C H A P T E R 12

3K 400 13
                                    

"Aku benar-benar akan meludahinya jika aku memiliki cukup keberanian."

Pemuda itu merengut sembari melemparkan sebuah kepala ke arah Minghao yang hanya dapat menghela napas lelah, "bagaimana pun juga, dia yang membawa kita dan menjadikan kita orang yang berguna." Ujar pemuda cantik berumur 21 tahun sembari menangkap kepala tersebut dengan sigap. "Kepala itu akan kita jual atau kita serahkan pada Bos?" tanya pemuda tembam bernama Seungkwan itu dan dibalas gedikkan bahu oleh Minghao, "harganya tidak tinggi dan bos tidak akan puas jika kita hanya membawa kepala utuh." Pemuda itu pun melemparkan kepala tersebut ke sembarang arah, membiarkannya bergelinding di tanah begitu saja.

Seungkwan tertawa renyah, "kau benar. Kalau begitu, kau bisa bereskan semua ini sebelum pagi. Semangat!" ujarnya sembari beranjak meninggalkan yang lebih tua, "ck, laporkan ini pada Seokmin agar ia membuat laporan. Mengerti?!" Seru Minghao pada pemuda berpipi gembil itu. Seungkwan hanya melambai tanpa berbalik, "aku tidak janji. Aku harus ke rumah sakit untuk perintah yang lainnya."

Pemuda bersurai biru malam itu memasuki mobil hitamnya dan pergi menuju rumah sakit.

KRIING! KRIING!

"Samuel?" Gumam Seungkwan ketika membaca nama kontak yang tertera pada layar ponselnya, ia pun segera mengenakan earphone bluuetooth. "Halo, Sam? Aku sedang dalam perjalanan kesana, apa sesuatu terjadi?" Tanya Seungkwan tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan. 'Tidak. Jangan kemari, Tuan. Kita sudah ketahuan, semua orang kita terluka parah. Mereka meminta untuk bertemu dengan Tuan atau orang kita akan habis oleh mereka.'

"Sial. Aku akan tiba disana dalam 15 menit lagi, bertahanlah." Seungkwan segera menekan pedal gas semakin dalam. 'Tidak, jangan. Jangan kemari, saya yakin ini jebakan untuk anda. Abaikan saja kami dan segera laporkan pada Bos Seungcheol.' Ujar pemuda itu dari seberang telepon. "Jangan bodoh! Kau ingin aku menjadi makanan Hyena miliknya?! Aku lebih baik mati di tangan musuh daripada di tangan Si Bangsat itu. Aku akan segera tiba!" ucap Seungkwan sebelum memutuskan sambungan telepon, "Sial! Sial! Sial! Tentu saja aku tidak ingin mati sekarang, Sialan!" umpatnya.

Sesampainya di rumah sakit, Seungkwan segera turun dari mobil dengan sebuah pistol dan sejumlah peluru. Ia pun memasuki rumah sakit dengan terburu, namun yang ia dapati ketika masuk adalah aktifitas normal rumah sakit pada umumnya. Seungkwan tertawa kecil, tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Ia pikir keadaan rumah sakit akan seperti medan perang, mayat dimana-mana dan semacamnya. "Apa-apaan? Apa aku baru saja dibohongi oleh bawahanku sendiri?"

"Tidak."

Seungkwan terpaku ketika sebuah pistol menodong kepalanya. Perlahan ia raba pinggangnya dan matanya kian melebar ketika tidak menemukan pistol kesayangannya disana. "Sekedar informasi, aku menodongmu dengan pistolmu sendiri." Mendengar hal itu sontak membuat Seungkwan menoleh perlahan, "k-kau? Ba-bagaimana kau bisa?" Tanya Seungkwan pada pemuda tampan di hadapannya. Pemuda itu hanya tersenyum simpul, "aku? Aku hanya seorang pencuri ulung."

"Kau tidak sepenuhnya ditipu oleh bawahanmu. Orang-orang kalian sedang kami tawan di suatu ruangan, beberapa dalam kondisi kritis karena mencoba melawan." Seungkwan kembali memasukkan sesendok es krim ke dalam mulutnya, mengabaikan pemuda tampan di hadapannya yang melemparkan tatapan datar ke arahnya, "kau mendengarku?"

Seungkwan mengangguk acuh, "aku mendengarmu, tapi aku tidak peduli."

"Kenapa kita tidak berkenalan saja? Namaku Seungkwan, penembak jitu di organisasi kami." Ucap Seungkwan. Pemuda di hadapannya hanya tersenyum, "aku tahu. Aku pernah mendengar tentangmu, bukankah kau yang membuat semua orang di gedung 20 lantai menghilang bak ditelan bumi? Kau cukup berani." Ucap pemuda itu. "Aku tidak terkejut, organisasi kalian memiliki kekuatan intel terhebat. Kalian bisa mencari informasi siapapun tak terkecuali organisasi seperti kami."

B E S E S S E N H E I T [SOONHOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang