You're Mine, Riri. bagian 27

34.9K 2.1K 22
                                    

Jacob tertawa senang karena sudah mendapatkan informasi mengenai gadisnya Artha yang tak lain adalah Riri dan informasi itu mengenai sahabat dekat Riri yang bernama Dista. Itu akan membantu untuk memancing Riri kedalam jebakannya melalui Dista dan saat itu juga Jacob akan membunuh Artha untuk membalaskan dendam atas kematian David.

"Sebenatar lagi aku akan membunuhmu, sialan!!" Ucap Jecob tertawa nyaring diruangannya.

"Aku tetap memeperingatkanmu Jeck, untuk tidak sampai membunuh orang lain yang tidak bersangkutan dengan kematian David." Pringatan Pristin selalu membuatnya jengah. Dirinya masih ingat itu.

"Sudah berapa kali aku bilang, aku masih mengingat itu pristin! Lebih kau berangkat kekuliahmu." Ucap Jacob jengah kepada adiknya itu.

"Mungkin saja kau lupa!" Ucap Pristin pergi meninggalkan Jacob.

Jacob memandang Adiknya yang berlalu dengan jengah, dia selalu saja membuatnya kesal.









***






"Apa dia selalu menyakiti orang saat mengambil alih tubuh Riri? Apa lebih dari menyakiti? Membunuh mungkin? Atau---"

"Ssuuuttt!! Tidak sayang, dia hanya melindungimu." Ucap Artha yang menghentikan ucapan Riri.

Riri sudah bangun satu jam yang lalu dan dirinya menjadi tenang, namun pikirannya masih terpenuhi dengan jiwa lainnya, Felly. Dan sekarang Artha dan Riri sudah ada diapart mereka dan berdiri dibalkon kamar mereka.

Riri menatap Artha sayu. "Lalu apa yang Riri lihat waktu Riri baru sadar langsung melihat tubuh Riri penuh darah seperti terluka, padahal Riri waktu itu tidak terluka, Riri seperti habis menyakiti orang atau bahkan lebih!... Apa waktu itu luka yang ada didada Artha itu adalah ulah Riri?" Tanya Riri masih dengan raut sayu.

"Tidak sayang, itu semua bukan kamu yang melakukanya, tapi Felly. Dia mencoba melindungimu dan luka yang kamu maksud juga bukan ulahmu." Ucap Artha mengusap kepala Riri lembut. "Jadi jangan dipikirkan lagi, aku tidak mau kamu sakit cuma kebanyakan pikiran."

Riri menatap manik Artha lalu mengangguk, Artha menarik Riri kedalam pelukannya dan sial, kenapa pusat tubuhnya selalu tegang kalau berpelukan dengan Riri membuatnyaa mengumpat berkali kali.

Sedangkan Riri merasakan tonjolan pada Artha yang menekan perutnya. Lalu Riri mendongak menatap Artha yang masih memejamkan matanya.

"Artha." Panggil Riri dan membuat Artha membuka matanya dan menunduk melihat Riri.

"Riri merasakan tonjolan yang menekan perut Riri, tonjolan apa itu?" Ucap Riri dengan polos yang memang tidak tau apa yang menekan perutnya itu.

Sialan' batin Artha.

"Menurut kamu?"

"Apanya? Tonjolan yang neken perut Riri? Riri memang tidak tau." Ucap Riri dengan mengerutkan dahinya.

Artha menghembuskan nafasnya kasar. "Baiklah, aku akan memberi tahumu." Ucap Artha, sedangkan Riri menatap Artha dengan tanda tanya.

"Bagian mana yang kau peluk dan ada didepan perutmu?"

"Pinggang." Ucap Riri polos.

"Lalu apa yang ada diantara kedua pangkal pahaku?"

Riri mengerutkan dahinya mencari jawaban Artha. Beberapa detik kemudian Riri membulatkan matanya lalu mendorong Artha hingga pelukannya terlepas. Artha hanya terkekeh melihat reaksi Riri yang menatapnya horor.

"Kenapa sayang? Kamu sudah mengetahuinya?"

"Dasar mesum."

"Aku cuma mesum sama kamu, sayang." Ucap Artha menyeringai membuat Riri was-was jika sudah melihat Artha seperti itu.

Hendak ingin berbalik dan kabur, tapi sayangnya Artha sudah berhasil menangkapnya dengan meraih pinggangnya hingga menubruk dada bidang Artha membuat Riri tegang karena kembali merasakan tonjolan Itu lagi dan kali ini lebih keras dari sebelumnya.

Selalu saja!' Batin Riri berteriak.

"A-apa yang Artha lakukan?" Tanya Riri dengan bodohnya mencoba melepaskan rangkulan Artha pada pinggangnya.

"Menurut Riri?"

"R-riri--eemmptt." Ucapan Riri yang gugup terpotong dengan ciuman Artha yang rakus itu pada bibirnya, mengkulum setiap cela bibirnya membuat Riri memebelakkan matanya dengan jantung yang berdetak kencang.

Artha terus mencium bibir manis Riri hingga menekan tengkuk Riri untuk memperdalam ciumannya. Artha belum merasakan balasan dari Riri langsung saja menggigit bibir atas Riri membuat Riri membuka mulutnya dan Artha langsung memasukkan lidahnya kedalam mulut Riri untuk menari disana.

Lama kelamaan Riri terbuai dengan ciuman Artha dan membalas ciuman Artha dengan kaku membuat Artha tersenyum dalam ciumannya dan semakin memperdalam ciumannya.

Artha mengangkat tubuh mungil Riri hingga terpaksa Riri harus melingkarkan kakinya dipinggang Artha dan mengkalungkan tangannya dileher Artha. Artha membawa Riri menuju ranjang dan membaringkan tubuh Riri dikasur embuknya dengan Artha yang menindihi tubuh Riri tanpa melepas ciumannya.

Ciuman Artha turun dileher jenjang Riri memberi lamutan disetiap inci leher Riri membuat Riri memejamkan matanya merasakan sensi kedua kalinya yang didapatkan dari Artha. Artha sekaligus menggigit leher Riri membuat Riri menutup matanya rapat-rapat, akibat gigitan dan hisapan Artha membuat leher Riri menjadi ada tanda merah kebiruan.

Riri menjauhkan Artha dari lehernya dan menatap Artha, sedangkan Artha menatap Riri dengan tanda tanya yang matanya sudah ditutupi gairah namun masih dia tahan.

"Ada apa sayang?"

"Em.. Riri lapar." Ucap Riri polos menatap Artha.

Artha mengangkat sebelah alisnya sekejap lalu terkekeh memberi kecupan sekilas dibibir Riri sebelum Artha kembali menggendong Riri membuat Riri harus lagi melingkarkan kakinya dipinggang Artha.

Artha membawa Riri menuju dapur dan menudukan Riri dikursi meja makan dengan perlahan.

"Tunggu disini aku akan membuatkanmu makanan." Ucap Artha lembut sambil mengusap kepala Riri lembut layaknya anak kecil.

Riri hanya mengangguk patu lalu berkata. "But don't eat vegetables, please just once!" Ucap Riri berbinar, membuat Artha menatapnya dengan tajam.

"No babe, You have to eat vegetables because they are healthy for you."

Riri mendengus. "Riri is not an animal who is told to eat leaves every day, human Riri! please just this once Riri doesn't eat leaves!"

Artha menatap Riri yang melihatnya dengan tatapan memohon membuatnya gemas sendiri.

"What's the payoff if I don't feed you vegetables?" Ucap Artha menyeringai membuat Riri menatap Artha horor.

Dirinya tidak suka makan makan sayur dan meminta Artha untuk tidak memberikan makan sayuran yang katanya dirinya seolah hewan yang diberi makan daun, Riri bukan hewan. Tapi Riri diberi pilihan yang membuatnya tegang, Antara mau makan sayur atau tidak makan sayur tapi Artha harus mendapatkan imbalan sebagai gantinya. Hal itu yang membuat Riri kesal sendiri.

"Kalau tidak ada imbalan?"

"Tentu aku akan memberimu makan sayuran."

Riri hanya mendengus kesal mendengar jawaban Artha dan menatap Artha sinis.

"Okay, the payoff is up to Artha."

Artha menyeringai mendengar putusan Riri. "Deal."



To be continued...

I'am Sorry, ceritanya pendek karena aku masih sangat sibuk dan ini aku sempatin buat nulis.

Next Chapter?

You're Mine, Riri [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang