Awan

279 17 0
                                    

Dear Angkasa,
Di bumi.


Angkasa, kamu tahu? Awan tidak pernah membenci angin yang membuatnya menghilang. Seperti saya yang tidak bisa membencimu meski berkali-kali kau diamkan.

Sebenarnya apa motifmu mengabaikan saya? Jangan bilang saya terlampau imut untuk diajak berbincang. Ya-ya, alasan itu masih bisa diterima. Tapi kenapa setiap hari, Angkasa? Rasanya ingin mati saja.
Astaghfirullah, tidak boleh. Tidak bisa. Saya belum memilikimu sepenuhnya.

Besok-besok jika dingin lagi setidaknya beritahu. Agar saya bisa menyiapkan ramuan dahulu. Setidaknya saya akan punya  racikan penangkal kedinginan. Hahaha. Entahlah, tapi kamu terlampau dingin dibanding suhu di kamarku yang masih bisa memakai selimut sebagai penangkalnya.

Malang, melihat cicak di tembok.

Selaksa WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang