***
"Saudara atau Ananda Muhamad Zami bin Rizky saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Nabila Nurul Aini binti Zaki dengan mas kawin seperangkat alat salat dibayar tunai." Ucap Zaki, Ayah kandung Nabila.
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Nabila Nurul Aini binti Zaki dengan mas kawinnya yang tersebut dibayar tunai." Ucap Zami dengan lantang.
"Para Saksi, syah?" Ucap Penghulu.
"Syah" Semua yang menyaksikan menjawab bersama.
Penghulu memimpin doa "Alhamdulillah, baraakallaahu laka, wa barakallahu 'alaika, wa jama'a bainakuma fii khaiir, aamiin."
***
Nabila turun dari lantai dua dibantu oleh temannya, Siska, untuk mengangkat gaun pengantin yang dikenakan Nabila. Nabila memasuki tempat acara ijab kabul. Acara selanjutnya adalah penyerahan mahar dan pemasangan cincin. Dilanjutkan dengan penyerahan buku nikah dari Penghulu. Setelah itu mendengarkan nasihat pernikahan oleh Penghulu. Selanjutnya sungkeman dan sesi foto bersama. Lalu bersiap-siap melaksanakan resepsi pernikahan.
***
Setelah acara selesai Zami dan Nabila menuju kamar Nabila yang berada di lantai dua rumahnya untuk beristirahat.
"Lelah ya, tapi hari ini aku sangat bahagia. Kamu sudah menjadi Istriku. Sudah menjadi milikku yang syah" Zami dan Nabila duduk di atas kasur, lalu Zami menyentuh bagian paha Nabila dengan lembut.
"Alhamdulillah ya Suamiku, semoga kita selalu bersama-sama selamanya." Nabila mencium tangan kanan Zami.
"Aamiin sayang." Zami mengusap kepala Nabila. "Sana kamu ganti pakaian, lalu mandi ya."
Nabila mengangguk, lalu mengambil handuk yang berada di dalam lemari.
Setengah jam kemudian Nabila keluar dari kamar mandi.
"Kamu sudah selesai mandinya?" Zami berdiri di depan Nabila lalu memegang pinggang Nabila.
"Sudah, sekarang giliran kamu yang mandi." Dada Nabila berada tepat di depan dada Zami.
"Ya sudah, aku mandi dulu ya."
"Tunggu, ini handuknya" Nabila mengambil handuk untuk Zami di dalam lemari.
Nabila memakai pakaiannya, setelah itu duduk di depan cermin, sambil mengeringkan rambutnya, laki-laki itu kini telah menjadi Suamiku, kita berada dalam satu kamar, dan kini kita akan tidur bersama, dalam hati. Nabila menaiki kasur lalu berbaring. Melamun, senyam-senyum sendiri merasakan betapa bahagia hatinya hari ini.
"Kok kamu belum tidur?" Nabila tersadar dari lamunannya.
"Belum, kan nunggu kamu."
"Hmm dasar, ngelamunin apa sih sayang? Yuk kita tidur aja!" Zami menaiki kasur lalu tangannya ditaruh melingkar di perut Nabila. Nabila memutar posisinya ke kanan lalu menaruh mukanya tepat di depan muka Zami. Memberikan kecupan di pipi Zami. Zami membalas kecupan di bibir Nabila. Zami dan Nabila saling tersenyum lalu memejamkan mata bersama.
Nabila bangun lebih pagi dari Zami. "Sayang, yuk bangun!" Nabila menepuk-nepuk bahu Zami dengan lembut. Zami terbangun. "Kamu mandi duluan ya biar nggak ketinggalan salat jemaah di masjidnya."
"Iya sayang"
Sambil menunggu Zami keluar dari kamar mandi, Nabila merapikan kasur beserta barang-barang di sekiling kamarnya yang terlihat berantakan.
***
Nabila, Ibunya, serta Tantenya menyiapkan sarapan pagi untuk sekeluarga di rumah.
"Yuk kita makaannn!" sedikit teriakan Nabila. Nabila, Ibunya dan Tantenya membawakan makanan di dapur ke ruang keluarga. Ayah Nabila, Zami, Pamannya, serta Saudara-saudaranya yang sedang menonton TV, Adik-adik Nabila yang sedang asik main, semuanya berkumpul lalu makan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR
Historia CortaIni adalah kumpulan cerpen tentang sebuah pernikahan yang berujung pada pengkhiantan. Salah satu project terbaru dari member Writing in The Sky. Pokoknya kalian harus baca, cerita ini bercerita tentang konflik keluarga, pengkhiantan, air mata, dan j...