15. CASE

1.7K 234 48
                                    

Hari sudah berganti. Namun, Jaehyun maupun Johnny sama sekali belum diizinkan keluar dari ICU. Pendarahan terus terjadi pada Jaehyun ketika kondisinya sudah mulai membaik. Akibatnya, dokter terus mengundur prediksi kapan ia akan melewati masa kritisnya.

Berbeda dengan Jaehyun yang masih belum menunjukkan perkembangan, Boa justru sudah diperbolehkan untuk pulang malam ini. Kondisinya benar-benar sangat baik akibat dukungan dari Yoonoh yang senantiasa membuat hatinya selalu gembira.

Well, yeah, sepertinya pepatah 'gembira adalah obat' ada benarnya.

"Noona, kau belum pulang sejak dua hari yang lalu. Ku mohon, beristirahat lah. Ibumu juga sudah diperbolehkan pulang malam ini, 'kan?"

Yeona mendongak menatap Mark yang berdiri di depannya. Kini ia sedang duduk di ruang tunggu. Sebenarnya sejak kemarin. Ia hanya beranjak dari tempat duduk untuk mengurus administrasi rumah sakit Boa dan memandikan Yoonoh.

Ia sangat khawatir dengan kondisi Jaehyun. Apalagi dengan semua kabar tak sedap yang terus mengiringi masa kritis Jaehyun.

Gadis itu menggeleng kemudian kembali mengubur wajahnya di telapak tangannya. "Tidak, Mark. Aku akan menunggu sampai Jaehyun siuman."

Mark menghela napas kemudian duduk di samping Yeona. Lelaki yang lebih muda dua tahun darinya itu sedikit cemas dengan kondisi Yeona yang sangat lemah itu. Apalagi wajahnya terlihat lebih pucat dari sebelumnya.

"Ini salahku. Jika Jaehyun tidak mampir untuk membeli bunga, dia tidak akan pernah tertimpa kecelakaan seperti ini."

"Ini bukan salahmu. Please, kau sudah berkali-kali mengatakan hal yang sama." Mark mengusap pelan punggung Yeona. Ia sudah mendengarkan kalimat yang sama sejak semalam.

Yeona menegakkan badannya, membuat Mark menarik tangannya yang semula mengusap punggung sempitnya. Ia menatap nanar pria di sampingnya. "Mark, jika Jaehyun sampai meninggal, aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri."

"Jangan berbicara seperti itu! Jaehyun Hyung akan baik-baik saja!" tukas Mark cepat. Ia tidak mau perkataan Yeona akan menjadi doa yang didengar malaikat. Ia menghela napas panjang seraya mengusap wajahnya. "Noona, berhenti merasa bersalah dan pesimis seperti ini."

Kedua mata bengkak Yeona beralih menatap dokter dan perawat yang lalu lalang di depannya. Seandainya ia bisa, ia sudah membantu pekerjaan dokter dan mengupayakan Jaehyun untuk bisa hidup. Ia tersenyum miris.

"Aku akan berhenti jika mendapat kabar baik dari Jaehyun."

Ketika ia kembali membungkukkan badannya yang lunglai itu, dua orang pria berseragam polisi menghampirinya. "Apa Anda istri Johnny Seo?" tanya salah satunya, bernama Hansol.

Kepala Yeona mendongak cepat, menatap dua polisi itu bergantian.

Ya, Johnny. Kenapa ia sama sekali tidak mengkhawatirkan Johnny? Kenapa ia hilang respek ketika Mark mengatakan jika Johnny adalah sang supir mobil?

Ia mengangguk pelan. "Ya, saya istrinya."

Polisi satunya yang bernama Oh Sehun itu mengeluarkan kartu polisinya. "Kami dari pihak kepolisian. Bisa kami meminta keterangan dari Anda?" tanyanya dengan wajah yang amat serius.

Tanpa perlu menunjukkannya pun semua orang sebenarnya sudah tahu jika keduanya adalah polisi.

Sebelum Yeona sempat menjawab, Mark segera bangkit dari duduknya. Ia menahan Yeona untuk bangkit. "Biar saya saja."

Ia tahu jika Yeona sangat butuh ketenangan saat ini. Sudah terlalu banyak kejadian buruk menimpanya. Ia takut Yeona akan jatuh sakit dan tidak mampu menjawab pertanyaan polisi dengan benar.

REMINISCENCE - Jung Jaehyun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang