You're Mine, Riri. bagian 22

35.9K 2.5K 26
                                    

Riri mengerjakan soal yang diberikan oleh Raga, Riri hanya mendengus kesal karena Raga memberi soal yang sulit dan tidak mengajarinya walau sudah dijelaskankan. Raga sendiri malah enakan berduaan dengan Sheryl. Kan jadi obat nyamuk.

"Kak jangan pacaran terus! Soal ini Riri tidak tau, sini ajarin! Dan Riri jangan dijadikan obat nyamuk. Tau kalau gini Riri diapartnya Artha saja." Kesal Riri menatap Raga.

Raga dan Sheryl menatap Riri berkedip lalu Sheryl tertawa.

"Kan tadi sudah diajarin, kamu tidak dengerkan?" ucap Raga menatap Riri kesal karena mengganggu kesenangannya.

"Sudah dengerin Kak, tapi masih bingung! Cepetan sini ajarin!"

Raga menghembuskan nafasnya kasar lalu duduk dilantai samping Riri.

"Mana?"

Riri memberikan bukunya dan menunjukkan soal nomor 4 yang sangat sulit, menurutnya.

"Ini tadi kan Kakak sudah ajarin."

"Iya sudah, tapi Riri lupa perhitungannya bagaimana."

"Otak kamu lemot banget sih!" Ucap Raga kesal dengan Riri.

Riri melotot. "Kok Kakak bilang begitu lagi sih! Otak Riri itu tidak lemot, cuma lambat."

"Sama aja Riri!" Kesal Raga. Sheryl hanya tertawa melihat keduanya.

"Beda Kak, beda tulisannya."

"Jika bukan Adik iparku, kamu sudah aku cekek." Ucap Raga ketus dan gemas sendiri.

"Eh, jangan nanti Artha, Kak Raga sama Mama Tasya rindu Riri kalau Riri mati, kecuali Papa Axel." Ucap Riri berbisik saat menyebut nama Axel.

Raga mengangkat alisnya sebelah. "Kenapa Papa?"

"Papa Axel itu serem tau Kak, Artha saja kalah. Lebih sereman Papa Axel dari pada singa ngamuk." Bisik Riri berdegik ngeri bila membayangkan Axel marah.

"Ooo, Kakak bilangin Papa ya? Kalau Riri samain Papa sama singa." Ucap Raga menggoda Riri.

Riri melotot mendengar ucapan Raga. "Eh jangan! Kalau Kakak bilang sama Papa Axel, nanti Riri tendang Kakak sampai menara apel!" Ancam Riri menatap tajam Raga, namun bagi Raga itu sangatlah imut.

"Eiffel Riri." Ralat Raga.

"Iya menara apel." Ulang Riri, tapi tetap saja salah mengucapkan.

Raga menghembuskan nafasnya. "Memang kuat?"

Riri menggeleng-geleng polos. "Pokoknya jangan."

Sheryl yang melihat interaksi kakak adik itu hanya terkekeh.

"Sudahin belajarnya, Kakak akan antar kamu kerumah Papa sama Mama. Ini sudah malam" ucap Raga menutup semua buku-buku Riri.

"Kok sudah sih Kak! Kan belum selesai." Ucap Riri melihat buku-bukunya dibereskan oleh Raga.

"Sudah malam Riri, Kakak juga mau berduaan sama Kak Sheryl, mau bikinin keponakan buat Riri." Ucap Raga diakhiri bisikan ditelinga Riri membuat Riri membelakkan matanya.

"Kakak mau bik--emmpt!" Belum sempat Riri menyelesaikan ucapannya, mulutnya sudah dibungkam oleh Raga. Sheryl hanya mengerutkan dahinya melihat keduanya.

"Diam Riri!"

Riri hanya mengangguk membuat Raga melepaskan bekapannya dari mulut Riri.

"Riri nanti bilang sama Mama kalau Kak Raga itu aneh-aneh sama Kak Sheryl, biar Kak Raga dipukul." Ancam Riri berbisik ditelinga Raga.

You're Mine, Riri [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang