27) Tetap Milikku

8.7K 1.1K 861
                                    

Halo gaes???
Jan lupa ramein yak ngehehehe

-oOo-


Lee Jieun benar-benar serius dengan apa yang ia katakan. Perempuan itu benar-benar menunggu Jungkook keluar dari ruangannya. Ia tidak lagi menunggu di ruang tunggu VIP, tetapi menunggu di kursi tunggu umum agar bisa melihat Jungkook jika pria keluar. Tadi Jieun sempat bertanya pada Jung Ah, kapan Jungkook biasa keluar dari ruangannya. Jung Ah bilang kalau tidak sibuk Jungkook biasanya keluar saat jam makan siang.

Benar apa yang Jung Ah katakan. Tidak lama kemudian, Jungkook benar-benar keluar dari ruangannya dan turun ke lantai bawah. Suasana lobi sedikit heboh saat Jungkook berada di sana. Para pegawai yang biasanya berlalu lalang langsung berhenti dan membungkuk hormat pada Jungkook. Tidak jarang juga beberapa pegawai menyapa Jungkook. Jungkook membalas sapaan mereka dan menebarkan senyuman manisnya. Sepertinya pemilik Big J Group tengah berbahagia saat ini.

"JUNGKOOK!" teriak Jieun sembari berlari mendekati Jungkook.

Jungkook menoleh dan sangat terkejut saat melihat yang memanggilnya adalah Jieun. Jun yang berdiri di sebelah Jungkook hanya bisa menatap Lee Jieun dengan pandangan tidak suka. Saat Jieun mendekat pada Jungkook, Jun langsung berdiri di depan Jungkook menghalagi Jieun yang ingin mendekati Jungkook.

"Bukankah saya menyuruh anda pulang? Kenapa anda masih ada disini?" tanya Jun dengan aura mengintimidasinya.

"Aku harus bicara dengan Jungkook!" bentak Jieun. Perempuan ini kesal bukan main pada sosok sekretaris Jungkook ini.

"Tuan muda sedang sibuk, Anda tidak bisa bicara dengannya."

"Sudah, Jun. Biarkan dia bicara padaku." sahut Jungkook dengan datar.

Jun berpindah dari posisinya dan membungkuk sekilas pada Jungkook. "Baik, Tuan Muda."

Jungkook menatap Jieun dengan tatapan sulit diartikan, namun detik berikutnya ia mengkondisikan tatapannya.

"Kita bicara di ruanganku!" titah laki-laki itu, kemudian berbalik dan berjalan menuju ruangannya. Jun dan Jieun hanya mengekori di belakang.

-oOo-

"Bibi bilang Tuan Jungkook akan datang? Kenapa sampai sekarang belum datang juga?" tanya Eunha pada Bibi Kim.

"Mungkin sebentar lagi, Nyonya Muda."

Eunha menghela napas, ia menatap deretan makanan di depannya dengan beberapa kali meneguk liurnya sendiri. Sebenarnya Eunha sudah lapar sekali, tapi ia masih menunggu kedatangan Jungkook yang Bibi Kim bilang akan makan siang disini. Tapi sudah hampir satu jam menunggu, si Tuan Muda itu belum terlihat batang hidungnya.

"Kalau anda sudah lapar, anda makan duluan saja, Nyonya. Saya yakin Tuan Muda akan mengerti," ucap Bibi Kim yang dari tadi menyimak gerak-gerik Eunha.

Eunha menggeleng sembari tersenyum. "Tidak apa-apa, Bibi Kim. Aku akan menunggu saja."

"Saya akan menghubungi Sekretaris Jun," ujar Bibi Kim memberi inisiatif. Ia merasa tidak enak melihat Eunha menunggu terlalu lama.

Bibi Kim langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Jun. Tidak butuh waktu yanh lama, Jun mengangkat panggilannya.

"Halo, Bibi Kim ... ada apa?"

"Maaf, Sekretaris Jun. Saya ingin bertanya, apa Tuan Muda jadi makan siang di rumah? Nyonya Mudah sudah menunggu dari tadi."

"Sampaikan pada Nyonya Muda, kalau ia boleh makan sendiri. Tuan Muda tidak jadi makan siang di rumah hari ini. Ada urusan penting yang harus diselesaikan."

Surrogate WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang