You're Mine, Riri. bagian 12

56.7K 3.1K 77
                                    

Setalah Riri menangis terus menerus karena rumahnya dibakar Artha dan dia juga tidak sengaja memukul luka yang dihasilkan dari dirinya yang lain. Riri menangis antara marah dan juga rasa bersalah, sedangkan Artha memeluk gadis kecilnya yang tampak menggemaskan itu untuk menenangkannya.

Harusnya gadis kecilnya itu menusuknya dengan pisau karena sudah membakar rumah peninggalan Mama Papa gadisnya, pikir Artha. Namun Artha tau Riri tidak akan melakukan itu karena dia terlalu lembut hingga membuat orang terpikat padanya terutama kaum Adam, Artha mengeraskan rahangnya mengetahui kalau banyak laki-laki yang menyukai gadis kecilnya dan itu tidak akan dibiarkan olehnya, Riri hanya miliknya.

Berbeda dengan diri lain dari Riri, yaitu Felly yang memiliki sifat jauh berbeda dengan dirinya aslinya, sangat agresif dan arogant. Itu membuat Artha semakin menyayangi gadis kecilnya yang keras kepala itu.

Riri menangis hingga tertidur pulas layaknya bayi meringkuk karena kelelahan menangis sampai matanya bengkak, Artha terkekeh kecil melihat gadis kecilnya ini, Artha memberikan kecupan bertubi-tubi diwajah cute gadisnya hingga membuat Riri terusik dan menggerang kesal dan lagi-lagi Artha terkekeh.

"Sayang, bangun." Bisik Artha ditelinga Riri, tapi Riri tetap tidur tanpa terusik dari bisikan Artha.

Melihat gadisnya yang tidak terganggu membuatnya menyeringai, harus bisa membangunkan gadisnya dengan cara kejam rupanya.

"Aakkh! Sakit!!" Pekik Riri merasakan hidung mungilnya digigit dengan kuat langsung membuka matanya dan memegangi hidungnya.

"Sakit Tha!"

Artha tersenyum puas melihat gadisnya yang sudah bangun. "Bangun babe. Sudah siang"

"Masih ngantuk!" Rengek Riri kembali memejamkan matanya.

"Bangun atau kamu akan aku--" Ucapan Artha terpotong karena Riri langsung bangun jika mendengar Artha akan mengucapkan kata sakral itu.

"Iya iya Riri sudah bangun!" Potong Riri dengan malas langsung duduk namun matanya masih terpejam.

"Riri!" Tekan Artha yang melihat gadisnya masih memejamkan Artha. Jujur saja Artha tidak tega membangunkan gadisnya saat ini, namun bagaimana lagi dia harus mengajak Riri untuk memebeli keperluan sekolah Riri dan baju-baju Riri yang terbakar akibat ulahnya.

"Iya, Riri sudah bangun!" Ucap Riri membuka matanya setengah. Riri membuka mulutnya lebar menguap karena masih ngantuk dan dengan cepat Artha menutup mulut Riri dengan telapak besar tangannya.

"Riri masih ngantuk Tha!" Rengek Riri manja.

"Nanti dilanjutin lagi. Ini sudah siang, kita harus mencari keperluanmu sekolah dan juga bajumu."

"Memang ulah siapa yang membuat rumah dan isinya hangus kebakar?"

"Sudah cepet mandi atau aku--"

"Iya iya Riri mandi!" Ucap Riri malas dan langsung beranjak dari ranjang dan berjalan memasuki kamar mandi, tapi Riri kembali memejamkan matanya dan...

Duk!

Riri menabrak dinding hingga terjatuh memekik kesakitan memegangi dahinya yang baru saja mencium dinding, Artha yang melihat itu panik langsung menghampiri Riri dan membantu Riri bangun.

"Sakit!!" Rengek Riri memegangi keningnya.

"Makanya kalau jalan buka mata kamu, Riri!" Tegur Artha tajam sambil mengusap kening Riri dengan lembut.

"Riri masih ngantuk! Kenapa Riri dimarahin terus sih."

Artha menghembuskan nafasnya kasar lalu memberi kecupan dikening Riri yang habis kepentok itu. Jantung Riri bepacu cepat melihat sikap lembut Artha.

You're Mine, Riri [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang