"Gila lo sibuk apaan sih whatsapp juga nggak dibales" Gerutu Ais.
Gitani duduk diatas bangku bar restoran milik Ais. Pengunjung mulai berdatangan sudah saatnya untuk makan malam. Beberapa diantaranya hanya berkumpul ngobrol dengan bir dingin di meja.
Segelas besar bir dingin diletakkan Ais dihadapannya.
"dua minggu lagi gue ke lombok, ngurus proyek disana" jawab Gitani ringan sembari meneguk bir dinginnya.
"lo jadi ambil proyek itu?"
"hu um, gue yang mengajukan diri kog"
"lo dulu kan yang paling anti pergi jauh jauh gitu" Ais mulai mengomel.
Gitani kembali mangut mangut. Dulu memang dia paling anti untuk bekerja jauh dari rumah. Jadi sebisa mungkin menghindari pekerjaan pekerjaan proyek, selain melelahkan dia juga akan merasa kesepian. Tapi kali ini sama saja, kesepian dan memang sedang ingin sendiri.
"nih" Ais meletakkan sepiring steak daging premium dihadapannya.
"gue nggak pesen makan" Gitani memprotes.
"tapi lo belom makan kan? patah hati boleh, makan tetep jalan" Omel Ais.
"iya deh iya" Gitani menyerah.
Ais mulai sibuk dengan para pelanggan yang datang. Meja meja di restoran miliknya mulai terisi, beberapa orang berkumpul seusai kerja, beberapa makan malam dengan pasangannya dan beberapa sendiri menikmati makan malam tanpa merasa terganggu dengan orang lain. Gitani mulai menikmati makan malamnya.
"lo mau nambah apa beb?" tanyanya disela sela menuang bir pada gelas gelas kosong untuk dihidangkan.
"tambah bir boleh?" Gitani mengangkat gelas bir miliknya yang hanya tersisa seperempatnya saja.
"Nggak. lo nyetir kesini" Jawab Ais tegas.
"nih lo minum ini aja" Ais mengambil sebotol equil dengan gelas kosong yang kemudian diletakkan di sisi piring.
Gitani mendengus kesal, bersamaan dengan seorang laki laki duduk di kursi bar sebelahnya. Tepat disisi Gitani.
"oh, hai... lama tidak muncul" Sapa ais. Biasanya pelanggan yang di sapa seperti ini adalah golongan pelanggan yang hampir setiap minggu datang ke restorannya.
Restoran ais termasuk yang cukup populer dikalangan anak muda dan pekerja kantoran serta para eksekutifnya. Dengan menggabungkan konsep kontemporer dan industrial sebagai design interior pada Restorannya membuat restoran ini semakin digemari. Dalam salah satu situs pencarian restoran populer, restoran milik ais juga masuk kedalam restoran yang paling banyak mendapat review baik dan paling direkomendasikan.
Laki laki itu hanya tersenyum.
"seperti biasa ya" jawabnya kemudian.
Tanpa menunggu lama Ais kembali dengan sebotol conora ekstra dingin dengan sepotong lemon di dimulut botol.
Gitani memandang Ais dengan tatapan tajam, sebal karena tidak diberi bir dingin seperti laki laki di sebelahnya.
"Mau menu sekalian?" Tanya Ais sekali lagi.
"Nanti saja, im waiting for a friend" jawabnya sopan dengan menikmati bir langsung dari botolnya.
Ais mengangguk "call me if you need something" jawabnya kemudian bergeser berdiri dihadapan Gitani dengan satu baki penuh gelas basah yang harus dilap.
"Mau nambah lo?" Tanyanya begitu melihat daging di piring hampir habis.
"Nggak, gue abis ini ada kelas meditasi" jawab Gitani menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER CONSTRUCTION
Narrativa generaleGitani Subiyanto, seorang eksekutif muda di perusahaan perminyakan milik negara. Dengan karir yang sangat cemerlang sayangnya tidak sebanding dengan kisah percintaanya. Hubungannya selama sembilan tahun harus berhenti begitu saja ketika kekasihnya m...