[Follow dulu, yuk biar lebih dekat 😊]
~Palsu tak selamanya menipu~
***
Apa yang begitu dinanti ketika usia kalian telah menginjak angka tujuh belas tahun?
-Menambah koleksi mantan
-Menorehkan banyak prestasi di sekolah
-Pas ultah ngadain pesta besa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah jadwal syuting yang padat selama seminggu, kini Melody dapat kembali ke sekolah. Meskipun kegiatan syutingnya belum usai sepenuhnya.
Ketiga temannya melambaikan tangan dari kejauhan. Melody gegas menghampiri mereka.
"Aduhhh ... artis yang laku keras sibuk bener_ ya?" celetuk Olin sembari merentangkan tangan, menyambut kedatangan Melody.
Tak lupa melakukan tos persahabatan mereka.
"Ntar pulang sekolah kita jalan-jalan, mumpung gue libur. Gimana?" Usul Melody.
"Di traktir nggak nih?" tanya Sasa sembari menaikturunkan alisnya.
"Iya, iya, kalian bebas beli apa aja. Gue yang bayarin."
"Yeaayy! Makasih bestie kuhhh...." Sasa memonyongkan bibirnya ke arah Melody.
Alhasil Melody yang bergidik ngeri memilih bersembunyi di balik punggung Raya.
"Ray, temen lo makin lama kok makin meresahkan sih!"
Raya memutar bola matanya. "Temen lo juga, Mel."
Melody lantas menatap Raya. "Emangnya lo ngakuin?"
"Ya enggak sih."
Lalu keduanya tertawa terbahak-bahak kala menyaksikan Sasa yang langsung cemberut seketika.
Melody menarik Sasa mendekat, kemudian merangkulnya sembari menekan kedua pipinya hingga bibirnya semakin maju. "Canda elah! Lo tuh nggak cocok cemberut gitu. Ntar cepet tua loh!"
"Ih, tau ah! Males gue sama kalian! Jahad banged!"
"Ngambekan ...," ledek Olin.
"Au ah, gelapppp!"
Melody hanya menggeleng melihat tingkah temannya. Ah, teman? Apa Melody pantas menyebut mereka dengan sebutan itu, jika mereka tahu yang sebenarnya apakah masih bisa bercanda tawa seperti ini?
"Ngelamun lo? Tiati, kesambet!" Olin menarik Melody yang hampir menabrak pilar.
"Hehehe ...."
"Malah ketawa! Yuk, cepetan, bentar lagi beli masuk."
Melody mengernyitkan dahinya. "Tumben takut telat? Biasanya juga langganan BK."
"Ih, lo ketinggalan berita hot!" Olin menempuk gemas lengan atas Melody.
"Ya, sowry. Gue biasanya jadi bahan berita, jadi nggak sempet kepoin berita orang."
"Hadehhh ... Iya, iya, si paling ngartis." Olin kembali merangkul Melody. "Sekarang guru sejarah kita ganti. Bukan Pak botak lagi. Tapi Pak ganteng. Saking gantengnya, gue jadi pengen buat sejarah manis sama dia, hihihi ...."
Melody menoleh ke arah Raya. "Kena virus bucin dia."
Melody terkekeh lalu mereka melanjutkan langkah ke kelas.