IP-24

356 26 1
                                    

Seminggu sudah Melody berhasil menjauh dari Adnan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seminggu sudah Melody berhasil menjauh dari Adnan. Selain sibuk syuting, Melody juga mengikuti dua ekstrakulikuler di sela waktu yang di milikinya sehingga membuatnya jarang bertegur sapa dengan cowok itu.

Seperti saat ini, Melody tengah meluruskan kedua kakinya, menopang tubuhnya dengan kedua lengan, deru napasnya tak beraturan usai latihan karate beberapa menit lalu.

"Berhenti."

Melody mendongakkan kepalanya kala mendengar suara lelaki yang akhir-akhir ini menghantui hidupnya.

"Apanya?"

"Karate."

"Enak aja! Ini hobi gue, ya! Lo nggak ada hak ngelarang gue!" Melody bangkit, menepuk-nepuk celana bagian bokongnya untuk menghilangkan debunya.

Sudah susah-susah dirinya menghindari Adnan, tapi hari ini lelaki itu berhasil menemuinya lalu tanpa basa-basi memintanya--ralat memaksanya untuk berhenti dari kegiatan yang di sukainya ini. Big no!

"Lupa gue siapa?" 

Melody mengepalkan sebelah tangannya, mendekati Adnan, menunjukkan wajah garangnya. "Inget kata-kata lo sendiri. Status kita cuma berlaku di hadapan keluarga!" 

Adnan terpaku menatap mata Melody. Melihat itu Melody kembali melanjutkan ucapannya. 

"Trus di sini ada nama Maudy yang harus lo jaga cintanya!" Melody menunjuk dada kiri Adnan.

Adnan masih tak mengeluarkan sepatah kata pun untuk membalas Melody. Membuat gadis itu kesal dan hendak pergi. Namun, Adnan mencengkram pergelangan tangan Melody kuat.

"Lo apa-apaan sih! Lepas nggak!" Melody tak berhasil meloloskan tangannya karena tenaganya telah habis terkuras latihan tadi.

"Pelangi?"

Melody memejamkan matanya. "Ngapa? Nggak pernah nemu mata kek gini? Mau bilang mata gue kek kucing, iya?!"

Adnan dengan polosnya mengangguk. Dulu memang dirinya tak pernah menatap Maya sedekat ini, jadi ia terpaku melihatnya.

"Udah tau 'kan kucing sukanya nyakar, mau lo gue cakar ampe tuh muka jadi abstrak! Klo nggak mau, lepasin gue sekarang!"

Adnan masih saja menahannya.

"Lepas Akara, ini sekolah!" Bukannya menurut, Adnan justru menarik tangan Melody hingga perempuan itu jatuh kepelukannya.

"Sejak kapan?"

IDENTITAS PALSUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang