Cerita Pulang Sekolah

243 14 0
                                    

Hari ini saya pulang bersamanya. Asli, saya tidak mengganggunya, saya tidak menempel padanya seperti biasa. Duarius. Dia yang menawari saya untuk pulang bersama. Teramat senang. Dan sangat senang. Langkahnya yang tidak terlalu cepat membuat saya dengan mudah menyamainya. Memandanginya disepanjang jalan adalah ketidakbiasaan yang nyata. Seperti mimpi siang hari.

"Sedang apa? "

"Jalan disamping Angkasa nih", jawabku.

" Sana jauhan."

Dan sekali lagi perasaan manusia ini sedang dimasukkan dalam freezer. Terlalu beku dan banyak bunga-bunga es. Sepertinya dia memang pewaris kerajaan kulkas ternama. Baginda Angkasa Bin Polytr*n.

Di persimpangan jalan Angkasa berhenti. Bingung? Pasti. Saya pikir rumahnya tidak searah dengan kos tempatku bertahan hidup. Ternyata dia sudah memesankan ojek online untuk mengantar saya pulang.

"Pulang." Katanya

"Tapi kamu?"

"Antar ke alamat yang saya kasih ya Pak."

"Siap mas." Balas abang ojol

Tak berapa lama saya langsung menaiki motor yang dipesan oleh Si Balok Es. Manusia itu cuek sekali. Tidak mengucapkan ucapan selamat tinggal atau ucapan  selamat-selamat lainnya.

"MAKASEEEEEEH BALOK ES!!! " Teriakku dari kejauhan.

Selaksa WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang