20

147 14 4
                                        

Warning!!! Sedikit mengandung kata-kata kasar.

Cahaya matahari mulai menampak sinarnya menembus celah jendela seorang wanita yang sedang tertidur nyenyak.

Sementara Ezra, laki-laki itu sedang memasak untuk istri tercinta.  Kali ini Ezra hanya akan membuatkan nasigoreng telur mata sapi untuk sarapan. Semenjak Letta sedang mengandung, wanita itu suka sekali bangun siang. Ezra yang tidak ingin mengganggu acara tidur Letta, memutuskan untuk menyiapkan sarapan untuk Letta. Setelah dirasa cukup Ezra menyajikannya di meja makan, bergegas ke kamar untuk membangunkan Letta. Kasihan Letta belum makan sudah siang seperti ini.

Ezra membuka knop pintu menghampiri Letta yang sedang nyenyak tertidur. Mau tidak mau Ezra harus membangunkan Letta, karena Letta dan calon anaknya butuh asupan makan. Ezra mengelus pelan pipi chubby milik Letta.

"Sayang bangun yuk! Udah siang loh." Letta menggeligat dalam tidurnya.

"Eughh..." lenguh Letta sambil mengerjapkan matanya.

Lette membuka mata secara perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk ke rentina matanya. Pertamakali saat membuka mata yang Letta lihat adalah wajah tampan Ezra. Letta tersentak saat menyadari jika ia bangun kesiangan. Dengan cepat Letta langsung mengubah posisi menjadi duduk.

"Hey sayang, pelan-pelan dong!" kata Ezra memperingati Letta.

Letta meringis, yang dia fikirkan belakang ini dia sering bangun kesiangan. Kasihan Ezra, pasti suaminya itu yang memasak untuk dirinya.

"Maafin Tata ya Kak, sekarang Tata bangun kesiangan terus." lirih Letta merasa bersalah dan tidak becus menjadi seorang istri.

Ezra terkekeh, mengecup pucuk kepala Istrinya, mendaratkan bokongny duduk di bibir kasur samping Letta. "Kok jadi sedih sih, Ta dengerin Kakak! Kakak malah seneng bisa ngurus kamu."

Pipi Letta seketika memerah, jika sekarang Letta tidak menunduk mungkin ia akan diledeki oleh Ezra. Letta bersyukur dipersatukan dengan laki-laki seperti Ezra.

"Udah yuk mending sekarang kita makan." ajak Ezra.

Letta meraih jemari tangan Ezra dan mengaitkan jarinya miliknya disana. Perlakuan Ezra begitu manis padanya. Membuat Letta semakin mencintai suaminya.

Ezra menarik salah satu kursi, mempersilahkan untuk istrinya duduk. Dengan senang hati Letta duduk di kursi meja makan tersebut.

Ezra mengusap pucuk kepala Letta. "Makan yang banyak sayang." kekeh Ezra, setelah itu ia ikut duduk di kursi yang bersebrangan dengan Letta.

Letta menggangguk dan mulai memakan nasi goreng yang menggiurkan di mata Letta. Letta memuji masak suaminya dalam hati ini 'sangat enak'.

Ezra senang karena Letta menyukai masakan yang ia buat, sungguh menggemaskan Letta bagi Ezra.

Keduanya pun melahap makananya masing-masing dengan nikmat. Tak ada satu pun suara yang keluar dari dua sejoli tersebut.

🍁🍁🍁

"Aku berangkat kuliah dulu ya!" kata Ezra berpamitan dengan Letta. Ezra mengecup kening istrinya yang sedang cemberut.

Lihatlah, Letta sangat menggemaskan di Ezra. Padahal, Ezra sudah menawarkan Letta untuk kuliah. Tentang biaya Ezra sudah persiapkan semua. Tetapi istrinya itu kekeh tidak ingin kuliah, sementara Ezra hanya mengikuti kemauan istrinya. Kata Letta 'aku gak mau kuliah, aku pengen dirumah aja sama baby di dalam perut aku'.

Kini kandungan Letta sudah berjalan tiga bulan. Ah, belum menjadi ibu saja Letta sudah sangat bahagia. Letta mengerucutkan bibirnya. Memang belakang ini ia tidak ingin ditinggal Ezra sedikit pun, rasanya ingin menempel terus pada suaminya.

My Friend Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang