About Rahma

133 22 4
                                    

Aku adalah cobaan untuk orang tuaku. Untuk itu aku berusaha untuk menyediakan surga untuk keduanya
-RahmaAngelina


Rahma Angelina Wijaya. Adalah putri kedua dari Bayu wijaya dan anna bramantia. Mereka adalah keluarga muslim. Namun ayah rahma sudah jarang sekali sholat. Bisa dikatakan tak pernah lagi. Entah apa sebabnya. Padalah dahulu, ayahnya adalah seorang yang alim. Tempat favorite nya adalah mesjid. Namun kini malah berbanding terbalik. Walaupun begitu, ayahnya selalu mendidik rahma dengan baik. Tak pernah melarangnya beribadah. Bahkan selalu mengajarkan nilai2 agama kepadanya.

Suatu ketika, disaat rahma, alisa, ami dan citra sedang berbincang bincang perihal hijrah. Alisa bertanya pada rahma.

" Kalau kamu ma, kenapa memilih berhijrah di usia segini " tanya alisa

Rahma hanya menunduk. Ada sebutir cairan beling yang lolos dari pelupuk matanya. Ada rasa sesak yang ia rasakan saat pertanyaan itu lolos dari bibir alisa. Semua nya terheran.

" Aku berhijrah karna kesadaranku akan dosa ku yang kian bertambah seiring waktu. Sedangkan amalku tak bertambah sedikitpun. Aku sadar terlalu lalai dalam dunia. Aku dekat dengan maksiat. Aku perpcaran. Bisa dikatakan aku adalah pendosa yang hebat. Namun aku tau bahwa detak jantung yang berdenyut ini adalah kuasa allah. Semua hidupku adalah milikNya. Dan aku sadar bahwa aku adalah cobaan bagi kedua orang tuaku. Untuk itu aku berusaha memperbaiki diri agar mampu menyediakan surga bagi mereka " jelas rahma dengan air mata yang terus mengalir.

Semuanya bungkam. Kagum dengan penuturan rahma. Mereka berusaha menenangkan.

" Trus kenapa kalo kemana mana pake kaos kaki ma ? " tanya ami polos

" Sesungguhnya kakiku ini adalah aurat. Kemana pun aku melangkah maka auratku akan terbuka jika aku tak memakai kaos kaki. Sebanyak apa aku melangkah maka sebanyak itu pula ayahku menuju neraka. Karna yang berkuasa atas diriku saat ini masih ayahku. Aku sadar bahwa ayahku bukanlah orang yang fasih ibadah. Sholatnya pun sudah tak lagi ia tunaikan. Namun tegakah aku sebagai anak menambah hisabnya di akhirat dengan menebar  aurat ini ?" Jawab rahma sesegukan.

" Masya allah ma. Kita bangga banget sama kamu ma. Pemikiran kamu rasional sekali. Andai semua anak didunia ini memiliki pemikiran kaya kamu. Pasti semua orang tua akan memiliku surga " balas alisa

Ami hanya diam dan menunduk. Hatinya pilu. Karna diantara mereka berempat. Cuma dia yg tak mengenakan kaos kaki ketika bepergian. Tanpa aba2 air matanya pun jatuh. Citra yang menyadari hal itu langsung mendekap ami.

" Kok nangis lagi sih mi. Kenapa " tanya citra panik

" aku malu ra. Aku ga pake kaos kaki " ucap ami dengan wajah sedih.

" bukankah kamu begitu meng idolakan fatimah azzahra ya mi " tanya alisa

" Iya al. Aku begitu mengaguminya " jawab ami

" Sungguh munafik rasanya mi, ketika kita meng idolakan fatimah azzahra namun pesan dan kebiasaannya saja tak mampu kita tunaikan. Lantas apakah kaki yang terbuka itu mampu membuat kita bersanding dengannya di surga ? " terang rahma

" Huaaa hik hik. Aku mau. Aku ga tau sejauh ini. Ampunilah hamba ya Rob " tangis ami

" Sudahlah mi. La tahzan. Mulai sekarang kenakanlah kaos kaki disaat kamu bepergian " usul alisa

" Na'am. Syukron katsiron jiddan ukh kuh syang " ucap ami dan memeluk ketiganya.

Dalam hati Alisa bersyukur bisa dipertemukan dengan teman2 yang seperti ini. Yang mampu membawanya ke arah kebaikan. Mendekatkannya dengan Jannah. Dan berjuang bersama menggapai Ridho Ilahi.

Rahmapun merasakan hal yg sama. Dia begitu bersyukur pada Allah atas pertemuannya dengan teman2 nya. Rahma juga senantiasa berdoa agar Allah mau memberi sedikit cahaya hidayah pada hati ayahnya. Agar ayahnya mau beribadah lagi kepada allah. Karna pada hakikatnya tak seorang pun anak yang menginginkan orang tua tercintanya disentuh api neraka.

Syukron katsiron jiddan buat yang selalu baca cerita diary alisa. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah.

Tinggalin jejaknya :v

Diary Alisa ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang