17

143 10 0
                                        

Satu bulan kemudian.

Kini Letta dan Ezra tengah bersiap untuk pergi berlibur. Di karenakan hari ini hari weekend Ezra memutuskan untuk mengajak Letta berjalan-jalan. Kata Letta ia sangat bosan di rumah, jadilah Ezra mengajak Letta untuk pergi berlibur.

Ezra sudah siap dengan kaos hitam di padukan dengan kemeja biru dongker nya serta celana lepis hitam. Sementara Letta sudah siap dengan dress selutut berwaran dusy pink, dengan rambut yang di gerai menambah kecantikan Letta. Letta mengambil sline bag nya di dalam Lemari.

"Udah belum Ta?" tanya Ezra sedari tadi menunggu Letta di depan kamar.

"Udah kok ayok!" balas Letta melingkarkan tanganya di lengan milik Ezra.

Ezra tersenyum seraya mengelus pucuk kepala Letta.

Mobil sport milik Ezra mulai membelahi jalan kota Bandung siang hari ini. Sedari tadi Letta terus mengoceh, membuat Ezra pusing di buatnya. Memang belakang ini istrinya itu suka berubah-ubah mood nya Ezra juga tidak tahu kenapa Letta seperti itu. Pernah sesekali Letta marah padanya hanya karena Ezra sedang fokus pada tugas kuliahnya, karena Ezra tidak meladeni Letta, Letta yang merasa di cuekin menjadi merajuk pada Ezra.

Butuh waktu lama untuk sampai ke tempat yang Ezra pilih. Mobil sport Ezra terparkir di salah satu pantai yang terdapat di kota bandung. Karena sudah tak sabar Letta segera turun dari mobil tanpa menunggu Ezra.

Ezra yang melihat Letta se antusias itu menggelengkan kepala nya. Letta selalu membuat diri nya bahagia. Ezra buru-buru keluar dari dalam mobil menyusul Letta.

"Gimana? Suka gak sayang?" tanya Ezra sambil mengaitkan jarinya di sela-sela jari mungil milik Ezra.

"Suka banget..." balas Letta melingkarkan tangannya di lengan milik Ezra.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju area pantai. Dengan tangan yang masih menggenggam jemari Letta. Ezra menddukkan Letta disalah satu kursi panjang yang berada di dekat pesisir pantai. Menanyakan apa yang di inginkan Letta kali ini.

"Kamu pengen sesuatu ga?" tanya Ezra menjongkokkan tubuh nya di depan Letta.

Letta yang di tawari seperti itu menimang-nimang ucapan Ezra, mengetuk pipinya bingung. Seketika, terlintas minuman segar yang berjenis Es kelapa. Letta ingin sekali meminum Es kelapa sekarang juga.

"Tata mau Es kelapa deh!" pinta Letta antusias.

"Oke, Kamu tunggu sini!" balas Ezra mengusap pucuk kepala milik Letta.

Ezra bergegas mencari Es kelapa di sekitar pesisir pantai.

Sementara Letta memandangi indahnya ombak air Laut tersebut. Letta tersenyum menghirup udara yang menerpa kulit nya dalam-dalam, perlahan menghembuskannya kembali. Ezra selalu membuatnya senang. Beruntung sekali Letta memilik suami seperti Ezra.

Ezra yang telah mendapatkan es kelapa seperti keinginan istrinya, buru-buru menghampiri Letta. Ezra khawatir meninggal Letta sendirian. Syukullah, Letta tak kemana-mana.

"Nih Es kelapa nya!" kata Ezra sambil menyodorkan Es kelapa yang di minta oleh Letta. Mendaratkan bokongnya di sebelah Letta.

"Makasih Kakak." balas Letta dengan wajah imutnya.

Ezra terkekeh melihat wajah menggemaskan istrinya. Sambil menunggu Letta meminum Es kelapa nya, Ezra menikmati pemandangan indah di depannya. Ezra tersenyum takkala melihat ombak naik turun mengikuti arahan angin. Suasana disini begitu tenang.

Setelah menuruti perintah Letta. Ezra mengajak Letta untuk mendekati pantai.

Letta memekik senang mencipratkan air ke arah Ezra. Sesekali ia mengerjai Ezra, cukup seperti ini bersama Ezra saja, Letta sudah sangat bahagia. Bahkan, karena ulah nya sekarang baju Ezra menjadi basah.

My Friend Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang