16

173 12 0
                                        

Hachh

Hachh

Sedari tadi Ezra tidak berhenti bersin. Karena tadi dia memaksakan untuk hujan-hujanan alhasil sekarang Ezra terkena flu dan demam.

"Udah Tata kasih tahu! Ngeyel sih! Sekalian aja besok hujan-hujanan lagi." dengus Letta kesal sambil berdecak pinggang.

Letta kesal sekali pada Ezra. Letta menasihati Ezra buat kebaikan juga. Jika seperti kan tak enak. Lagian siapa suruh Ezra malah hujan-hujanan padahal jika pulang telat juga tak apa tinggal menghubungi Letta lewat hp saja.

"Udah dong sayang jangan marah-marah mulu! Emang Kamu ga kasihan sama Aku lagi sakit gini!" lirih Ezra berharap Letta akan perhatian padanya.

"Siapa suruh kayak anak kecil." ketus Letta.

Ezra menyandarkan tubuhnya pada penyangga sofa. Mengehebuskan napasnya kasar, memijat pelipisnya yang sangat pusing akibat memaksakan untuk menerobos hujan tadi. Sekarang istrinya malah marah padanya. Padahal Ezra ingin sekali di perhatikan saat ini.

Letta yang melihat Ezra dengan wajah pucat seperti itu jadi khawatir. Tetapi, ia juga sangat kesal dengan Ezra. Letta  mendapatkan bokongnya di samping Ezra. Seperti nya dia berhenti untuk marah dulu dengan Ezra.

"Sini Kak." ujar Ezra merentangkan tangannya untuk memeluk tubuh Ezra.

Dengan senang hati Ezra masuk ke dalam pelukan Letta. "Makasih sayang."

"Sama-sama Kak, Tata bukan marah dengan Kak! Tapi Tata kesal karena Kak terlalu memaksakan untuk pulang! Padahalkan di luar sana hujan." ujar Letta dengan nada khawatir.

Ezra tersenyum semakin mengeratkan pelukannya. Ezra mengerti apa yang di rasakan oleh Letta. Ezra hanya diam tanpa menjawab ucapan Letta. Ezra tahu sekarang istrinya seperti itu karena khawatir pada nya.

Cukup lama Ezra di dalam pelukan Letta, sementara Letta hanya diam tak berkutik membalas pelukan suaminya. Bahkan, Letta mengelus pucuk kepal Ezra. Ezra sangat manja jika sedang sakit seperti ini. Letta yang merasakan suaminya sudah tertidur tersenyum, sampai-sampai mereka tidur di sofa dengan keadaan duduk.

🍁🍁🍁

Cahaya matahari menyilaukan dua insan yang sedang tertidur dalam satu sofa. Letta terbangun dari tidurnya. Dia mulai membuka mata, Letta teringat saat semalam dia menidurkan Ezra tetapi dirinya ikut tertidur juga.

Letta tersenyum melihat wajah tampan suaminya. Ah, kenapa semakin hari wajah Ezra semakin tampan. Letta mengecup bibir Ezra sekilas, pipinya memanas. Letta memindahkan posisi tubuh Ezra menaruh bantal untuk tumpuan kepala Ezra.

Saat Letta ingin beranjak dari sofa ada tangan yang mencekal dan menari tubuh Letta. Siapa lagi kalau bukan Ezra lah pelakunya. Jadi lah posisi Letta berada di atas Ezra.

Ezra tersenyum saat Letta berada di atasnya. Lihatlah, wajah Letta sangat menggemaskan. Sebenarnya saat Letta menciumnya tadi Ezra sudah bangun.

"Berani ya Kamu cium Aku!" ujar Ezra.

Letta merasa kikuk saat posisinya seperti ini. Letta sangat malu pada Ezra, rasanya dia ingin tenggelam saja sekarang juga.

"A-apaan sih! E-engg-ak kok!" gugup Letta menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Masa sih! Orang tadi Aku udah bangun kok pas Kamu cium Aku!" kekeh Ezra meledek Letta.

"Ge-er banget sih!" ketus Letta. Bangkit dari posisinya menuju dapur.

'Ya Allah, jantung Tata' batin Letta dalam hati.

Letta melangkahkan kakinya menuju dapur. Tidak! Bisa-bisa jika terus seperti ini Letta mempunyai penyakit jantung karena perlakuan Ezra.

My Friend Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang