19. ASKING

1.6K 214 15
                                    

Hari ini, Jaehyun sudah diperbolehkan untuk pulang dengan syarat harus selalu memeriksakan dirinya setiap minggunya. Dokter juga melarang Jaehyun untuk bekerja setidaknya selama sebulan penuh untuk pemulihan tulang kakinya.

Jaehyun juga diharuskan untuk memakai kruk karena kaki kanannya belum kuat dan stabil menopang tubuhnya. Bahkan jika pria itu kelelahan menggunakan kruk, dokter juga menyarankan untuk menggunakan kursi roda untuk sementara.

Tapi, untuk kali ini Jaehyun memilih untuk menggunakan kruk daripada kursi roda. Ia tidak ingin menjadi pemalas jika terus-terusan duduk selama kakinya dalam masa penyembuhan.

Lalu, bagaimana dengan Johnny? Pria itu belum sepenuhnya bisa lepas dari pengawasan dokter. Lukanya lebih parah dari Jaehyun sehingga mengharuskannya mendapat perawatan lebih lama. Walaupun begitu, kondisi Johnny juga mulai membaik dari sebelumnya.

Sore ini, setelah menebus beberapa obat, Jaehyun akhirnya pulang bersama dengan Yeona. Kali ini Yeona yang menyetir mobil. Lagipula, tidak ada yang mengharapkan ada kecelakaan kedua, 'kan?

"Sebelum pulang, bisakah kita mampir ke krematorium?" tanya Jaehyun ketika Yeona meletakkan kruk miliknya di jok belakang.

Yeona menatap Jaehyun seraya mengernyit. Tatapannya mengarah ke arah kaki kanan Jaehyun yang masih diperban, juga dengan tangannya. Dengan kondisi seperti ini, pasti sangat sulit bagi Jaehyun untuk berjalan. "Kau yakin?"

Jaehyun tersenyum lebar melihat raut wajah khawatir Yeona. Tangan kirinya kini terulur untuk mengusap puncak kepala Yeona, meyakinkan gadis itu bahwa dirinya sudah lebih baik.

"Untuk apa merasa tidak yakin? Lagipula, aku akan memperkenalkanmu pada kedua orang tuaku dan Haesoo."

Mendengar nama Haesoo disebut oleh Jaehyun membuat punggung Yeona menegang. Gadis itu tentu saja tidak pernah lupa siapa Haesoo. Dan seketika itu pula perasaan bersalahnya pada mendiang istri Jaehyun itu naik hingga ubun-ubun.

Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia tidak ingin Jaehyun tahu raut wajahnya saat ini. Ia berdeham kecil. "Haesoo juga dimakamkan di tempat yang sama dengan kedua orang tuamu, ya?" tanyanya seraya memakai sabuk pengamannya.

"Iya. Mereka sangat dekat."

Jawaban Jaehyun bukan lah jawaban yang Yeona ingin dengar dari mulut pria itu. Perasaan Yeona semakin buruk saja.

Setelah perbincangan itu, tidak lagi ada obrolan selama perjalanan. Yeona fokus pada jalan di depannya. Begitu pula Jaehyun yang tidak tahu bagaimana cara memecah suasama ini.

Ia tahu jika Yeona sedikit tidak nyaman ketika ia membicarakan Haesoo tadi. Tapi, ia yakin hanya ini satu-satunya cara untuk Yeona agar gadis itu bisa berdamai dengan hal terberat dalam hidupnya, mendiang istrinya.

Sama seperti dirinya yang telah berdamai dengan Johnny, Yeona juga harus melakukan hal yang sama pada Haesoo.

Tak perlu waktu lama bagi Yeona untuk membawa mobil putihnya ke krematorium. Setelah memarkirkan mobilnya, ia membantu pria itu untuk turun. Mengiringi jalannya dengan sabar.

Yeona merasakan remuk di dadanya ketika senyum Jaehyun merekah saat keduanya tiba di rak milik kedua orang tuanya. Ia bisa melihat raut rindu dan kebahagiaan yang terpancar dari wajah sayu Jaehyun.

Sama seperti raut wajah seorang anak yang menunjukkan nilai 100 pertamanya pada kedua orang tuanya.

Untuk sesaat, Jaehyun terdiam dengan kepala tertunduk. Dalam hati, ia memanjatkan doanya sebelum kemudian kembali mengangkat wajahnya.

Kepalanya menoleh ke belakang, mengamati wajah nanar Yeona seraya mengulum senyum tipisnya. Tangannya terulur ke arah sang gadis.

Dengan ragu, Yeona menyambut uluran tangan itu. Beberapa langkah ia maju hingga posisinya sejajar dengan Jaehyun. Dari tempatnya, ia bisa melihat sebuah foto yang menampilkan sepasang suami istri yang tengah tersenyum ke arah kamera. Mirip sekali dengan Jaehyun.

REMINISCENCE - Jung Jaehyun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang