Huhuhu terharu banget sama dukungan kalian semua. Makasih, ya.
Aku bukan author besar jadi dukungan kalian berarti bangettt. Aku jadi semangat lanjutin ceritanya. Serius deh, kalo bisa kirim cinta udah aku kirim dulu dulu.Untuk hadiah, update lagi hari ini. Tapi kalo vote 20+ hihihi bisa ga?
"Yo, dude! You messed it up!"
Desisan Mark membuat Jaehyun semakin menunduk. Pagi ini, ia memberanikan diri untuk mengatakan semuanya pada Mark. Tentu saja setelah pria berkebangsaan Kanada itu mendesaknya.
Semalam, ia tidak bisa tidur dengan nyenyak, pikirannya terus mengarah pada Yeona. Gadis itu sama sekali tidak menjawab pertanyaannya semalam. Gadis itu terkesan menghindarinya dan terus terdiam sepanjang perjalanan.
Padahal selama lebih dari 1 jam ia sudah dibuat cemas.
Namun, ia paham kondisinya. Ia tidak bisa memaksa gadis itu untuk mengatakan semuanya padanya. Bisa saja ini adalah sebuah kesalahpahaman. Belum tentu semuanya benar, 'kan?
Jika, toh, Yoonoh benar adalah anaknya, Jaehyun tidak mungkin lantas mengklaim Yeona menjadi miliknya. Gadis itu masih mengharapkan Johnny, ia bisa melihatnya.
"Hyung, aku tidak pernah menyangka kau memiliki masalah sebesar ini. Melibatkan rumah tangga orang lain? What's wrong with you?" Mark duduk di meja makan, menghadap Jaehyun seraya mengaduk kopinya.
Dengan kedua tangan yang bertumpu pada meja, Jaehyun membenamkan wajahnya di telapak tangannya. Ia sudah siap untuk berangkat kerja, tapi ia tidak yakin hari ini ia bisa fokus setelah apa yang terjadi semalam.
"You have to take your responsibility, though."
"Dia masih memiliki suami, Mark. Menurutmu–"
"Bukan kah kau bilang mereka akan bercerai?" tukas Mark. Pria itu menggaruk belakang kepalanya dengan kasar sebelum kemudian berujar, "Kau tahu, Hyung? Aku sangat mengagumimu. Kau sangat hebat di mataku. Be a single father is so hard, i know it. Tapi, ketika mendengar ceritamu, aku sadar. Tidak ada manusia yang sempurna. You are so bad, Hyung."
Ucapan Mark sangat benar, ia tidak bisa menyangkalnya. Ia adalah pria yang sangat buruk. Sebuah kesalahan telah benar-benar mencintai Yeona saat itu.
Tapi, entah mengapa, sampai sekarang ia sama sekali tidak pernah merasakan sesal telah merasakan cinta Yeona. Maksudnya, kekalutannya yang ia rasakan saat ini semata-mata karena ia khawatir dengan keadaan Yeona saat ini.
Pasti sangat berat bagi gadis itu.
"Paman, cepat kemari!" seru Gaeun dari ruang tengah.
Mark menoleh ke arah Gaeun dan Yoonoh yang tengah melambaikan tangan ke arahnya. Ia tersenyum simpul dan mengangkat tangannya sebatas telinga. "Okey, kids. I'm going."
"Wow, your accent is so good, Paman Mark! Just like my daddy." Kini Yoonoh yang bersuara.
"See? He still loves his daddy. Aku tidak ingin merusak hubungan mereka," ujar Jaehyun dengan suara lemah.
Jika ia jadi Yoonoh, pasti sangat berat melepaskan Johnny. Perlu ia tegaskan, perceraian sama saja mengorbankan kebahagiaan anak. Biar pun itu jalan terbaik, di sini anak lah yang akan menanggung semua beban itu.
Ia tahu itu juga yang tengah dipikirkan Yeona saat ini.
"Tapi, kau sudah merusaknya." Mark menggeram rendah. "Nevermind. It's your problem dan kau harus bertanggung jawab dengan apa yang kau perbuat. Be a man," ujarnya kemudian meninggalkan Jaehyun yang masih menyembunyikan wajahnya dalam telapak tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMINISCENCE - Jung Jaehyun✔
Fanfic[Finished - Bahasa Baku] -a sequel of (UN)BROKEN VOWS ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ Sebelum membaca REMINISCENCE sangat disarankan untuk membaca (UN)BROKEN VOWS terlebih dahulu ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ Jangan kira semuanya telah berakhir dengan perpisahan. Jaehyun dan Y...