Hari ini hari pernikahan Jeon Jungkook dan Jung Eunha digelar. Tidak banyak yang datang, hanya kolega bisnis Jungkook, para petinggi perusahaan Big J group beserta keluarga Lee kecuali Jieun. Pernikahan ini digelar agak tertutup tanpa media masa. Eunha tidak mengundang teman-temannya karena ia tidak mau teman-temannya tahu kalau Eunha menikahi pemilik Big J Group. Apa lagi ia hanya sebatas istri pengganti yang sementara.
Eunha bisa merasa sedikit lega saat acara itu berakhir, setidaknya ia bisa berhenti pura-pura tersenyum di depan tamu-tamu Jungkook. Mulai malam ini juga, ia akan tinggal di rumah Jungkook. Eunha tidak perlu repot-repot membawa barang-barangnya lagi. Yang ia dengar dari Jun, beberapa barang pentingnya sudah dipindahkan ke rumah Jungkook dan di sana juga sudah disediakan pakaian baru untuk Eunha.
Mobil yang ditugaskan menjemput Eunha sudah terparkir dengan apik di depan gedung resepsi. Supir yang ditunjuk oleh Jun langsung, menyambut Nyonya Muda Jeon itu dan mempersilakannya masuk ke dalam mobil. Jungkook sendiri menaiki mobil yang lain, karena ada hal yang harus ia urus bersama Jun.
Eunha menatap gerbang besar milik rumah Jungkook dengan takjub. Seperti gerbang istana yang Eunha nonton di film-film. Saat memasuki pekarangannya Eunha lagi-lagi dibuat takjub. Ini terlalu luas untuk sekadar pekarangan. Saking luasnya Eunha yakin bisa bermain golf disini.Jarak dari gerbang dan rumah utama sepertinya cukup jauh, jika jalan kaki mungkin Eunha akan lelah duluan.
Mobil mewah itu berhenti tepat di depan pintu utama rumah Jungkook. Entah yang keberapakalinya Eunha merasa takjub dengan rumah Jungkook. Semuanya terlihat seperti di negeri dongeng. Eunha bahkan tidak pernah melihat tempat seperti itu dalam kehidupan nyatanya. Saat Eunha turun dari mobil, pintu utama langsung terbuka membuat gadis itu sedikit terkejut.
"Astagah! Bikin kaget saja."
Eunha lebih terkejut saat menatap ke depan, ada banyak orang yang berbaris dengan rapih. Mereka adalah para pelayan di rumah Jungkook. Mereka menyambut kedatangan Eunha atas perintah dari Jun.
"Selamat datang, Nyonya Muda," ucap seorang wanita paruh baya dengan senyum teduhnya sambil membungkuk, memberi hormat pada Eunha.
Eunha reflek ikut membungkuk dengan kikuk, ia merasa tidak enak karena orang yang lebih tua darinya membungkuk duluan.
"Saya kepala pelayan di rumah Tuan Muda, Anda bisa memanggil saya Bibi Kim," kata Bibi Kim dengan pembawaannya yang lembut.
Eunha tersenyum dan berkata, "Baik, Bibi Kim."
"Mari, Nyonya, saya akan mengantar Anda ke kamar Tuan Muda."
Eunha mengikuti Bibi Kim yang berjalan lebih dulu di depannya. Kepala pelayan itu membawa Eunha ke lantai dua rumah ini dan menunjukkan kamar utama yang merupakan kamar Jungkook.
"Silakan masuk, Nyonya," kata Bibi Kim sambil membuka pintu kamar itu.
"Anda bisa istirahat, saya akan kembali saat jam makan malam untuk membangunkan Anda."
"Iya. Terima kasih banyak, Bibi Kim."
"Tidak masalah, ini sudah menjadi tugas saya. Kalau begitu saya pamit dulu, Nyonya."
Setelah kepergian Bibi Kim, Eunha menutup pintu kamar barunya ini. Kamar ini terlalu luas, mungkin setara dengan luas keseluruhan kedai milik Eunha. Ada dua pintu lainnya selain pintu keluar. Eunha memeriksa pintu itu satu-persatu. Pintu pertama ia melihat kamar mandi milik Jungkook yang luas.
"Kamar mandinya sama luasnya dengan kamarku," gumam Eunha takjub.
Setelah puas mengamati kamar mandi, Eunha beralih memeriksa pintu yang satunya. Ternyata itu pintu yang menghubungkan kamar dengan ruang ganti. Eunha memasuki ruang ganti itu dan mengamati isinya. Di sana sudah ada banyak pakaian wanita yang seukuran tubuhnya. Eunha melihat-lihat pakaian itu dengan berdecak kagum. Dari modelnya saja Eunha bisa menebak harga pakaian itu tidak murah. Dan Jungkook memberinya semua dengan percuma. Sekaya apa laki-laki itu?
Eunha juga melihat pakaian dalam untuknya yang sudah tertata rapi dan di sampingnya ada pakaian dalam milik Jungkook. Melihat pakaian dalam Jungkook membuat pipi Eunha merona seketika.
"Astagah besar sekali."
Setelah puas mengamati isi ruangan itu, Eunha memutuskan untuk keluar. Sebelumnya ia memilih pakaian yang ingin ia gunakan, karena ia ingin mandi sebelum beristirahat.
...
Rasanya belum lama Eunha tidur, sudah ada suara ketukan terdengar di pintu kamar. Itu membuat Eunha dengan sangat terpaksa membuka matanya.
"Nyonya Muda?"
"Iya, Bibi Kim. Tunggu sebentar," teriak Eunha sambil berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih tercecer. Gadis itu menguap beberapa kali sambil mengucek matanya.
Dengan wajah khas bangun tidurnya, Eunha bergegas membukakan pintu.
"Ada apa, Bibi Kim? Apa sudah waktunya makan malam?" tanya Eunha ketika membuka pintu kamar.
"Belum, Nyonya. Tapi saya ingin memberitahu kalau Tuan Muda sudah dalam perjalanan pulang. Sebaiknya Anda ikut menyambut kedatangannya."
Alis Eunha langsung bertaut, "Kenapa begitu?" tanyanya.
"Bukankah dalam perjanjian dituliskan jika Anda harus melayani Tuan Muda? Anda harus melakukan ini."
Eunha menghela napas, "Baiklah, tunggu sebentar," ucap Eunha kemudian kembali masuk ke dalam kamar.
Ia merapikan kasur yang sempat berantakan setelah ia tiduri. Setelahnya ia keluar dari kamar dan mengikuti Bibi Kim untuk menyambut kedatangan suaminya. Eunha mengikuti Bibi Kim dengan ikut berbaris rapih bersama pelayan yang lain, walau dalam hati Eunha menggerutu.
"Apa ini? Seperti menyambut raja saja!"
Tidak butuh waktu lama, mobil yang membawa Jungkook sudah sampai dan berhenti tepat di depan pintu masuk rumah yang sudah terbuka.
Terlihat Jun turun lebih dulu, kemudian membukakan Jungkook pintu dan mempersilakan Tuan Muda itu turun.
Semua pelayan sontak membungkuk termasuk Bibi Kim. Eunha terkejut melihat mereka, dengan bingung dan kikuk ia melakukan hal yang sama dengan para pelayan.
Jungkook bisa menangkap keberadaan Eunha yang berdiri di dekat Bibi Kim dengan membungkuk. Hal itu sempat membuat Jungkook ingin tertawa, apa lagi ia melihat Eunha yang sempat kebingungan.
"Hei, Bayi Beruang!" panggil Jungkook.
Eunha reflek mendongak, ia tau panggilan itu ditujukan padanya. Ia masih ingat Jungkook menyebutnya dengan bayi beruang.
"Apa kau pelayan? Kenapa membungkuk seperti itu? Tegakkan badanmu!" perintah Jungkook.
Eunha menurut tanpa bantahan, ia langsung berdiri tegak. Jungkook bisa melihat dengan jelas wajah tegang gadis itu.
"Jun, hari ini cukup sampai disini. Kau boleh pulang dan beristirahat," ucap Jungkook pada Jun yang setia berdiri di sebelahnya.
"Terima kasih, Tuan Muda. Kalau begitu saya akan pulang ke rumah," balas Jun kemudian undur diri dari sana.
"Kau!" kata Jungkook sambil menunjuk Eunha, "Ikut aku!" perintahnya.
"B–baik."
Jungkook berjalan melewati barisan pelayan diikuti Eunha dibelakangnya. Tujuan Jungkook kali ini kamar tidurnya. Ia mau mandi, ganti baju dan istirahat sedikit sebelum jam makan malam.
"Hei, kau!" panggil Jungkook pada Eunha.
"Y-ya, Tuan?" jawab Eunha sembari menahan rasa takutnya. Eunha selalu merasa ketakutan dan gugup saat berhadapan dengan Jungkook.
"Aku haus, ambilkan aku air minum!" perintah Jungkook sambil duduk di sofa yang ada di kamar mereka.
Eunha menurut, ia berjalan ke arah nakas di dekat ranjang dan menuangkan air minum untuk Jungkook.
"Ini, Tuan."
Jungkook mengambil gelas itu dan meminum airnya hingga tandas. Ia kemudian menyerahkan gelas itu kembali pada Eunha. Eunha menurut tanpa kata-kata dan menyimpan kembali gelas kosong itu ke tempatnya semula.
"Mana sandalku?" tanya Jungkook.
Eunha memutar matanya menatap sekeliling kamar mencari keberadaan sandal dari Tuan Muda ini. Ternyata sandal itu ada di dekat sofa tempat Jungkook duduk. Dan laki-laki itu bertingkah seolah tidak melihat sandal itu di sana. Eunha mencoba bersabar, dengan sedikit tidak ikhlas ia mengambil sandal itu dan meletakkannya di bawah kaki Jungkook.
"Buka sepatuku!" perintah Jungkook lagi.
Eunha mengangguk dan membuka sepatu Jungkook dengan hati-hati, walau dalam hati ia mengumpati laki-laki ini. Kalau tidak ingat jasa keluarga Lee rasanya Eunha ingin memukul kepala pria congkak ini.
"Aku mau mandi. Kau sudah siapkan airnya?" tanya Jungkook pada Eunha yang masih membuka kaus kaki Jungkook.
"Belum."
"Cepat siapkan sana!"
"I–iya, Tuan."
Eunha segera menyimpan sepasang sepatu Jungkook dan bergegas ke kamar mandi. Dalam kamar mandi Eunha mencoba menarik napas beberapa kali untuk meredam amarahnya.
"Benar-benar gila! Dia menyuruhku mengambil sandal yang jelas-jelas berada di dekatnya. Huh ... kau harus tahan, Eunha. Ingat ini hanya sementara!"######
Bjir, eunha dijadiin babu sama Jungkook😂😂
Kalo kalian jadi eunha, appaga kalian juga kesel??
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrogate Wife
Fanfiction[END] Jung Eunha rela menjadi istri pengganti untuk Jungkook sebagai balas budi untuk keluarga Lee yang sudah merawatnya dari kecil. Bagaimana Eunha menghadapi suaminya yang memiliki perilaku luar biasa menyebalkan? Mampukah Eunha menahan dirinya a...