Mobil putih milik Yeona berhenti tepat di sebuah rumah berpagar tinggi di daerah Daejeon. Saat ini sudah menunjukkan pukul 7 malam, itu berarti waktu yang dihabiskan untuk menempuh perjalanan dari Seoul ke Daejeon adalah sekitar 2 jam.
Anak laki-laki di samping Yeona nampak masih terlelap dengan susu kotak di tangan dan tablet di pangkuannya. Butuh waktu lama bagi Yeona untuk membujuk Yoonoh agar tidak lagi merasa kesal. Setelah mengabulkan permintaan Yoonoh, yakni bermain game di tabletnya, akhirnya anak itu menurut dan duduk tenang selama perjalanan.
Masih di dalam mobil, Yeona membunyikan klaksonnya agar mobilnya bisa masuk ke halaman rumah ibunya. Tak lama, pagar tinggi itu terbuka dan menampilkan sosok ibunya yang menyambutnya dengan sumringah.
Entah apa ia nanti tega untuk menceritakan masalahnya dengan Johnny pada ibunya yang sepertinya terlihat begitu bahagia itu.
"Yoonoh, bangun, Sayang. Kita sudah sampai," ujarnya setelah memarkirkan mobilnya di depan halaman.
Anak laki-laki di samping Yeona melenguh dan merenggangkan tubuhnya sebelum membuka matanya. Kedua matanya mengerjap beberapa kali sehingga memicu kekehan geli Yeona.
"Ayo, Sayang. Nenek sudah menunggumu." Yeona mengambil tablet di pangkuan Yoonoh dan memasukkannya ke tas kecilnya.
"Yoonoh!" Seruan ibu Yeona, Kwon Boa, menyambut Yoonoh dan Yeona yang baru saja keluar dari mobil. Yeona tersenyum simpul ketika Yoonoh menghambur pada pelukan neneknya meskipun masih dalam mode mengantuk.
Ia menenteng tas ransel berisi pakaiannya dan pakaian Yoonoh yang semula ia taruh di bangku belakang seraya mengunci mobilnya. Ia menatap bahagia ibunya yang setelah sekian lama akhirnya kembali dipertemukan oleh anaknya.
Apalagi jika bukan karena Johnny yang selalu sibuk sehingga mereka tidak pernah memiliki kesempatan untuk pulang ke Daejeon.
Boa melepaskan pelukannya pada Yoonoh kemudian menatap Yeona yang masih terpaku di tempatnya. "Apa kabar, Anakku?" tanyanya seraya merentangkan tangannya lebar-lebar.
Tentu saja, hal itu langsung disambut oleh Yeona dengan pelukan erat. Aroma mawar yang selalu ia rindukan dari sosok ibunya itu langsung membuatnya tenang. "Aku baik-baik saja, Bu. Bagaimana kabar Ibu?"
"Ibu baik-baik saja," jawab wanita paruh baya itu seraya mengusap lembut punggung Yeona.
Yoonoh hanya bisa terdiam di tempatnya, menatap ibunya dan neneknya saling melepas rindu seraya menyesap sisa susu kotaknya. Di punggungnya, ia menenteng tas kecil bercorak tempurung kura-kura kesayangannya.
"Oh, kura-kura!"
Seruan seorang gadis kecil di belakangnya membuat Yoonoh membalikkan badan. Di depan pintu rumah yang terbuka, ia melihat sosok gadis seumurannya tengah menunjuknya dengan antusias, membuat kedua alisnya terangkat.
Bukan hanya Yoonoh saja, Yeona pun sampai melepaskan pelukannya demi melihat siapa pemilik suara lucu tadi. Ia mengerutkan keningnya, merasa tidak pernah melihat gadis kecil itu di mana pun. Tidak mungkin keponakannya, karena ia adalah anak satu-satunya.
Gadis mungil itu menuruni anak tangga dengan hati-hati kemudian berlari kecil ke arah Yoonoh. Wajahnya begitu sumringah. "Kau pasti Yoonoh, 'kan? Cucu Nenek Kwon, 'kan? Benar, 'kan?"
Mulut mungil Yoonoh yang semula menyedot susu itu kini terperangah bingung. "Bagaimana kau tahu?" tanyanya.
Yeona menyentuh lengan ibunya hingga wanita itu menoleh. "Dia siapa, Bu?" tanyanya dengan suara lirih.
Gadis mungil itu, Gaeun, melebarkan senyumnya hingga kedua pipinya menampakkan lubang yang manis. Kedua matanya itu melengkung lucu. "Aku tinggal di depan sana. Namaku Gaeun, Jung Gaeun."
KAMU SEDANG MEMBACA
REMINISCENCE - Jung Jaehyun✔
Fanfiction[Finished - Bahasa Baku] -a sequel of (UN)BROKEN VOWS ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ Sebelum membaca REMINISCENCE sangat disarankan untuk membaca (UN)BROKEN VOWS terlebih dahulu ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ Jangan kira semuanya telah berakhir dengan perpisahan. Jaehyun dan Y...