By Amireese
***
❛❛know you got a lilltle secret of your own,
You Sneaking out with me while your mans at home,
You know your wrong,
But it's so strong ,still carrying on❜❜
—She Don't Have to Know.
Wanita cantik tinggi semampai yang dibalut dress malam berwarna pekat di atas lutut dan stiletto merah menyala yang dijinjingnya itu melangkah cepat menuruni tangga darurat. Kaki jenjang yang telanjang itu melangkah semakin cepat di lantai yang dingin seiring deru nafasnya yang semakin berat dan jantung yang serasa diajak beradu.
Kepalanya terasa berat hingga dirinya tidak bisa berpikir jernih sementara tubuhnya justru serasa melayang. Tentu saja karena pengaruh sebotol sherry yang diteguknya dengan penuh suka cita itu.
"Bitch, you're cancelled," makinya ketika langkah cepatnya itu membawa dirinya ke depan sebuah pintu mahoni hitam yang menjulang di hadapannya. Tanpa menunggu lebih lama lagi dia memasukan sandi keamanan lalu melangkah masuk ke dalam ruangan apartemen bertipe studio yang temaram.
Wanita itu, Fanessa Rianti, menghela nafas lega ketika menyadari hanya dirinyalah satu-satunya manusia yang berada di ruangan ini.
"Oke, Nessa." Dia memanggil namanya sendiri dengan nafasnya yang berbau alkohol. "Tenang dan jangan panik, oke? Kamu pasti baik-baik aja."
Dia memasukan stiletto-nya ke dalam rak sepatu dan tanpa menunggu lebih lama lagi, dia menyambar jepitan rambut yang berada di atas nakas kemudian menjepit rambut panjangnya hingga hanya beberapa anak rambut yang keluar dari tatanan.
Menarik nafas untuk kesekian kalinya ketika tangannya mulai bergerak cepat menghapus riasan di wajahnya dengan make up remover kemudian mengganti dress pekatnya dengan terusan sederhana berwarna gading yang tergantung di balik pintu kamar.
Setelah merasa semua sudah aman dan teekendali, dia mengeluarkan botol sherry kosong dari dalam tas, menyimpannya di atas meja makan, kemudian menduduki kursi empuk di dekatnya sembari membuka sebuah majalah fashion terbaru. Jemarinya mengetuk-ngetuk meja, menunggu dengan jantung yang mulai berdetak normal kembali.
Fanessa tersentak kecil ketika didengarnya suara pintu dibuka. Tidak lama kemudian sosok lelaki jangkung yang masih mengenakan kemeja dongker itu melangkah masuk. Melempar dasinya ke sembarang arah sebelum akhirnya tanpa bicara menempelkan bibirnya di atas bibir lembut wanita itu. Tidak berlangsung lama karena lelaki itu justru memilih duduk di samping Fanessa yang saat ini justru sedang balas menatapnya dengan senyuman lebar.
"Kamu minum, Nes?" tanya lelaki itu, mengecap rasa alkohol yang manis di bibirnya.
Fanessa Rianti terkekeh kecil sebelum akhirnya mengangguk malu-malu. "Mas kan bilang hari ini mau lembur di kantor, jadi tadi aku minum sedikit hehe."
"Sedikit atau sebotol?" Adrian melirik botol sherry kosong di atas meja dengan tertawaan. "Kamu seharian diem di rumah, Nes?"
Pertanyaan itu membuat jantung Fanessa serasa mencelos. "Iya, tapi bosen jadi tadi sore aku sempet ke minimarket di basement. Gak lama sih, Cuma belanja cemilan doang." Fanessa menunggu dengan jantung yang kembali berdetak tidak beraturan sembari menatap Adrian Sonjaya, suaminya, yang saat ini hanya mengangguk-angguk kecil.
"Ternyata kerjaannya bisa selesai, jadi mas gak perlu lembur," jawab Adrian dengan senyuman manis di wajahnya yang tampak lelah. "Mau tidur sekarang?"
Wanita itu meregangkan tangannya ke atas lalu mengangguk dengan wajah yang masih bersemu merah karena pengaruh alkohol.
"Ayo, Mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR
Short StoryIni adalah kumpulan cerpen tentang sebuah pernikahan yang berujung pada pengkhiantan. Salah satu project terbaru dari member Writing in The Sky. Pokoknya kalian harus baca, cerita ini bercerita tentang konflik keluarga, pengkhiantan, air mata, dan j...