Hatiku Memilihmu

204 28 9
                                    

Arif sedang menunggu Aurora memilih-milih buku yang hendak dibeli saat merasakan ponsel di saku celananya bergetar. Ia mengambil benda tersebut dan menerima panggilan dari sobatnya. Yose.

"Iya?"

"Gawat, Rif."

Arif mengerutkan keningnya mendengar nada bicara Yose yang tidak biasa. Sedikit panik.

"Ada apa?"

"Lo bisa markas sekarang nggak?"

"Ada apa?"

"Susah jelasinnya. Bisa ke sini sekarang, Rif?"

Arif melirik Aurora yang sedang memegang dua buku di tangan kanan dan dirinya. Sepertinya cewek itu sedang bimbang, buku mana yang ia beli.

"Gue telat beberapa menit mungkin," kata Arif.

"Diusahain cepet ya, Rif."

"Oke." Arif mematikan ponselnya dan menaruh benda itu kembali ke kantung celananya.

Apa yang sebenarnya terjadi? Nada bicara Yose panik dan gusar begitu. Firasatnya mengatakan itu ada kaitannya dengan Geng Cross.

"Udah nemu bukunya, Au?" Arif menghampiri Aurora dan berdiri di sebelahnya.

"Menurut lo yang mana?" Aurora menunjukkan kedua buku yang dipegangnya pada Arif. "Seoul I Miss You atau Hatiku Memilihmu?"

Arif tersenyum. Ia beralih menatap dari buku ke wajah Aurora. "Hatiku Memilihmu," katanya lalu tertawa.

Aurora yang ikut tertawa, ia memalingkan wajahnya sebentar ke arah lain. "Beneran lo pilih yang Hatiku Memilihmu?"

"Iya," jawab Arif sambil mengangguk.

"Oke, deh." Aurora berbalik dan menaruh buku yang telah teriliminasi ke rak buku.

"Habis ini langsung gue anter pulang, ya," kata Arif saat mereka berada di depan kasir.

"Oh, oke," balas Aurora.

Setelah Aurora membayar buku yang dibelinya, dirinya dan Arif berjalan keluar toko buku. Aurora menoleh ke arah Arif yang sejak ia membayar di kasir tadi tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Raut wajah cowok itu tampak sedang memikirkan sesuatu. Keningnya berkerut dengan kedua alis tebalnya yang nampak menyatu.

"Rif, ada masalah?" tanyanya.

Arif menoleh padanya dan menyunggingkan senyum menenangkan. "Nggak ada, kok."

"Bohong. Muka lo berkerut-kerut gitu, keliatan lagi mikirin sesuatu," kata Aurora sambil menunjuk muka Arif.

Arif menyentuh wajahnya dengan punggung tangan. "Masa, sih?"

"Iya. Lo lagi mikirin apa?" tanya Aurora.

Arif berhenti berjalan dan seketika Aurora juga ikut berhenti.

"Mikirin lo," jawab Arif lalu tersenyum lebar.

"Ihhh!" Aurora hendak memukul Arif dengan buku yang dibawanya, tapi cowok itu berhasil menghindar darinya dan berlari menuju motornya.

"Lo nggak mau cerita ada apa?" Aurora menghampiri Arif yang sudah duduk di atas motornya.

"Nggak," kata Arif sambil menggeleng.

"Gue nggak boleh tau, ya?"

"Lo nggak perlu tau."

"Oke, deh."

Arif tersenyum padanya. "Nggak usah dipikirin, ya. Nanti lo pusing." Ia mengetuk dahi Aurora dengan jari telunjuknya.

"Ih." Aurora mengelus dahinya yang diketuk sedangkan Arif hanya tertawa.

Storm and Cross (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang