah Theo! Dia sudah ada di hadapanmu sekarang kan? Yang nanti dipikirkan nanti sajalah," tukas Draco sewot. "Aku bertanya pada Felora Draco, mengapa lagi-lagi malah kau yang menjawabnya?"

"Dia sedang makan. Aku hanya membantunya menjawab apa salah?" Balas Draco lagi tak mau kalah. "Ta-"

"Sudahlah kalian berdua. Apa kalian tidak malu jadi tontonan gratis malam ini? Untuk kau Theo, terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Lain kali aku pasti akan memberitahuku kalau ada sesuatu denganku dan untuk kau Draco, diamlah. Kau berisik."

"Kau-" Felora sudah menjejalkan daging kalkun potongan besar itu ke dalam mulut Draco supaya lelaki itu diam. Felora tersenyum manis pada Theo lalu kembali menyendokkan sup krim jamur pada lelaki kurus itu. "Apa kau mau tambah lagi?"

"Kau makanlah dulu Felora. Kalau kau menyuapiku terus kapan kau makan? Aku tidak mau kau kembali sakit. Ini, buka mulutmu."

"Aaaaa."

"Enak?"

"Enak. Terima kasih Theo."

Ugh. Draco muak melihat Felora yang selalu tersenyum pada Theo. "Draco ini, cobalah cheese cake ini juga. Buka mulutmu, aaaa" Pansy mengarahkan potongan cheesecake itu pada Draco dan membuat Draco mengatakan, "Masukkan itu pada mulutmu saja aku kenyang."

Draco kenyang makan apa coba?

Felorasia and The Wizarding WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang