IP-38

462 24 8
                                    

Melody masih memikirkan perihal sosok berhoodie merah tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melody masih memikirkan perihal sosok berhoodie merah tadi. Mengapa sosok itu memotretnya dan juga Adnan? Apa yang sosok itu rencanakan sebenarnya?

Sebagian hatinya merasa tidak tenang. Sosok itu mulai mengusik kehidupannya. Yang kemungkinan besar suruhan orang.

"Minum dulu," Adnan menyerahkan sebotol air mineral padanya.

"Mendingan mulai sekarang lo nggak usah deket-deket gue deh."

Adnan mengangkat sebelah alisnya, heran dengan perubahan sikap Maya yang tiba-tiba.

"Minum."

"Nggak, sebelum lo pergi dari sini!"

Adnan menghela napas. Jalan pikiran wanita memang sulit di tebak. Sebentar bilang iya, sedetik kemudian berubah lagi.

"Gue pergi. Tapi lo harus minum dan tenangin diri."

Melody menghembuskan napas lega kala Adnan benar-benar meninggalkannya sendirian.

Meraih botol itu, Melody meneguknya cepat. Ternyata ia kehausan. Sekali lagi, Melody mengamati sekitar.

Siapa dia? Kenapa terus-terusan ada di sekitar gue?

_0o0_


Melody menggeledah isi kamar Maya, mencari petunjuk tentang apa yang terjadi malam itu. Mungkin masih ada hal yang tersisa setelah insiden pembobolan kamarnya waktu itu.

Menyibak baju-baju dalam lemari, sampai rak sepatu pun tak luput dari Melody. Namun belum ia temukan hal yang bisa membawanya pada rangkaian alur misteri ini.

"Maya please bantu aku ...," mohon Melody, tangannya sudah meremas kasar rambutnya.

Masih belum menyerah, Melody kembali membuka laci meja nakas. Kembali yang di dapatinya barang-barang biasa. Seingatnya bibi mengatakan semua yang ada di kamar ini di tata seperti sedia kala, tak ada yang di kurangi karena justru di tambah teralis untuk jendela agar kejadian kemarin tidak terulang lagi.

Menenangkan diri, menarik napas panjang. Melody menyisirkan pandangan ke segala arah. Mengamati apa yang belum ia sentuh. Hingga tatapannya terpaku pada rak buku mini di samping tempat tidurnya.

Menarik keluar semua buku yang ada di sana. Akhirnya Melody menemukan sebuah laci tersembunyi. "Apa ini?"

Menyipitkan mata agar bisa melihat lebih dalam, Melody menemukan lubang kunci. Lalu apa yang harus ia lakukan sekarang, saat pikirannya kembali buntu untuk menemukan kunci laci itu.

"Maya, makan dulu! Mama udah masakin makanan kesukaan kamu nih!"

Suara Mayang membuat Melody gegas merapikan kekacauan yang di perbuatnya. Biasa Mayang akan menghampirinya di kamar jika ia terlalu lama menyahuti panggilannya.

"Sebentar Ma, aku ganti baju dulu!"

Mayang gegas mengambilkan minum ketika melihat putrinya turun.

"Maya bisa ambil sendiri, Ma. Jadi Mama nggak perlu repot-repot ambilin, lagian Maya bukan tamu."

IDENTITAS PALSUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang