NAMA DENGAN EMOTIKON HATI

6.3K 659 32
                                    

Memories, they seem to show up so quick but they leave you far too soon.

.

.

.

Pagi pagi sekali Gitani terbangun, dia duduk bersila di atas kasurnya, terbayang kejadian kemarin. Dia dan Reangga berciuman, setelah laki laki itu memasang kalung di lehernya.

"Gi, I like you" ucapnya diantara ciuman yang menuntut.

"i like you too" jawab Gitani setelah Reangga melepaskan ciumannya.

Reangga kemudian memeluknya membenamkan kepala Gitani kedalam dadanya, ia mengelus rambutnya lembut.

Gitani menyentuh mutiara bulat di lehernya, pipinya bersemu merah. Sejak awal pertama kali Gitani bertemu dengan Reangga, laki-laki itu memang telah membuatnya terpesona.

Dia memiliki mata coklat serupa hazel yang indah, tidak seperti mata kebanyakan orang. Cara dia menatap, Gitani selalu menyukainya, mata yang selalu berfokus kepadanya setiap kali mereka sedang berbicara, tatapan yang dalam menenangkan. Perawakan tubuhnya juga tak kalah apik. Dia lebih cocok menjadi model atau aktor saja daripada pegawai konstruksi yang sering kali pulang dengan baju dan tubuh penuh lumpur.

Setiap percakapan bersamanya juga tidak kalah menarik, selalu ada saja hal hal yang bisa dibicarakan dengan menyenangkan, kisah kisah remeh yang lucu atau tema tema serius yang membuat otak panas sesudahnya, semuanya dibicarakan dengan menyenangkan dan terasa ringan. Dia adalah seseorang yang membuat harimu menjadi hangat hanya dengan berbincang. Bertemu dengan Reangga seperti menemukan sebuah buku yang sangat menarik, yang bisa kau baca berulang kali tanpa merasa bosan.

Ketukan pintu kamar membuyarkan lamunannya. Reangga berdiri di depan pintu sudah rapi dengan pakaian kerjanya.

"Good morning" Sapa Reangga dengan tersenyum.

"astaga, jam berapa ini?" tanya Gitani panik begitu melihat Reangga sudah rapi.

Gitani bergegas berbalik untuk bersiap siap, tetapi tangan Reangga mencegahnya.

"wait, aku hanya ingin melihatmu"

"huh?"

"i miss you" ucap Reangga.

Gitani tergelak. Benar benar sudah gila semesta ini. Sembilan tahun ia bersama Kresna tidak pernah dia merasa sepanik ini berhadapan dengan seorang laki laki. Reangga tidak melakukan apapun, dia hanya bersandar di kusen pintu kamarnya, namun jantung Gitani sudah melompat kemana mana hanya karena tatapan Reangga. Reangga menariknya kedalam pelukannya, namun Gitani segera menghindar.

"wow, no hug" ucap Gitani menghindar.

Reangga menatapnya keheranan.

"aku belum mandi" jawabnya dengan menunjuk sleep shirt longgarnya.

Reangga yang melihatnya tertawa kecil, kemudian mengelus kepala Gitani lembut.

"pagi ini aku rapat dengan pemko di Mataram, telfon pak Aji dulu ya biar bisa di jemput."

"it's okay, shuttle sepertinya sudah longgar, aku akan ikut shuttle saja"

"Nope, mobilnya Martin belum selesai diperbaiki, sebelum mandi telfon pak Aji dulu okay?"

Reangga tersenyum setelah melihat Gitani mengangguk.

"baiklah, sampai jumpa nanti sore" ucap Reangga diakhiri dengan kecupan singkat di bibir Gitani dan melangkah keluar.

UNDER CONSTRUCTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang