Kabar kehamilan Eunha membuat seisi rumah bersuka cita. Jungkook juga merasa sangat bahagia, terlihat dari wajahnya yang lebih cerah dari biasanya. Hal itu juga membuat Bibi Kim merasa senang, sepuluh hari belakangan ini melihat Tuan Mudanya sedih membuat Bibi Kim juga ikut bersedih. Ia bersyukur Eunha ditemukan dan juga membawa kabar baik untuk semua orang.
"Selamat, anda akan menjadi seorang ayah, Tuan Muda," ucap Bibi Kim saat meletakkan segelas kopi di depan Jungkook. Ia juga meletakkan segelas susu kehamilan untuk Eunha yang duduk di sebelah Jungkook.
Jungkook tersenyum lebar menatap Bibi Kim. "Terima kasih, Bibi Kim. Oh ya, jangan panggil aku Tuan Muda lagi ...." Jungkook kemudian memegang perut Eunha yang masih rata. "Karena disini akan ada Tuan Muda yang baru," ucapnya.
Eunha tertawa kecil kemudian ikut memegang tangan Jungkook di perutnya.
"Baiklah, Tuan, Nyonya ... sekali lagi saya ucapkan selamat."
"Terima kasih, Bibi Kim," balasEunha.
"Selamat ya, Kak Jungkook, Kak Eunha. Wah ... aku akan menjadi seorang paman!" ucap Soobin yang duduk di hadapan mereka.
Eunha tertawa menanggapinya, sedangkan Jungkook hanya tersenyum.
"Aku harap bayinya mewarisi sifat ibunya. Bukan ayahnya yang galak itu!" celetuk Yuna dan mendapatkan tatapan datar dari Jungkook.
"Lihatlah, cara memandangnya saja sudah galak. Eunha, tolong beritahu ponakanku untuk tidak meniru ayahnya ini," ucap Yuna pada Eunha.
Sedangkan Eunha lagi-lagi hanya tertawa. Suasana sarapan kali ini jauh lebih hangat dari pada sebelum-sebelumnya.
"Oh ya, Jungkook. Ibu menghubungiku dan ia bertanya, kapan dia bisa pulang? dia berjanji tidak akan mencampuri urusan perusahaan lagi," kata Yuna pada Jungkook.
Jungkook tampak berpikir sejenak. "Baiklah, aku akan menyuruh Jun untuk menyiapkan kepulangannya."
Selesai sarapan, Jungkook pergi ke kantor sedangkan Eunha hanya di rumah saja. Mungkin ia akan ke kedai siang nanti. Jungkook sebenarnya melarang Eunha ke kedainya, cuma Eunha bilang ia ingin bertemu dengan karyawannya dan juga ingin memeriksa kondisi kedainya setelah ia tinggalkan berhari-hari. Jungkook akhirnya mengizinkan tapi dengan syarat Eunha harus dijemput oleh Kyulkyung.
"Saya dengar dari Bibi Kim kalau Nyonya Muda hamil. Selamat, Tuan Muda. Anda akan menjadi seorang ayah," ucap Jun pada Jungkook saat Jungkook baru sampai di ruangannya. Kali ini Jun tidak menjemput Jungkook seperti biasa. Tuan Mudanya itu sendiri yang bilang, kalau hari ini ia berangkat bersama supirnya saja.
"Terima kasih, Jun," ucap Jungkook dengan senyum tipisnya. Ia hari ini tidak seperti yang kemarin-kemarin. Saat Eunha menghilang yang terlihat di wajah Jungkook hanyalah guratan kemarahan. Ia menjadi galak dan sensitif hingga membuat beberapa karyawan menjadi takut pada Jungkook. Beruntung sekarang Jungkook sudah kembali menjadi atasan yang baik dan tetap berwibawa.
"Oh ya, ada sesuatu yang ingin saya laporkan, Tuan Muda."
"Apa itu?"
"Soal perintah anda yang menyuruh saya memeriksa siapa yang terakhir bertemu dengan Nyonya Muda sebelum ia pergi. Ternyata yang bertemu dengannya adalah Tuan Lee. Sepertinya dia yang menyuruh Nyonya untuk pergi diam-diam."
Hari itu juga atas perintah Jungkook, Jun memanggil Tuan Lee untuk menghadap pada Jungkook. Tuan Lee dipanggil setelah Jungkook mendengar laporan dari Jun yang memang ia suruh mencaritahu tentang hubungan keluarga Lee dengan kepergian Eunha.
Laki-laki paruh baya itu terdiam dengan kepala menunduk di hadapan Jungkook. Sedangkan Jungkook menatapnya dengan tajam.
"Anda selalu mencoba mempermainkanku, Tuan Lee. Itu membuatku kesal."
"Saya minta maaf, Tuan Jeon. Tapi saya tidak mengerti maksud Anda."
"Jangan pura-pura tidak tahu. Aku tahu semuanya yang Anda lakukan di belakangku. Termasuk kelakuan Anda yang menyuruh istriku untuk kabur."
Mata sipit Tuan Lee terbuka lebar, ia langsung menunduk dalam. "Maafkan saya, Tuan Jeon. Saya tidak menyuruhnya, itu keinginannya sendiri."
Jungkook mendesis kesal. "Tidak perlu berbohong, Tuan Lee. Semakin Anda berbohong, semakin besar konsekuensi yang Anda terima."
"Bukankah seharusnya Anda melepaskan Eunha dan menikahi putriku Jieun? Itu perjanjian kita sebelumnya," ucap Tuan Lee masih tidak berani menatap Jungkook.
"Kenapa aku harus melepaskan ibu dari calon anakku, dan menikahi putrimu yang sudah mempermainkan aku? Jangan mengatakan omong kosong, Tuan Lee!"
Tuan Lee terkejut mendengar hal itu, dia tidak menyangka kalau Eunha tengah mengandung. Dengan penuh penyesalan ia menunduk, Tuan Lee tidak punya pilihan lain selain meminta maaf.
"Berhenti meminta maaf, aku bukan orang yang pemaaf!" ucap Jungkook dingin. Ia kemudian menatap Jun. "Jun, aku mau kau menarik kembali dana yang sudah masuk ke perusahaan Tuan Lee," perintahnya membuat Tuan Lee kalang kabut.
Jun mengangguk sekali. "Baik, Tuan Muda."
Tuan Lee langsung berlutut di depan Jungkook. "Saya memang bersalah. Tolong jangan lakukan itu, Tuan Jeon. Saya mohon!"
Jungkook hanya mendelik melihat pria paruh baya itu. Jungkook kesal sekali dengan kelakuan keluarga ini. Entah sudah keberapakalinya Jungkook merasa dipermainkan oleh mereka.
"Saya mohon, Tuan," ucap Tuan Lee ditengah-tengah rasa putus asanya.
Jungkook terdiam sejenak, tampak berpikir. "Baiklah. Tapi ada syarat yang harus anda penuhi," ucap Jungkook akhirnya.
Tuan Lee langsung mendongak menatap Jungkook. "Apapun syaratnya saya akan lakukan, Tuan."
"Syaratnya mudah. Aku ingin kau dan keluargamu untuk tidak menunjukkan diri kalian lagi di depanku atau di depan istriku. Kalau sampai kalian yang melanggar, aku tidak akan memberikan keringanan lagi."
Tuan Lee hanya bisa mengangguk mengiyakan. Karena tidak ada pilihan lain selain itu. Mungkin setelah ini ia akan membawa anak istrinya pindah ke daerah yang cukup jauh.
"Jun, hari ini aku mau makan siang di kedai Bayi Beruang saja," kata Jungkook pada Jun setelah ia selesai menghubungi Eunha. Eunha bilang ia sudah berada di kedai. Kyulkyung yang menjemputnya.
Jun yang duduk di bangku kemudi mengangguk sekali. "Baik, Tuan Muda. Saya akan mengantar anda ke sana."
"Jun, kira-kira anakku nanti laki-laki atau perempuan?" ujar Jungkook memecah keheningan di dalam mobil.
Jun melirik Jungkook sekilas di kaca spion. "Maaf, Tuan Muda. Saya juga tidak tahu soal itu. Anda sendiri mengharapkan laki-laki atau perempuan?" Tanya Jun kembali.
"Aku ingin anak laki-laki untuk jadi penerusku. Tapi aku juga ingin anak perempuan yang menggemaskan," ucap Jungkook terdengar antusias.
Jun tersenyum tipis mendengarnya. "Kalau begitu, anda buat saja keduanya. Jika Nyonya sudah melahirkan, anda bisa membuatnya hamil lagi."
"Kau benar, Jun!" Jungkook tersenyum lebar sembari menatap Jun. "Oh ya, bagaimana caranya menjadi suami siap siaga saat istrinya hamil, Jun? Maksudku aku ingin menjadi suami yang banyak berperan dalam kehamilan istriku."
"Maaf, Tuan Muda. Saya juga tidak tahu karena saya tidak mempelajari itu."
Jungkook menggaruk dagunya, "Ah iya, kau kan belum menikah ...."
"Tapi anda tenang saja, saya akan mempelajarinya dan memberitahu anda."
"Kau mau melakukan itu?"
"Ya, Tuan Muda."
"Baiklah, aku tunggu ya? Nanti aku akan bertanya banyak padamu."
"Baik, Tuan Muda."
"Ah iya, jangan panggil aku Tuan Muda lagi. Aku akan menjadi seorang ayah, harusnya anakku yang mendapat panggilan seperti itu."
"Baiklah, Tuan," ucap Jun sembari tersenyum tipis.
######
Sapa tuh yang kmarin nyari2 azab buat keluarga lee? Noh azab dah tuh...
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrogate Wife
Fanfic[END] Jung Eunha rela menjadi istri pengganti untuk Jungkook sebagai balas budi untuk keluarga Lee yang sudah merawatnya dari kecil. Bagaimana Eunha menghadapi suaminya yang memiliki perilaku luar biasa menyebalkan? Mampukah Eunha menahan dirinya a...