Hari ini dan hari esok harapannya masih sama. Mampu tertawa bersama seseorang yang bukan punya saya. Harapannya juga masih menggebu-gebu. Berupaya agar bisa memilikimu.
Angkasa, entah nanti atau sekarang saya akan tetap berada di barisan paling depan. Saya akan menjadi manusia paling semangat meneriakimu selama turnamen berlangsung. Saya akan tetap sama, tidak menjadi supporter kelas, karena kamu lebih membutuhkan tingkah gilaku. Kamu lebih membutuhkan senyuman genitku.
Angkasa, bumi pernah berpesan kepada ibu saya. Bahwa kamu tidak seharusnya sendiri. Kamu patut untuk dimiliki. Tentu, seorang wanita yang hebat dan kuat. Misalnya saya. Yah, meski tidak secantik dan seanggun Puteri Kerajaan. Tapi setidaknya bisa membuatmu tertawa di bumi ini.
Angkasa, saya pernah bermimpi sekali. Tiba-tiba saya bertemu mamamu. Dan dia berkata "Eh, calon mantu,". Seketika saya membatu dan tersipu malu. Ketika saya menoleh, ternyata ada perempuan dibelakangku. Sial, saya benar-benar malu sekarang. Ketika saya ingin mengetahui siapa perempuan itu, tiba-tiba saya terbangun. Tapi baguslah, setidaknya saya tidak jadi membencinya di dunia nyata.
Angkasa, jangan sedih lagi. Lekaslah masuk esok hari. Percayalah, stok kisah lucu saya masih teramat banyak untuk saya ceritakan. Jadi, lekaslah pulih dan membaik.
Malang, kapan kamu datang?