Lisa pov
"Gadis itu bukan seperti nancy yang aku kenal, dia terkesan dingin cuek dan angkuh sedangkan gadis tadi terlihat konyol ..." ucap lisa dalam pelan.
"... Dia mengingatkanku pada jisoo unnie dan rosie sedangkan kalau nancy yang babeh maksud mengingatkanku pada jennie unnie, manusia kucingku ..."
**
"Permisi sajangnim"
Fokusku tersadar kembali ketika seseorang memasuki ruangan sajangnim tanpa ketukan dan persetujuan terlebih dahulu. Aku menatapnya sama halnya dengan wanita itu. Saat aku melihat wanita tersebut, ia mengingatkanku akan wanita buta yang sempat aku tabrak. Tapi wanita ini seperti lebih tinggi dari wanita sebelumnya.
"Dimana YG sajangnim?" tanya gadis tersebut setelah selesai menelusuri setiap ruangan dengan kedua bola matanya.
"D-dia sedang keluar, kamu ada perlu dengannya?" tanyaku, sedikit gagap diawal kalimat.
"Ne"
"Kalau begitu duduklah, sebentar lagi sajangnim pasti kesini" ucapku.
Aku dan gadis itu duduk bersampingan sembari menunggu babeh YG datang kembali keruangannya.
"Apa sebelumnya kita pernah bertemu?" tanyaku, siapa tau dia gadis yang sama dengan gadis yang sempat aku tambrak.
"Aku rasa ini kali pertamanya kita bertemu" ucapnya. "Kamu staf baru disini?" tanyanya yang membuat aku ingin tertawa.
"Huh, staf? Nugu?" tanyaku sembari menahan tawa.
"Kamu" ucap gadis itu.
"Bhahahkkk" tawaku pecah seketika.
Aku tertawa seorang diri dan membiarkan wanita didepanku menatap bingung penuh tanya.
"Aku salah tanya ya? Topi dan maskermu buat aku menebak-nebak" ucap sang gadis.
Ah dia benar, pantas saja dia tidak mengenali parasku yang terpahat indah ini. Topi dan maskerku masih aku kenakan.
"Aniyo, kayanya kita yang salah" ucapku, melihat diapun masih menggunakan masker dan kacamata hitamnya.
Gadis itu mengkerutkan dahinya, semacam sedang bingung atas ucapanku barusan. "Kita? Salah apa?" tanya nya.
"Masker dan kacamata hitam mu membuatku mengira kalau kamu trainee baru disini" ucapku.
Gadis itu tertawa ringan lalu perlahan mulai membuka kacamata hitam dengan masker putihnya. Seketika mataku melebar dan menatap tidak percaya kearahnya, dia adalah nancy yang babeh maksud. Apa nancy sudah berubah menjadi wanita konyol?.
"Gadis buta itu?" tanyaku yang langsung mendapatkan pukulan darinya.
"Siapa yang kamu bilang buta? mataku masih berjalan normal" ucapnya.
Ternyata gadis yang bernama nancy itu memiliki wajah yang imut saat dirinya merasa kesal. Ah, rasanya dia seperti Jennie versi mudanya.
"Sebenarnya kamu siapa sampai berani ngatain aku buta?" tanyanya flat.
Dalam hitungan mundur aku membuka topi dan turun membuka masker kemudian tersenyum kearahnya sebagai penawar dari amarah nancy.
"L-lisa sunbaenim?..." ucap nancy, gadis angkuh itu menganga tak percaya.
"Yap ini aku, senang bertemu denganmu" ucapku.
Nancy menjerit histeris seraya menjingkrakan tubuhnya keatas dan kebawah, matanya mulai memanas oleh rasa kebahagiaan yang tidak dapat ia bendung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Budak Agency (END)
RandomIdol tercipta sebagai boneka, mereka dilatih hingga menjadi sosok yang diinginkan oleh Agensi. Idol dituntut untuk bisa disegala bidang. Agensi sering kali tidak peduli perasaan Idol yang kelelahan akibat jadwal terlalu padat. Menjadi Idol adalah pi...