Selamat petang saya ucapkan, Sa. Manusia pertama yang saya sayangi dengan mengenaskan. Yang saya kejar-kejar sampai ingusan. Yang saya tetap tidak bisa gapai sampai sekarang.
Bagaimana tentang usaha kemarin? Yang sampai jatuh bangun seperti mengikuti lomba balap karung. Yang sampai jungkir balik serasa dalam sirkuit. Apa sudah mendapat persetujuan? Atau malah ditolak terang-terangan?
Sebelum memberikan jawaban, alangkah baiknya jika saya mempromosikan diri sebagaimana mestinya. Sebagaimana calon staff yang akan melamar pekerjaan. Sebenarnya saya bukan manusia dengan seribu pencapaian. Tetapi saya punya satu keunggulan, dimana kandidat lain sudah pasti tersungkur ke jurang.
Saya manusia pekerja keras, Sa. Saking kerasnya saya tidak mendengarkan orang-orang tentang peluang 0,001 persen memenangkanmu. Saya tetap melaju padahal sudah tahu akan ditipu. Saya tetap semangat padahal sudah tahu akan dipecat. Sungguh, benar-benar tipikal manusia kuat.
Saya tunggu jawabannya via email, Sa. Kamu berhak mempertimbangkannya selepas senja. Kalau tidak punya kuota, yasudah bertemu saja.