Hari kerja bakti seluruh pegawai akhirnya sampai juga. Pagi-pagi sekali Jungkook sudah berangkat ke kantor. Ia tidak menggunakan jas formal melainkan baju training kantor karena Jungkook terjun langsung dalam kegiatan amal itu.
"Eunha, kau tidak ikut dengan Jungkook?" tanya Yuna yang melihat Eunha tengah asik bersantai di depan tv sambil memakan semangka.
"Awalnya aku ingin ikut, tapi dia melarangku. Katanya aku tidak boleh kelelahan," jawab Eunha.
"Dasar posesif!" cibir Yuna. "Oh ya, bagaimana kalau hari ini kita ke salon?" ajak Yuna pada Eunha. Awalnya tadi ia ingin pergi ke salon, tapi saat melihat Eunha Yuna jadi kepikiran mengajak Eunha juga agar tidak bosan selama di salon.
"Salon? Untuk apa ke sana?"
"Tentu saja untuk mempercantik diri. Besok adalah acara pameran itu. Kau harus tampil secantik mungkin!"
"Memangnya aku boleh ikut?" tanya Eunha lagi. Setau Eunha saat ini Jungkook tidak mengizinkannya ke mana-mana.
"Tentu saja! Kau harus, karena besok adalah acara yang sangat penting. Jungkook pasti mengajakmu. Ayo kita ke salon, Eunhaaaaa ...."
"Itu hanya acara pameran seni, kenapa harus ke salon lagi?" Sejujurnya Eunha malas sekali ke tempat yang namanya salon. Selain membosankan, Eunha juga tidak terlalu suka berpenampilan yang mencolok.
"Astagah ...." Yuna menepuk kepalanya sendiri karena gemas pada Eunha. "Dengar ya, selain pameran seni. Di sana juga ada pameran harta, penampilan, dan kecantikan."
"Apa maksudnya itu?"
"Nanti kau lihat sendiri. Pokoknya kita ke salon sekarang!"
"Tapi, Yuna ...."
"Kau tidak mau suamimu digoda perempuan lain, kan?"
"Digoda?"
"Asal kau tahu saja, Eunha ... Jungkook itu rebutan semua perempuan konglomerat di negeri ini. Selain karena hartanya yang melimpah itu, dia juga tampan. Meski sudah menikah mereka tidak akan mempedulikannya dan tetap menggoda Jungkook."
Eunha jadi merinding mendengar penjelasan Yuna. Ia jadi takut sendiri kalau melihat Jungkook tergoda dengan perempuan-perempuan kaya itu.
"Pokoknya kau harus tampil secantik mungkin agar mereka segan padamu dan tidak berani menggoda Jungkook."
"Ya sudah, ayo kita ke salon sekarang!"
"Nah, begitu dong! Ayo kita ke salon!"
"Tunggu, aku izin dulu pada Jungkook." Eunha mengeluarkan ponselnya hendak menghubungi Jungkook.
Yuna langsung menahannya. "Tidak usah. Biar jadi kejutan untuknya. Ayo!"
Mau tidak mau Eunha menurut saja pada Yuna.
Tidak terasa hari semakin gelap, beberapa karyawan Jungkook banyak yang sudah pulang. Tetapi Jungkook masih berada di lokasi kerja bakti untuk memastikan semuanya berjalan lancar sesuai keinginannya. Meskipun memiliki jabatan nomor satu di Big J Group, Jungkook tidak pernah semena-mena. Ia selalu datang pagi dan pulang paling terakhir jika ada acara seperti ini. Maka dari itu orang-orang menganggap Jungkook adalah pemimpin yang sangat bertanggungjawab dan kompeten dalam pekerjaan.
Jungkook seperti itu karena ingin memberikan contoh pada karyawannya untuk tepat waktu dan bekerja keras. Jungkook benci orang yang bermalas-malasan dan menyepelekan pekerjaannya. Setiap tahun atas keinginan Jungkook, Big J Group selalu melakukan evaluasi pada karyawannya, jika karyawannya kompeten dan giat bekerja, Jungkook tidak ragu menaikkan jabatan atau gajinya. Sebaliknya, jika karyawannya kualitas kinerjanya menurun, Jungkook tidak segan memecatnya. Benar-benar atasan berdedikasi tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrogate Wife
Fanfiction[END] Jung Eunha rela menjadi istri pengganti untuk Jungkook sebagai balas budi untuk keluarga Lee yang sudah merawatnya dari kecil. Bagaimana Eunha menghadapi suaminya yang memiliki perilaku luar biasa menyebalkan? Mampukah Eunha menahan dirinya a...