7. MUST BE THE LAST DAY

1.8K 244 18
                                    

Pagi ini, Yeona terpaksa bangun dengan kondisi masih pusing karena keributan yang diciptakan oleh Yoonoh. Dari arah ruang tamu, ia mendengar Yoonoh merengek keras bahkan menjerit tak karuan.

Gadis itu mengusap wajahnya sebentar sebelum kemudian bangkit dari posisi tidurnya dan mengikat rambut panjangnya asal. Tidur setelah banyak menangis membuatnya pening.

"Mommy bilang kita akan pulang hari ini! Mommy akan sehat dengan cepat!" Teriakan Yoonoh semakin kencang ketika ia berjalan mendekat ke arah ruang tamu.

"Iya, Yoonoh, Paman tahu. Tapi, dengarkan Paman. Mobil Mommy juga sedang tidak sehat sekarang. Mungkin mobilnya akan kembali sehat besok." Kini suara lembut Jaehyun yang mengimbangi isakan Yoonoh. Pria itu bersimpuh di depan Yoonoh yang terisak keras.

"Tapi, Yoonoh rindu Daddy."

"Yoonoh," panggil Yeona. Gadis itu berjalan pelan mendekati Yoonoh yang kini menatapnya dengan tatapan nanarnya.

Jaehyun bangkit dari posisinya ketika mendengar suara lemah Yeona. Pria itu terus menatap gadis yang kini mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu.

Nampaknya, gadis itu masih sangat lemah.

Yoonoh menerjang tubuh Yeona dan memeluknya erat. "Mommy sudah sehat? Mommy, kita akan pulang hari ini, 'kan?" isak lelaki kecil itu.

Kedua mata Yeona beralih pada Jaehyun yang kini hanya bisa mengendikkan bahunya. Ia menghela napas panjang kemudian mengusap lembut belakang kepala Yoonoh.

Sebenarnya, bukan hanya karena dirinya sedang tidak enak badan dan mobilnya yang masih rusak saja. Ia belum siap untuk pulang karena ia belum bisa berhadapan lagi dengan Johnny.

"Sayang, maafkan Mommy, ya. Mommy tidak menepati janji Mommy untuk pulang hari ini."

Kepala Yoonoh terangkat, menatap wajah sayu Yeona dari bawah. "Mommy masih sakit?" tanyanya dengan suara serak dan bibir menjebik.

Yeona meneguk ludahnya kasar. Tidak pernah ia merasa tega ketika melihat ekspresi sesedih itu dari Yoonoh. Gadis itu menangkup wajah Yoonoh dan mengusap air mata anaknya itu dengan lembut. "Maaf membuat Yoonoh kecewa," bisiknya.

"Tapi, Yoonoh rindu Daddy."

"Kau akan bertemu Daddy secepatnya, Sayang. But, not today, okay? I'm sorry." Yeona mengecup kedua mata Yoonoh agar berhenti mengeluarkan air mata.

Jaehyun menunduk, tak dapat membayangkan bagaimana perasaan Yeona saat ini.

Semalam, Yeona hampir saja menceritakan masalahnya dengan Johnny padanya. Namun, Boa menelpon dan memutus semua pembicaraan mereka.

Hingga sampai saat ini, Jaehyun terus berpikir bahwa masalah yang dihadapi Yeona hanya lah pertengkaran kecil yang sering terjadi di sebuah rumah tangga. Tak ada sekali pun terpikir olehnya bahwa Yeona menjadi saksi perselingkuhan suaminya.

"Alright. Yoonoh sudah sarapan?" Gadis itu menegakkan tubuh Yoonoh yang sudah cukup tenang itu dan menepuk-nepuk pundaknya.

"Sudah."

"Kami semua sudah sarapan kecuali kau. Makananmu sudah disiapkan di meja makan," tukas Jaehyun seraya mengusap lembut kepala Yoonoh yang kini sibuk menghapus jejak air matanya.

Yeona melirik ke arah Jaehyun sekilas sebelum kemudian beralih lagi pada Yoonoh. "Jagoan Mommy tidak boleh menangis, ya? Yoonoh harus jadi lelaki yang tangguh," ujarnya kemudian mengecup kedua pipi Yoonoh.

"Yoonoh, jangan menangis lagi! Aku dan Nenek Kwon membelikanmu banyak es krim. Coba lihat sini!"

Teriakan Gaeun dari arah pintu masuk membuat ketiga orang itu menoleh serempak. Gaeun baru saja masuk dengan langkah mungilnya diikuti oleh Boa yang menenteng tas berisi sayur mayur.

REMINISCENCE - Jung Jaehyun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang