Chapter 31

2K 217 80
                                    

Hari ke 6 di unit 269, pagi hari...

Sowon pov

"L-lisa.." aku memanggil namanya.

Aku melihat nancy turun dari pangkuan lisa dengan gelagap yang ketakutan tidak ada bedanya dengan lisa yang menatapku penuh kejut.

Kami bertiga saling diam, aku yang bingung atas kejadian mereka berdua dan mereka yang terkejut melihat kedatanganku secara tiba-tiba.

"U-unnie, kamu sudah datang... kalau begitu aku akan pergi" ucap nancy kemudian mengambil beberapa barang bawaannya.

"Oppa aku pergi dulu sampai bertemu dilain hari" ucap nancy.

Chupp...

WHAT?!

Berani sekali dia mencium lisa didepanku, apa dia tidak waras? Sikap dia tidak mencerminkan usianya.

"Dah! Selamat bersenang-senang.." ucap nancy lalu dia pergi keluar dari unit.

Kini tinggal aku dan lisa, hanya kita berdua. Aku hanya mampu diam menunggu penjelasanya, entah mengapa mataku memanas saat lisa terus menatapku. Disatu sisi aku mengasihaninya namun sisi lain juga aku membenci sifatnya yang selalu bermain wanita.

Lisa berjalan mendekatiku, ia mencoba meraih lenganku namun dengan segera aku menepisnya, sentuhannya selalu bisa membuatku luluh kembali dan sekarang aku ingin tetap pada pendirianku.

"Bunny-a..." arg! Kenapa harus panggilan itu yang aku dengar.

Aku mengalihkan pandanganku dari lisa, tatapannya yang tajam mampu membuatku terjerumus dalam jutaan pesonanya.

"A-ku..." lisa menghentikan ucapannya.

Apa kini lisa sedang takut padaku? Mulutnya saja sudah tak mampu berbicara dengan benar, tubuhnya berkeringat dan kaki yang bergetar. Dia gerogi padaku?.

"Aku mohon kamu jangan marah padaku,, tolong lupakan kejadian barusan,, anggap saja itu hanya angin lalu untukmu" ucap lisa.

Dengan ringannya lisa menyuruhku melupakan satu kejadian yang membuatku terbakar api cemburu. Bagaimana bisa aku melupakannya jika sekarang saja memori itu telah membekas kuat dan akan terus terulang seperti kaset rusak.

Tetesan air mata membasahi kedua pipiku, lisa tidak mengerti keadaan hatiku yang sesungguhnya. Mengapa dia tidak minta maaf padaku? Mungkin aku akan mencoba melupakan dan memaafkannya. Tapi dengan ucapannya tadi membuatku semakin terpuruk.

"Bunny-a, kenapa nangis? Apa aku sangat menyakitkan untukmu?.." lisa menarik daguku untuk menatap matanya tapi lagi-lagi aku menepisnya.

"Tatap mataku! Aku akan menjelaskan semuanya padamu.." ucap lisa dan aku tetap tidak menoleh padanya.

Caramu membujukku saja sudah kasar bagaimana aku bisa luluh padamu. Seingatku ini adalah kali pertamanya kamu menaikan nada bicaramu padaku. Kamu berubah terlalu cepat.

"Bunny-a, jangan mengabaikanku aku akan menjelaskannya padamu, semuanya tanpa terkecuali.." lisa kembali meyakinkanku.

Aku masih meragukannya, namun hatiku mengajakku kedalam diri lisa tapi pikiranku bertolak belakang. Aku bingung memilihnya.

"Bunny-a..." lisa memutar halus kepalaku dan membawanya ketatapan elang milik lisa.

Perlahan aku mulai melihat kedua matanya yang sayu dan memerah. Setelah melihatnya lebih dalam aku sangat ingin memeluk tubuh lisa sebelum itu aku ingin mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu.

"Jelaskan, aku akan mendengarkannya.." ucapku setelah meyakinkan diriku sendiri berulang kali.

Lisa tersenyum, senyumanya telah membuat benteng amarahku kepadanya semakin meroboh sedikit demi sedikit.

Budak Agency (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang