Kesalah Pahaman

534 30 0
                                    

Written by bananalateee

Adam dan Vina adalah pasangan suami istri yang sangat serasi dan romantis. Setiap harinya mereka tak pernah bertengkar, hanya ada canda dan tawa. Namun sayang, mereka tak memilikki keturunan. Pernah mengandung, tetapi keguguran.

Saat ini mereka sedang ada di sebuah taman menghabiskan waktu bersama. Membuat piknik kecil-kecilan di depan danau.

Vina mengitari seluruh taman, ia melihat ada sepasang suami istri yang sedang melakukan hal sama. Namun, bedanya mereka bersama anak-anaknya.

Vina tersenyum miris melihat pemandangan itu, Adam sebagai sang suami mencoba menenangkan istrinya.

"Suatu hari nanti, kita bisa kok seperti mereka." Adam berkata sembari mengelus puncak kepalanya.

"Iya, Mas. Semoga ya," ujar Vina lalu memeluk pinggang Adam.

"Mas Adam pergi dulu beli minum ya, minumannya habis ternyata."

"Aku ikut boleh?"

"Kamu di sini aja, mas sebentar kok."

Vina mengangguk, Adam pun mengelus kembali puncak kepala Vina dengan lembut. Adam begitu menyayangi istrinya, meskipun pernikahan mereka atas dasar perjodohan.

Adam pergi membeli air minum di warung sebrang, sedangkan Vina sedang memandang ke arah danau dengan tatapan sendu. Perempuan itu merindukan anaknya yang belum sempat terlahir, andai saja dulu ia mendengarkan Mas Adam untuk tidak berkegiatan yang capek-capek maka Vina takkan kehilangan sosok anaknya.

Di sebrang sana Adam sedang memesan minuman, ia terduduk sambil menunggu pesanan itu datang. Ia mengitari pandangannya, tepat saat memandang ke arah samping Adam melihat Ratna sang mantan kekasih.

Perempuan itu duduk disamping Adam, ia tersenyum pada lelaki itu. Ada sorot bahagia di balik mata perempuan itu.

"Hai, apa kabar, Dam?" tanya Ratna dengan senyuman yang berbinar.

Adam tersenyum kikuk, sungguh ini adalah hal canggung yang ia hindari sedari dulu. "Baik, kamu gimana?"

"Aku baik juga," ujar Ratna sembari sedikit memegang tangan Adam. Lelaki itu melepaskan perlahan tangan Ratna.

"Eum, kalau begitu aku pergi dulu."

"Mau ke mana? Emang gak bisa kita ngobrol sebentar saja?" tanya Ratna dengan mata yang menatapnya sendu.

Adam yang tak tega melihat tatapan itu, akhirnya terduduk kembali. Lagian pesanan dirinya belum datang, ia melupakan hal itu tadi.

Adam tersenyum ke arah Ratna, begitupun sebaliknya. "Mau ngobrol apa memang, Rat?"

Ratna menyenderkan kepalanya ke bahu Adam. "Banyak, mungkin tentang masa lalu kita yang belum selesai."

Adam bergerak kikuk. "Eum ... kamu bisa gak nyender kayak gini?"

"Kenapa? Aku kangen nyender di bahu kamu, Dam."

"Tapi hubungan kita sudah selesai, Rat."

"Apakah tak bisa diperbaiki lagi?" tanya Ratna.

Adam menggelengkan kepalanya. "Gak bisa, aku udah punya istri. Lagian dulu kamu juga yang meninggalkanku bukan? Kamu berselingkuh bersama Julio, yang notabenenya dia adalah temanku."

Ratna kini merubah posisinya, ia menghadap ke arah Adam lalu memegang tangan lelaki itu. "Maafkan aku, Dam. Aku sungguh menyesal, aku tak bermaksud seperti itu."

Kini mata Ratna sudah berair, Adam yang tak tega melihat itu ia pun memeluk Ratna erat. Terdengar suara isak tangis dari Ratna. Lelaki itu mengusap punggung Ratna dengan lembut, ia mencoba menenangkan perempuan itu.

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang