Extra Part

46.1K 2K 34
                                    

"RIRI!!" Bentak Artha saat melihat istrinya sedang menonton film yang bertepatan saat film itu menampilkan pria bertelanjang dada dengan otot-otot yang terbentuk membuat Riri melongo dan itu ketahuan oleh Artha yang baru saja pulang dari kantor.

Riri tersingkap mendengar bentakan Artha lalu mematikan televisinya dengan cepat dan berdiri lalu menatap Artha dengan senyum bodohnya.

"Eh, Artha sudah pulang." Ucap Riri menghampiri suaminya langsung mengambil tas kerja Artha lalu memeluknya.

"Kenapa kamu melihat pria itu dengan wajah mesummu Riri?! Kamu mau hakuman, heh?!" Tajam Artha membuat Riri menelan ludahnya kasar.

"Aku tidak lihat kok. Beneran deh. Coba kamu tanya Arthur kalau tidak percaya. Ya kan Arthur, Mama tidak lihat kan?" Ucap Riri kikuk dan menatap Arthur yang berumur 14 tahun duduk disofa sambil bermain ponsel.

Arthur menatap Riri yang namanya disebut. Artha juga menatap Arthur.

"Mama lihat dengan binar. Kenapa Mama bohong?" Ucap Arthur datar dan jujur membuat Riri mendelik, sedangkan Artha mengeraskan rahangnya.

"Riri!" Gumam Artha tajam sambil memeluk pinggang Riri kuat membuat Riri yang tadinya memelototi Arthur kini menatap Artha takut.

"Kamu harus aku hukum Riri!" Tekan Artha membuat Riri tercekat.

"Tidak bisa, Mama akan temani Arthur menjenguk Nenek." Ucap Arthur menyaut langsung berdiri.

Mendengar itu Riri langsung tersenyum lega, untung putranya pengertian.

Artha menatap tajam putranya. "Tidak bisa, Mama akan tetap dirumah bersama papa!"

"Memangnya Papa bisa apa kalau Nenek sendiri yang meminta?" Tanya Arthur membuat Artha bungkam.

Tasya tidak suka bantahan, Artha tau itu. Sepertinya hukuman Riri harus ditunda dulu—beberapa jam.

"Iya, lebih baik hukumannya tidak jadi saja. Kan aku sama Arthur disuruh menginap disana 3 hari disana." Ucap Riri tersenyum membuat Artha menatapnya tajam.

"Kalau begitu hukumanmu disana saja." Ucap Artha menyeringai.

Riri membeku lalu menatap Arthur lagi.

"Arthur tidak bisa tolong Mama lagi, siapa suruh Mama lihat pria telanjang dada dengan wajah mesum." Ucap Arthur mengedikkan bahu nya acuh membuat Riri melongos.

Artha menyeringai. "Kamu tidak akan bisa lari dari hukuman, Riri."






***






"Oh cucu Nenek, Nenek kangen banget sama kamu." Ucap Tasya yang sudah mulai berkeriput memeluk Arthur dengan kerinduan.

"Arthur juga rindu Nenek." Ucap Arthur memeberikan kecupan dipipi Tasya lalu melepaskan pelukannya.

Tasya tersenyum hangat dan mengusap kepala Arthur. "Kamu semakin bertambah besar saja dan tampan. Padahal seingat Nenek kamu masih sangat kecil."

"Memang Arthur harus jadi anak kecil terus?" Tanya Arthur membuat Tasya terkekeh.

"Tidak perlu, kamu pasti sudah mendapatkan kekasih, huh? Kau saja sudah sangat tampan." Goda Tasya mencoel dagu Arthur.

"Kekasih apanya Nek? Umur Arthur masih 14 tahun." Ucap Arthur datar.

Tasya memang tau sifat Arthur menurun pada bapaknya.

"Lalu kenapa? Nenek saja umur 12 tahun sudah memiliki kekasih." Ucap Tasya membuat Axel yang mendengar itu menatap Tasya tajam.

You're Mine, Riri [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang