4. DREAMING

2K 250 33
                                    

Pagi ini, Jaehyun terlihat bersemangat memasak nasi goreng kimchi. Usai mandi dan memakai kemejanya, ia menyusun nasi goreng yang ia buat banyak itu ke dalam toples kotak.

Semenjak dekat dengan Boa, Jaehyun jadi jarang memasak. Pria itu lebih sering mengirim bahan makanan dan membiarkan tetangga depan rumahnya itu memasak untuknya dan Gaeun.

Boa sendiri paham dengan kondisi Jaehyun yang kadang disibukkan oleh pekerjaannya sehingga tidak sempat untuk memasak. Jadi lah ia selalu memasakkan Jaehyun dan Gaeun setiap hari seperti ia memasakkan anak dan cucunya sendiri.

Namun, pagi ini berbeda, Jaehyun ingin memasak. Bukan apa-apa, ia hanya dalam kondisi baik untuk memasak. Lagi pula ia memiliki bahan-bahannya.

"Kenapa Ayah tersenyum seperti itu?" Gaeun menuruni anak tangga dengan hati-hati seraya menatap ayahnya yang sibuk di dapur. Gadis kecil itu sudah selesai mandi dan siap untuk sarapan bersama di rumah Boa.

"Hm? Ayah hanya sedang dalam perasaan yang baik hari ini," jawab Jaehyun tanpa melepaskan senyumannya. Ia menutup toples yang penuh berisi nasi goreng kimchi itu dan menaruhnya di sebuah paperbag. "Nanti kita bawakan ini untuk Nenek Kwon, ya."

"Baiklah." Gaeun mengambil paperbag tersebut dan menggenggamnya erat. Kedua mata bulatnya menatap Jaehyun yang membereskan dapur seraya bersenandung kecil.

Usai membereskan dapur, Jaehyun mendekati Gaeun. "Gaeun ingin Ayah mengikat rambutmu seperti apa?" tanyanya seraya mengangkat tubuh mungil itu ke kursi meja makan.

Pria itu mengambil sebuah karet rambut dan sisir dari kamar dan kembali dengan senyuman lebarnya.

"Di sini, Yah. Seperti air mancur," ujar Gaeun seraya menunjuk puncak kepalanya.

Dengan cekatan, Jaehyun menyisir rambut tipis milik Gaeun ke atas kemudian mengikatnya. Karena rambut Gaeun yang belum terlalu panjang, helaian hitam itu jatuh keluar seperti air mancur.

"Apa Ayah pulang malam lagi?" tanya Gaeun, masih terdiam di posisinya.

Jaehyun menyisir sisa rambut Gaeun seraya mengangguk kecil. "Sayangnya, iya. Gaeun tidak apa, 'kan, di rumah Nenek Kwon sampai malam lagi?" Ia mencubit kecil pipi tembam Gaeun.

Gaeun menoleh setelah Jaehyun menyudahi acara penataan rambutnya. Gadis itu tertawa hingga menampilkan gigi-gigi mungilnya. "Tidak apa. Gaeun bisa bermain lagi dengan Yoonoh dan Bibi Yeona."

"Benar, Gaeun jadi memiliki banyak teman." Jaehyun mengembalikan sisirnya kembali ke kamar dan menyahut kunci mobilnya. Pria itu menggendong tubuh ringan Gaeun kemudian mencuri kecupan di kedua pipi putih itu. "Ayo, Sayang."







***







Yeona menatap kosong ke arah Yoonoh dan Gaeun yang saling mengejar. Lapangan di dekat rumah Boa sangat luas dan sepi sehingga keduanya bisa bermain dengan bebas. Sementara dua anak itu bermain, ia duduk di samping lapangan bersama Boa yang saat ini tenggelam dalam novel.

Ia terdiam ketika mengamati Gaeun dari jauh. Menurut penglihatannya, gadis kecil itu sangat mirip dengan Jaehyun. Mulai dari wajah hingga kepribadiannya. Bahkan pagi tadi dua orang itu lah yang selalu melemparkan lelucon di meja makan.

Seperti yang diketahui, Yeona masih menjadi seseorang yang pendiam. Entah mengapa, kehadiran lagi sosok Jaehyun membuat pikirannya kacau.

"Kau masih tidak ingin menceritakan pada Ibu?" Boa menatap Yeona dari balik kacamatanya. Wanita paruh baya itu sudah menutup novelnya dan menaruhnya di samping.

REMINISCENCE - Jung Jaehyun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang