Ini sedikit berbeda dari biasanya. Mulut yang terbiasa mengambil banyak, menjadi sedikit. Lambung yang terbiasa mengembang, menjadi menciut. Porsi makan pun menjadi tidak selayaknya.
Semuanya menjadi tidak-tidak semenjak kehilangan kabarmu. Semuanya menjadi rusak semenjak tak ada senyummu. Semuanya menjadi sesak semenjak tak ada hadirmu.
Bagaimana bisa seorang 'saya' menahan kata 'ingin'? Ingin bertemu, bertamu, dan diiringi senyummu. Itu teramat sukar dan membuncah dilalap rindu.
Bagaimana bisa seorang 'saya' berhenti meramu? Merapalkan mantera indah untuk hari berikutnya. Menyusun satu-satu kenangan yang ada.
Namun, sisanya tinggal layu. Kepergian kereta itu menambah detak sukma. Kumpulan masa tiba-tiba lenyap sirna. Tinggal hitungan jingga, semua meniada.
Seberapapun kuat saya, tidak akan pernah mampu berjalan sendiri, dengan satu kaki. Seberapapun hebat saya, tidak akan pernah mampu memikul sendiri kenangan sedari tadi.