Karya : Sarinaava
***
Sudah hampir pukul sembilan malam, laki-laki yang ditunggunya belum juga datang. Padahal ia telah bersiap sejak pukul lima sore tadi. Di ruang tamu yang berhadapan langsung dengan pintu masuk, ia masih menunggu.
Ponselnya ia perhatikan sedari tadi, barang kali ada telepon masuk dari orang yang ditunggunya. Sekadar memberitahukan akan datang terlambat atau memang tidak pulang malam ini. Memang bakal menyakitkan karena itu artinya usahanya untuk menyambut kali ini gagal lagi. Namun, lebih baik begitu dari pada menunggu tanpa kepastian.
Ia tatap ponselnya, ragu-ragu menekan nomor yang ia beri nama 'Mas Pram'. Ia tahu ini akan beresiko, tetapi ia sudah tidak tahan digantung seperti ini. Nada sambung terdengar sedikit lama, setelahnya suara pelan—bisik-bisik—dari seberang sana terdengar.
"Halo ...." suara halus menjawab dari seberang sana.
Kantuknya seketika hilang, jantungnya berdebar kencang. Suara wanita. Buru-buru ia matikan sambungan telepon itu. Malam semakin larut, dengan semua ini apakah ia dapat tidur? Mungkin tidak, walaupun ia sudah dapat kepastian bahwa lelaki yang ditunggu tidak akan datang.
Ia akhirnya memutuskan untuk mengunci pintu dan masuk ke kamar. Suara perempuan itu ... membuat hatinya terluka, ada sesak yang menjalari relung hati. Naik ke atas tempat tidur, ia merebahkan diri sambil menatap langit-langit kamar itu.
"Nas ... adakah cinta yang tersisa untukmu? Sebab semua telah kau berikan padanya," katanya di sepi malam saat ia sudah kehilangan rasa kantuknya.
Dari sudut matanya mengalir aliran bening, mengenai bantal dan membentuk sebuah pola asal. Sebagai wanita, tentunya Nasyam akan terluka bila pria yang amat dicintainya sekarang malam menghabiskan malam bersama wanita lain.
Namun, ia juga bertanya-tanya pada dirinya; memangnya apa yang bisa ia lakukan? Ia hanya wanita lemah yang pasrah pada nasib. Nasyam hanya dapat bertahan, tetap kuat hari demi hari. Maka, ia memejamkan mata, dalam hati berdoa, agar Tuhan setidaknya memberikan ia sebuah jalan keluar dari semu ini dan mendapatkan kebahagiaannya kelak.
💅💅💅
Malam ini aku ke tempatmu.
Nasyam melompat girang. Pagi ini, ketika ia baru siap mandi, pesan itu masuk dan seketika membuat ia bahagia.
Mungkin ini jalan yang diberikan agar ia bahagia, pikirnya. Ringan kakinya melangkah ke dapur memeriksa kulkas, sembari berpikir, masakan apa yang akan dimasaknya malam ini.
Apa Mas Pram akan menyukai pasta? Atau sekira yang sederhana saja seperti sayur lodeh? Nasyam tidak bisa berhenti tersenyum untuk memikirkan semua itu. Malam ini tidak akan sepi lagi, hal itu membuatnya sangat bahagia dan ingin mempersiapkan semuanya dengan baik.
Tidak ada sedikitpun janggal di hatinya tentang kata sayang yang tidak ada di akhir pesan itu atau begitu pendeknya pesan itu. Ia tidak menyadarinya kerena perasaannya yang begitu senang.
Maka malam itu ketika sang pria datang, ia seperti tersambar petir. Asanya pupus, kedatangan pria itu bukan sebagai jalan bahagia tetapi untuk menghancurkan Nasyam.
"Selamat datang!" Nasyam membuka pintu, tersenyum sangat lebar.
Ia sudah siap-siap sejak tadi. Ia memakai dress pendek yang indah, padahal hanya di rumah saja, make up-nya juga sudah menghiasi wajahnya dengan cantik. Ia tampak seperti ingin jalan-jalan, padahal hanya untuk bertemu Pram.
"Kau bahagia sekali."
Pram masuk tempat tinggal Nasyam hanya kontrakan kecil. Setelah melewati ruang tamu ia langsung mendapati dapur dengan kamar tidur di sisi kanannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR
CerpenIni adalah kumpulan cerpen tentang sebuah pernikahan yang berujung pada pengkhiantan. Salah satu project terbaru dari member Writing in The Sky. Pokoknya kalian harus baca, cerita ini bercerita tentang konflik keluarga, pengkhiantan, air mata, dan j...