You're Mine, Riri. bagian 10

60.4K 3.5K 211
                                    

Riri menangis sesegukan melihat rumah peninggalan Mama Papanya sudah hangus terbakar karena kebakaran yang tiba-tiba terjadi, beruntung Riri bisa menyelamatkan barang yang penting yang berupa foto keluarga, tabungan milik orang tuanya, dan ponselnya. Semua sudah hangus terbakar bahakan seluruh isi rumah sudah hangus.

Dista yang mendapat telepon dari Riri kalau rumahnya kebakaran, Dista langsung menghampiri dengan tergesah-gesah. Dan saat ini Dista dan tetangga menenangkan Riri yang masih menangis meratapi rumahnya yang sudah hangus.

"Sudah Ri. Nanti kau sakit begini terus, kai lebih baik tinggal dirumah aku aja." Ucap Dista sambil mengusap punggung Riri.

"Iya nak, kau lebih baik tinggal bersamanya. Biar kami yang mengurus rumahmu." Ucap bapak paruh baya yang merupakan tetangga Riri.

"Tapi itu rumah peninggalan Mama Papa. Riri sudah tidak punya apa-apa hiks.." Ucap Riri senduh.

"Iya aku tau. Tapi kau sudah berhasil menyelamatkan tabungan serta album foto keluarga. Dan sekarang kau tinggal dirumah aku." Ucap Dista memegang bahu Riri.

Tiba-tiba mobil mewah datang sehingga membuat semua orang menatap mobil itu hingga pengemudinya keluar menampilkan pria tampan dengan tatapan tajamnya, Riri yang melihat laki-laki itu hanya menangis. Dia adalah Artha.

Artha menghampiri Riri. "Riri akan tinggal bersama saya." Ucap Artha dingin.

"Emang kamu siapa dia?" Tanya pria paruh baya tetangga Riri.

"Iya kau siapa?" Tanya Dista menatap Artha, Dista kagum dengan laki-laki didepannya ini yang sangat keterlaluan tampan itu.

"Saya tunangannya." Ucap Artha mampu membuat Dista terkejut, begitu juga dengan Riri.

"Apa!!" Pekik Disata bersamaan dengan Riri.

"Kau serius?!" Tanya Dista yang tidak percaya.

Artha tidak menjawab melainkan menarik tangan kanan Riri dan memelihatkan jemari Riri dimata Dista yang tepasang cincin dijari manis Riri membuat Riri melotot begitu juga dengan Dista.

"Sekarang sudah tau kan, bahwa Riri tunangan saya." Ucap Artha menarik Riri mendekatnya dan langsung merengkuh pinggang Riri posesif.

"Riri akan tinggal bersama saya." Ucapnya lagi.

"Riri, sejak kapan kau tunangan. Kenapa aku tidak tau?" Tanya Dista menatap Riri dengan bingung.

Riri hanya diam karena dirinya juga tidak tau kenapa ada cincin dijari manisnya.

"Sejak lusa lalu." Jawab Artha menatap Dista tajam.

Artha memang sempat memasangkan cincin dijari manis Riri pada saat ingin pergi dari rumah Riri sebagai tanda kalau Riri tunangannya dan miliknya, dan itu multak tidak ada yang boleh memiliki atau menyentuh Riri selain dirinya saja.

"Nak Dista, lebih baik Riri tinggal bersama tunangannya, dia akan terjaga bersama tunangannya." Ucap pria paruh baya itu kepada Dista.

"Ya sudah lah. Kau tolong jaga Riri ya." Ucap Dista dan Artha hanya membalas dengan satu kali anggukan.

"Kalau begitu saya permisi." Ucap Artha lalu membawa Riri masuk kedalam mobil dan melaju.

Didalam mobil Riri hanya menangis karena rumahnya kebakaran, Artha tidak suka melihat gadisnya menangis hanya karena rumah itu, dia tidak mau gadisnya sakit gara-gara kebanyakan pikiran. Artha menghentikan mobilnya ditepi jalan.

"Sudah kamu tidak usah nangis, itu hanya rumah." Ucap Artha menatap Riri tajam dan Riri masih saja menangis dan semakin keras.

"Kamu bisa berhenti nangis tidak?! Aku tidak suka lihat kamu nangis!" Peringat Artha menahan emosi.

You're Mine, Riri [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang