07

186 16 0
                                    

'Entah mengapa aku merasa ada yang berbeda saat di dekatmu,jantung ku lebih berdetak dari seperti biasanya'
.
.
.

Hari ini adalah hari minggu Letta yang sedang menyirami tanaman di halaman rumah, dikagetkan oleh sang Kakak yang memakai topeng badut, etah dari mana Abangnya itu mendapatkan topeng semacam itu,siapa lagi kalau bukan Raihan.

"Dooor.... Arghhh.." jahil Raihan pada Adiknya.

Letta yang keget menjadi refleks menjatuhkan tempat untuk menyiram tanamanya.

"Huwaaa.... Abang nyebelin banget sihh, dasar abang gak punya akhlak!" kesal Letta sambil memukul lengan Raihan.

"Aduh.... Duh, Letta sakit bego!" ringis Raihan karena di pukul oleh adiknya.

"Biarin wlee!!! biar abang tau rasa!" Kata Letta sambil memeletkan lidahnya.

"Dasar!!! Adek durhaka" kata Raihan sambil menoyor kepala Raihan.

"Aduh.... Sakit bang!!! Tata bilangin Mamah nih!!!" Ancam Letta.

"Dasar Anak Mamah, manja udah cengeng lagi!" cibir Raihan membuat adiknya kesal,entah mengapa menjahili Letta kesenangan bagi Raihan.

Ririn yang keluar dari dalam rumah dengan membawa roti dan susu ditanganya, menghampiri kedua anaknya yang sedang bertengkar.

"Astagfirullah, Raihan kamu seneng banget sih jahilin adik sendiri!" kata Ririn sambil menjewer telinga Putranya yang kelewatan jahil.

"Aduh... Sakit Mah!!! ih lepasin Mah, tega banget sih masa anaknya sendiri." ringis Raihan pada Mamahnya sambil mengusap telinga yang merah akibat Mamahnya.

Letta yang melihat itu tersenyum senang, biarkan saja abangnya di jewer oleh Mamahnya biar tau rasa.

"Sukurinn!!! emang enak Wleee.... Jahat si sama Tata." kata Letta tersenyum penuh kemenangan.

Ririn melapaskan tanganya dari telinga Putarannya, kasihan juga jadinya sudah meringis kesakitan.

"Awas ya kamu Bang, sekali lagi jailin adeknya, Mamah jewer lagi kamu!" ucap Ririn memperingati anaknya.

"Iya Mah, gak lagi deh"Raihan dengan wajah memelas.

"Udah ah, abang mau masuk males gak ada yang seru".

"Yaudah sana masuk, senang Letta gak ada abang".

Ririn hanya menggelengkan kepala melihat kalakuan kakak beradik yang selalu saja tidak bisa diam. Sampai pusing kepalanya melihat kelakuan kedua anaknya. Tapi jika satunya tidak ada pasti diantara mereka ada yang rindu.

"Si nak duduk! Mamah ingin bicara sama kamu!" ajak Ririn pada Anaknya untuk duduk di bangku halaman.

"Makan dulu rotinya sayang."

"Iya Mah, maksih."

Latta pun menuruti perintah Mamahnya, sambil memakan roti yang di bawakan oleh Mamahnya. Letta penasaran apa yang ingin Mamahnya bicarakan, sepertinya ada hal penting.

"Iya Mah, memang Mamah ingin bicara apa? kok Tata jadi penasaran!"

Ririn tertawa melihat tingakah polos Putri yang disayanginya. "Kamu ini, sabar dong sayang".

"Kamu kan sudah lama sahabat sama Ezra, kamu mau gak kalau misalkan nikah sama Ezra?" tanya Ririn pelan sambil mengelus pucuk kepala anaknya.

"Hah!!! maksud Mama apa Aku nikah sama Kak Ezra? Tata kan masih mau sekolah Mah" kata Letta memelas Ia masih memikirkan sekolahnya bagaimana nanti.

My Friend Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang