01

684 27 0
                                    

Seorang gadis memasukki kamar seseorang yang sudah di anggap nya seperti Abang. Tapi semakin ia bertambah umur perasaan aneh mulai menggelitik di hati nya. Letta mulai melangkahkan kakinya untuk membuka gordeng yang terdapat di kamar tersebut.

Seuntas senyum terbit takkal Letta melihat wajah tenang Ezra yang sedang tertidur. Letta melangkahkan kakinya ke arah Ezra yang sedang menggeligat karena cahaya matahari.

"Ka Zaza bangun yuhuu!!!" kata Letta bersemangat sambil menoel-noel pipi Ezra.

Tentang mengapa Letta memanggil sahabatnya dengan sebutan 'Zaza' kerena ia lebih nyaman dengan sebutan itu. Toh, lagi pula Ezra tak mempermasalahkannya.

Ezra tetap tidak membuka matanya, walaupun sebenarnya Ezra sudah terusik akan kelakuan Letta. Ezra lebih memilih bergelung dengan selimut nya.

Letta yang tidak mendapatkan respon dari Ezra mencibir kesal. Dasar mayat hidup! Susah sekali jika di bangunkan.

"Kak Zaza! Ishh, nyebelin banget sih, tidurnya kayak kebo! Bangun gak!" kesal Letta menarik selimut yang di kenakan Ezra.

Ezra yang sangat terganggu membuka mau tak mau membuka matanya, mentap Letta dengan tatap garang nya.

"Ck, ganggu tau gak lo!" ketus Ezra menatap Letta tajam.

Seketika nyali Letta menciut, Letta takut jika sudah mendengar ucapan ketus Ezra. Seperti itu lah Letta jika berhadapan dengan Ezra. Apalagi tatap tajam Ezra membuat Letta berdidik ngeri.

"Ya, habisnya Tata bangunin gak bangun-bangun." lirih Letta mengubah mimik wajahnya menjadi cemberut.

Ezra yang melihat wajah Letta yang sangat menggemaskan menahan tawanya. Ezra mengubah posisinya menjadi duduk dan mulai turun dari ranjang kasur, menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya. Meninggalkan Letta yang masih memasang wajah cemberutnya.

"Tunggu di bahawah sana!" usir Ezra, saat berada di depan pintu kamar mandi.

Letta hanya mendengus kesal dengan kelakuan Ezra yang semena-mena padanya. Tetapi, walaupun Ezra seperti itu Letta tetap selalu ingin berdekatan dengan Ezra. Letta memutuskan untuk ke bawah seperti apa yang di perintahkan Ezra tadi.

❄❄❄

"Hai Bunda..." sapa Letta pada Bunda Risma.

Risma yang sedang memasak sedikit terkejut dengan kedatangan anak sahabatnya. Pasalnya, tadi Risma menyuruh Letta agar membangunkan Ezra.

"Hai sayang" balas Risma tersenyum pada Letta.

"Gimana Ezra nya udah bangun?" tanya Risma yang sedang menyiapkan  sarapan pagi ini.

"Udah Bun, Kak Zaza nya lagi mandi."

"Bagus deh! Bunda capek kalo bangunin anak itu!" keluh Bunda pada Letta

Letta tertawa saat mendengar penuturan Bunda. Tapi memang benar, membangunkan Ezra butuh kekuatan yang sangat besar.

Letta dan Bunda Risma sudah sangat dekat, bahkan Bunda Risma sudah menganggapnya  seperti anak sendiri. Letta sangat senang karena keluarga Ezra sangat memperlakukannya dengan hangat.

"Bentar ya sayang Bunda mau nyiapin sarapan dulu ke meja."

"Sini Bun! biar Tata bantu."

"Udah gak usah biar Bunda aja! Sini ikut Bunda aja."

Letta menganggumkkan kepalanya. Membuntuti Bunda yang sedang menyiapkan makanan untuk sarapan pagi ini.

"Eh ada Letta! Om kok baru liat kamu ada disini sih." ujar Dhika yang sedang duduk di kursi meja makan.

Letta terkekeh, menyalimi tangan Om Dhika. Kata mamah Letta harus sopan kepada siapa pun yang lebih tua darinya.

"Mamah kamu giman kabarnya Ta?" tanya Risma.

"Alhamdulillah baik Bun."

"Alhamdulillah kalo gitu! Bunda nanti kapan main deh ke rumah."

"Yasudah mending sekarang kita makan yuk." ajak Risma.

Dengan senang hati Letta ikut bergabung untuk sarapan. Letta sangat suka sekali makan, tapi ia aneh kenapa badannya tidak gendut-gendut juga.

'Ekhm'

Baru saja Letta ingin duduk  untuk sarapan tetapi suara deheman seseorang menghentikan gerakannya.

"Pagi Bun! Pagi Yah!" sapa Ezra pada kedua orang tuanya.

"Lo gak usah makan! Nanti keburu kesiangan." ketus Ezra pada Letta.

Dhika yang mendengar ucapan anaknya geleng-geleng kepala. "Kamu ini Zra, baru dateng marah-marah gitu." tegur Dhika.

Ezra yang mendapatkan teguran dari Dhika dengan terpaksa meminta maaf.

"Sorry Yah." lirih Ezra.

"Tau kamu Bang! Orang Letta mau makan dulu! Itu sih ya kamu nya aja yang bangunnya kesiangan!" sini Risma pada putranya.

Letta yang mendengarkan pedebatan keluarga, kerena dirinya merasa tak enak.

Jika sudah seperti ini Ezra hanya bisa pasrah, pasti jika menyangkut soal Letta Bunda dan Ayah nya akan membela Letta. Padahal kan disini ia yang anaknya.

"Iya deh maaf Bun." balas Ezra sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Udah Bun gapapa, bener kata Kak Zaza nanti takut ke siangan." kata Letta menengahi.

Ezra bernapas lega saat Letta membelanya, kalau tidak Ezra pasti akan terkena marah oleh Bundanya.

"Ya udah Bun, Yah! Kita berangkat dulu ya." pamit Ezra.

"Bunda, Ayah Letta pamit juga ya." pamit Letta.

"Iya, hati-hati! Jagain Letta! Awas kalau sampai Kenapa-kenapa." ancam Risma memperingati putranya.

Ezra hanya tersenyum. Menarik pergelangan tangan milik Letta. Agar ia buru-buru keluar dari rumah.

Letta hanya pasrah saat Ezra menarik pergelangan tangannya. Ia berusaha menyamakan langkahnya dengan Ezra.

Saat mereka berdua sudah berada di parkiran mobil depan rumah Ezra, ia berhenti tiba-tiba, alhasil Letta yang di belakangnya jadi menabrak belakang punggung Ezra.

"Aws.... Kak Za ih sakit tau, kalo berhenti bilang kek."gerutuh Letta.

"Hahaha... Lucu banget si lu Ta, lagian si jalannya nunduk aja." tawa Ezra saking lucu melihat sahabatnya itu.

"Ih kok aku yang disalahin? Orang kak Za yang tiba-tiba berhenti."kesal Letta sambil mengerucutkan bibirnya.

"Iya deh iya maaf gak sengaja gua, udah sekarang masuk gih kapan jalannya kalo kita gini terus!" titah Ezra.

"Hehehe iya, yaudah ayo cepet, kita mau kemana sih kak?"Tanya Letta saat di dalam mobil.

"Udah diem aja nanti juga lu tau."

Letta yang mendengarnya sangat kesal, dari tadi Ezra sangat menyebalkan baginya.

Ezra sengaja ingin membuat Letta penasaran, dia senang sekali menggoda Letta.



Oke gaiss...
Gimana sama Cerita yang baru Aku buat,semoga kalian suka oke,jika ada yang salah dalam penulisan kalian bisa Coment,mohon maaf ya kalo ceritanya hanya sedikit,Aku harap kalian suka dengan cerita yang Aku buat.

My Friend Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang