Maaf banget aku baru publish sekarang, semalam janji ama diri aku sendiri buat update. Eindingnya lupa dan baterai keburu abis //tampol pake bongbong doll
Beuh, lanjutkeun...
Jihoon perlahan membuka matanya dan hal yang pertama kali ia lihat adalah wajah damai Soonyoung. Mata sipit, bibir semi tebal, kulit putih pucat, serta hidung bangir, fitur-fitur di wajah pemuda itu menunjukkan bahwa ia merupakan sosok yang dingin dan tegas. Bahkan dalam tidurnya pun Jihoon merasa sedikit takut. Tapi dengan tangan yang memeluknya posesif serta lirihan memanggil namanya, Jihoon benar-benar merasa aman dan nyaman berada dalam dekapan hangatnya.
Tangan Jihoon bergerak untuk mengelus rahang tegas pemuda itu dan siapa yang tahu bahwa gerakannya itu kini membangunkan Soonyoung. Jihoon yang terkejut ketika matanya bertemu dengan iris Soonyoung segera menarik tangannya, "maaf. Aku..." Pemuda mungil itu gelagapan, bingung harus mencari alasan apa. Soonyoung langsung bangkit dan menatap Jihoon dengan tatapan terkejut, sontak membuat pemuda itu menciut. Dalam hati bertanya, apa Soonyoung tidak suka jika wajahnya disentuh.
Soonyoung menunduk, "maafkan aku."
"Huh?" Jihoon kini menatapnya bingung ketika mendengar lirihan Soonyoung, kenapa jadi pemuda itu yang meminta maaf? "Seharusnya aku kembali ke kamarku ketika kau tidur, tapi aku malah tertidur." Ujarnya pelan. Jihoon tak bisa menahan senyumnya lagi, "tidak masalah, kau pasti kelelahan. Terima kasih, akhirnya aku bisa tidur dengan nyanyak." Jihoon tersenyum lebar, sontak membuat Soonyoung tersenyum tipis tanpa disadari oleh pemuda mungil itu.
KRIING! KRIING!
Soonyoung melirik Jihoon sekilas sebelum mengangkat panggilan telepon yang masuk, "Halo, Jun? Jadi bagaimana keadaan di rumah sakit?" Ujarnya. Mendengar nama Jun yang ia kenal sebagai dokter yang merawatnya, Jihoon pun bergerak untuk mendekat. Soonyoung yang merasa bahwa Jihoon ingin ikut mendengar pun mengaktifkan loudspeaker.
'Seungcheol benar-benar meledakkan cap naga itu, Soon. Rata-rata cap naga itu berada di lengan kanan seperti yang dilihat Tuan Jihoon. Sebelumnya aku sudah memotong lengan mereka dan lengan-lengan tersebut dipindahkan ke ruang bawah tanah sehingga ledakannya tak mempengaruhi aktifitas di rumah sakit.'
Soonyoung mengangguk paham, melirik Jihoon sekilas dan menemukan wajah pemuda itu pucat parah. 'Sedangkan orang-orang itu sekarang berada di aula, menunggu Jisoo dan siap untuk diinterogasi.'. "Tidak perlu." Sahut Soonyoung cepat, kembali menonaktifkan loudspeaker sebelum berucap, "Karena mereka masih hidup, aku ingin sesuatu yang menarik. Aku yakin Seungcheol dapat memberiku hal itu."
"Jadi, aku ingin jatuhkan mereka semua dari pesawat di atas ketinggian 80 kaki pada organisasi hantu, hitung-hitung sekalian merusak markas itu. Kupikir itu akan terlihat seperti hujan dan aku akan menunggu hadiah yang akan diberikan Seungcheol." Soonyoung mematikan sambungan telepon sebelum beralih pada Jihoon yang menatapnya takut. Soonyoung menyeringai dan mengusap pipi bulat pemuda mungil itu, "kenapa? Kau takut?" Tanyanya pelan.
Jihoon tak menjawab, sibuk berpikir tentang keputusannya kemarin malam. Ya, jika Jihoon menerima Soonyoung, ia akan lebih sering mendengar percakapan mengerikan seperti tadi. Ah, ia mungkin akan melihat langsung bagaimana pemuda bersurai merah darah itu membunuh dengan bengis. Tapi jika ia menolaknya, Soonyoung pasti akan sedih dan ia tak tahu harus kemana. Apa tidak ada cara lain? Tak kunjung mendapat respon, Soonyoung akhirnya tertawa kecil, "kau butuh waktu untuk berpikir, Jihoon?"
"Tidak."
Soonyoung kini menatapnya tajam begitu mendengar jawaban Jihoon. "Aku tidak butuh waktu untuk berpikir ulang, jawabanku tetap sama. Aku akan menikah denganmu." Jihoon menatap Soonyoung takut-takut, haruskah ia memintanya? Meminta agar Soonyoung berhenti melakukan pekerjaan kotor ini? Pemuda itu tidak akan mau, kan? Karena ini organisasi yang didirikan ayahnya. Soonyoung masih menatap Jihoon dengan tatapan intens, seakan tahu bahwa Jihoon masih ingin mengatakan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
B E S E S S E N H E I T [SOONHOON]
De Todo[COMPLETE] Lee Jihoon merasa ia tak pantas dicintai, ia pikir ia terlalu buruk sehingga percaya tak seorangpun yang mencintainya. Bagaimana jika ia salah? Ternyata ada seseorang yang memperhatikan ia sejak lama dan mengetahui baik buruknya. Pangeran...