Nyonya choi memeluk erat Yoona, ia juga ikut menangis, ia selalu bertanya dalam hati apakah yang dikatakan Yoona benar? Suaminya tidak merestui mereka setulus hatinya sehingga semua ini terjadi atau sebenarnya ini terjadi karena suaminya tidak tahu harus bagaimana menghadapi kedua orang yang ia sayangi itu. Dan karena dirinya, kedua orang itu terluka sampai hari ini.
"Yoong, appa akan semakin sedih melihat kalian berdua seperti ini. Kamu tahu bagaimana appamu menyayangi Siwon dan kamu. Bagaimana mungkin appa tidak merestui kalian?" Eommanya membelai rambut yoona yang berbaring di paha eommanya.
"Appa menyayangi Siwon oppa dan ia lebih menyayangi Tifanny eonni daripada aku. Saat kita berdua mencintai pria yang sama, appa memilih melukaiku demi eonni" ujar yoona, ia masih menangis.
"Kamu lihat eonnimu perutnya sudah sebesar apa? Bagaimana mungkin ia dan Siwon kembali bersama lagi? Kamu jangan menyakiti dirimu lagi yoong. Walaupun tifanny yang merupakan putri kandung eomma, tapi eomma lebih menyayangimu yoong. Eomma sakit saat melihatmu dan Siwon begitu terluka" ujar nyonya choi
"Aku melihat eonni menangis, ia masih mencintai oppa"
"Yoong, bisakah sekali saja kamu pikirkan dirimu sendiri? Kamu dan Siwon memiliki Darren. Sedangkan Tifanny dan Siwon sudah berakhir sejak lama"
"Bagaimana aku bisa bahagia diatas penderitaan orang lain apalagi orang itu adalah eonniku sendiri?"
Nyonya choi memeluknya dan menghapus air matanya.
"Kamu menjaga hati orang tanpa peduli hatimu, hati suamimu dan anakmu. Kamu bukan melukai hatimu sendiri tapi semua orang yang mencintaimu. Yoong, kamu pikir eonnimu akan bahagia jika tahu kamu begini?" Tanya eommanya
"Eomma,,"
"Biarkan Siwon beristirahat beberapa hari untuk menjernihkan pikirannya. Setelah itu perbaikilah semuanya" ujar eommanya dan yoona mengangguk.
***
Yoona berusaha memperbaiki semuanya. Ia mulai menerima jika semua yang terjadi pada aboejinya sudah takdir.
"Mom, apa hari ini aku boleh libur sekolah?" Tanya Darren, ini hari ulang tahunnya, setiap tahun ia akan menghabiskan satu hari ini untuk berlibur dengan mommynya.
Yoona menggeleng
"Daddy minggu depan pulang. Kita berliburnya minggu depan saja" ujar Yoona
"Baiklah" ujar Darren "Nanti pulang sekolah, aku mau ke tempat aunty sejeong"
"Nanti mommy antar" ujar Yoona
"Ne mom"
Yoona membereskan lemarinya, di dalam masih banyak pakaian Siwon. Sehingga ia yakin suaminya itu akan kembali, ia memakai kembali cincin pernikahannya.
Yoona mengambil salah satu kemeja Siwon dan memeluknya.
"Aku merindukanmu oppa" gumamnya
"Yoong,," Siwon masuk ke kamarnya "Mianhae, aku lupa membawa stempelku"
Ia menuju ke lemari untuk membuka brankas. Yoona menatapnya. Pria itu tidak menatapnya sama sekali. Setelah selesai mengambilnya, Siwon menyerahkan kunci brankas itu pada Yoona. Selain menggunakan kode, brankas mereka juga menggunakan kunci.
"Jangan katakan pada Darren, aku disini. Dia akan kecewa kalau aku tidak menemaninya lewati ulang tahunnya" ujar Siwon, tanpa menunggu jawaban Yoona, ia langsung beranjak pergi. Ia takut terlalu kecewa lagi.
Saat tangan Siwon menyentuh gagang pintu. Yoona menghampirinya dan memeluknya dari belakang.
"Aku tidak ingin oppa pergi lagi" ia menangis di belakang Siwon. "Maaf, maaf aku selalu membuatmu kecewa oppa. Tapi aku sangat mencintaimu, aku terlalu egois memikirkan diriku saja tanpa memikirkan perasaan semua orang. Maafkan aku oppa"
Siwon melepaskan pelukan yoona dan ia berbalik
"Jangan menangis" ia menghapus air mata yoona
"Oppa tidak akan pergi lagi kan?"
Siwon menatap Yoona, ia lalu memeluk wanita itu.
"Jika kamu ingin oppa disini, maka oppa tidak akan kemana pun" bisiknya, yoona tersenyum
"Maafkan aku oppa"
"Kamu tahu betapa khawatirnya oppa saat kamu diam tanpa mengatakan apapun" ujar Siwon "Oppa khawatir kamu tidak bahagia dengan oppa, lalu kamu meminta berpisah, apa yang bisa oppa lakukan selain melepaskanmu untuk kebahagiaanmu. Disaat kamu tidak lagi bahagia denganku, tentu saja oppa harus merelakanmu demi kebahagiaanmu"
"Maaf oppa" ujar Yoona lagi "Aku tidak bahagia sama sekali saat oppa pergi. Aku membutuhkanmu oppa, aku tidak bisa merelakanmu walaupun appa marah pada kita nantinya. Aku akan berjuang untuk tetap bersamamu"
Siwon memeluk dengan erat istrinya.
"Sudah, jangan menangis lagi" ujar Siwon, ia juga menghapus air matanya.
"Kita harus bahagia oppa" ujar Yoona dan Siwon mengangguk.
"Ayo kita ajak Darren jalan-jalan" ujar Yoona
"Ne,"
***
Keduanya mengajak Darren ke theme park. Darren begitu bahagia, baru pertama kali ia berkunjung ke theme park di Seoul ini.
Mereka bermain di hampir semua permainan yang memungkinkan untuk Darren. Mereka bermain hingga malam hari, wahana terakhir yang mereka naiki adalah bianglala.
Darren duduk di samping Yoona dan Siwon di depan mereka.
"Darren senang?" Tanya Siwon dan anak kecil itu mengangguk.
"Apalagi liburannya bersama daddy," ujar Darren
"Kita akan sering berlibur seperti ini ya" ujar Siwon dan Darren mengangguk kesenangan
"Tapi sekarang aku capek. Daddy gendong aku ya"
"Okay boss"
Selesai bermain, Siwon menggendong putranya dan mengandeng istrinya.
"Aku bahagia oppa" bisik Yoona.
Mereka singgah di sebuah kedai pinggir jalan untuk makan daging panggang. Walaupun berada di pinggir jalan, tapi begitu ramai. Sampai Siwon harus memarkirkan mobilnya di seberang sana.
Yoona dan Darren lebih dulu menunggu di depan kedai itu, Siwon pun memarkirkan mobilnya sendiri. Setelah itu ia keluar dari mobil dan menghampiri istri dan anaknya. Terlalu gembira sehingga tidak melihat ke kiri dan kanan lagi.
Brakkkkk,,,,
Yoona menjerit saat melihat tubuh suaminya yang terbanting. Begitu juga Darren. Yoona berlari menghampiri Siwon yang sudah berdarah begitu banyak.
"Oppa,,," teriak Yoona sambil menangis.
"Jangan menangis,," Siwon masih sadar dan ia berkata dengan terbata-bata.
"Tolong panggil ambulance" teriak Yoona dan Siwon sudah kehilangan kesadarannya.
***
Seluruh baju yoona penuh dengan darah. Ia memeluk putranya sambil menangis. Siwon masih berada di ruang UGD.
Baru saja masuk, hanya butuh beberapa menit, dokter kembali keluar.
"Maaf, pasien sudah meninggal dalam perjalanan" ujar dokter yang keluar dari ruang UGD
"Tidak mungkin. Dokter pasti salah. Suamiku baik-baik saja. Tidak mungkin ia pergi begitu saja. Selamatkan suamiku dokter. Aku mohon" ujar yoona, ia menangis tanpa henti sejak tadi. Darren memeluk mommynya.
"Ini tidak mungkin,," teriaknya dan ia jatuh tak sadarkan diri.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Aishiteru
FanfictionMemaafkan bukan berarti melupakan, setiap melihatmu aku masih merasakan sakit itu. ~Im Yoona