20. LEARN TO FORGIVE

1.7K 220 33
                                    

Yeona tiba di taman depan krematorium setelah berlari kencang. Ia duduk di sebuah bangku kayu kemudian memukul keras dadanya yang sesak. Tidak, ia tidak ingin menangis lagi sekarang sehingga ia hanya bisa mengerang kuat.

Segala bentuk ketidakbenaran akan memiliki konsekuensi, ia tahu itu. Sampai sekarang ia masih tidak menyangka ekor dari perselingkuhan singkatnya dengan Jaehyun begitu panjang dan menyakitkan. Bahkan tidak lagi melibatkan air mata saja, tetapi juga darah dan nyawa.

Yeona menghirup napas panjang kemudian menghembuskannya pelan. Ia ulang terus hingga dirasanya dadanya tidak lagi sesak.

"Kau Han Yeona, bukan?"

Suara berat seorang pria yang begitu familiar di telinganya membuat Yeona berjenggit. Gadis itu mendongak cepat dan kembali dibuat kaget untuk kedua kalinya ketika melihat siapa sosok yang mengucapkan namanya itu.

Pria itu, Yuta, menaikkan salah satu sudut bibirnya. "Ah, benar. Kau tentu masih ingat aku, 'kan?" tanyanya lagi dengan nada angkuhnya. Sama seperti terakhir kali keduanya bertemu.

"Yuta?"

"Benar. Tidak ada seorang pun yang mudah melupakan kenangan buruk. Kenangan di Jepang sangat buruk, wasn't it?"

Pria dengan buket bunga mawar merah di tangannya itu duduk sedikit jauh dari Yeona. Tatapannya terlihat menerawang itu mengarah ke gedung krematorium yang terlihat tua itu.

"Untuk apa kau kemari?"

Yuta menoleh ke arah Yeona, menaikkan salah satu alisnya. Wajahnya benar-benar angkuh saat ini. "Seriously? Kau pikir untuk apa orang datang ke pemakaman? Berpesta?" sarkasnya kemudian tertawa hambar.

Kedua mata Yeona berputar ke arah lain. Baru saja ia berhasil membuat tenang dirinya, hadir lagi sosok yang membuat emosinya naik.

Ia ingat Jaehyun pernah bercerita padanya siapa Yuta sebenarnya. Ia ingat sekali Jaehyun bilang jika Yuta adalah satu-satunya pria yang sangat mencintai Haesoo. Dari bunga yang dibawa oleh Yuta dan arti bunga mawar merah yang sempat ia ketahui dari Jaehyun, Yeona bisa menebak jika pria itu hendak menemui Haesoo.

"Berikan aku jawaban paling jujur. Aku ingin menanyakan sesuatu padamu." Yuta berujar tanpa menatap Yeona. Tatapannya itu jatuh pada kelopak mawar yang masih sangat segar itu.

"Apa itu?"

Pria itu mengambil napas dalam kemudian menatap Yeona. Kali ini, tatapannya lebih lunak daripada yang sebelumnya. "Apakah aku orang yang menyebalkan? Terlepas dari hubungan kita yang mungkin buruk, apa kau merasa ucapanku menyebalkan?"

Yeona mendengus. "Kau ingin jawaban jujur? Jawabannya iya."

"I knew it." Pria itu tertawa kecut, kembali menunduk.

Napas berat Yuta membuat Yeona sempat berpikir jika ada sesuatu yang mengganjal di hati Yuta. Pria itu, terlihat sangat menyesal.

"Haesoo– dia adalah orang paling baik dan penyabar yang pernah aku kenal selama hidupku. Dia adalah satu-satunya gadis yang mampu menghadapi sikapku yang nenyebalkan dan sialnya membuatku jatuh cinta. Sampai detik ini pun, aku masih mencintainya."

Suara Yuta kian mengecil ditelan oleh suara kendaraan yang melintas. Terakhir kali Yuta merasa sesedih dan semenyesal ini adalah di hari ketika Haesoo meninggal.

Yeona menggeser duduknya lebih mendekat pada Yuta. Kali ini keduanya hanya dibatasi oleh palang besi yang membagi bangku itu menjadi dua. Perasaan bersalah Yuta– ia bisa merasakannya.

"Kau dan Jaehyun punya hubungan yang kurang baik, 'kan? Apa itu karena Haesoo?" tanya Yeona takut-takut. Ia sedikit ragu saat mengucapkan pertanyaan itu mengingat wajah Yuta yang sangat masam.

REMINISCENCE - Jung Jaehyun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang