On The Line

1.3K 74 26
                                    

"I'm laying it
On the line to show you
I'll never let you go
On the line for your love
There's nothing
I want more
When you smile
I feel my heart open
And I know there's nothing
That I wouldn't do
I'm layin' it
On the line this time
Just to be with you"
(Mandy Moore ft. NSYNC & BBMak "On The Line")

2005

Ziandra

Adikku Atika tiba-tiba sakit pagi ini. Badannya panas dan ia merasa tidak enak badan. Kepalanya sakit dan tidak berselera untuk makan. Aku memutuskan untuk tidak sekolah saja hari ini. Aku sudah meminta pada papaku untuk tidak membawanya ikut bekerja. Nanti aku akan bawa dia berobat ke rumah sakit setelah papa berangkat bekerja dan Adhi berangkat sekolah. Papaku dan Adhi sudah selesai sarapan. Aku masih membujuk dan menyuapi Atika, ia tetap tidak mau makan. Aku membuatkannya susu coklat dan memberinya beberapa potong cookies kesukaannya, ia sangat suka minuman dan makanan rasa coklat. Aku pikir mungkin itu tidak apa-apa daripada ia tidak makan dan minum sama sekali pagi ini.

Akhirnya setelah papa dan Adhi berangkat, aku mandi dan bersiap-siap untuk membawa Atika ke rumah sakit. Aku tahu ini cuma demam biasa, tapi aku ingin adikku segera sehat. Aku ke rumah sakit dengan angkutan umum karena tidak ada pangkalan ojek motor di sekitar rumah. Aku terus-terusan menghibur Atika supaya bersabar untuk sampai ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit aku langsung menuju IGD jadi tidak perlu mengantri.

Aku menggendong Atika dan bilang padanya, "Dek, kalau mau nangis, nangis aja sekarang. Boleh kok. Biar cepat diperiksa dokter".

Mendengar kalimatku tersebut ia langsung menangis karena memang sebenarnya dari tadi sejak kami masih di dalam angkutan umum ia sudah ingin menangis tapi ia tahan karna aku bilang malu dengan orang-orang yang ada di sana.

Aku lega setelah dokter bilang kalau adikku hanya mendapat demam biasa yang wajar bagi anak-anak seusia dia. Dokter memberi obat dan merekomendasikan beberapa makanan dan jenis sayur & buah untuk meningkatkan imun tubuh anak-anak. Pulang dari rumah sakit aku memilih naik ojek motor yang mangkal di dekat lokasi rumah sakit karna aku juga ingin cepat sampai rumah supaya Atika bisa langsung istirahat. Sampai di rumah aku mengajak Atika membersihkan diri dulu dengan mencuci tangan dan kaki karena banyak sekali debu dan asap kendaraan di luar tadi. Aku menyuruhnya makan dan menyuapinya. Kali ini dia tidak bisa menolak, karena aku paksa dan aku mengancam untuk membiarkannya saja kalau ia tidak sembuh-sembuh karena tidak mau makan. Ia menurut saja sampai aku memberinya obat dan menyuruhnya untuk istirahat di tempat tidurnya. Sementara sambil aku menyapu lantai rumah dan merapikan beberapa bagian ruangan, aku sering bolak-balik ke kamarnya untuk melihat keadaannya.

Gerald

Sudah yang ke tiga kalinya ini aku lewat di depan kelas 2 excellent. Aku tidak melihat Zizi di manapun. Sejak pagi tadi, sampai saat jam istirahat, sampai sekarang saat jam shalat Zuhur sekolah. Apa aku harus bertanya pada salah satu teman sekelasnya? Tapi dengan alasan apa? Ingin meminta maaf? Tentu saja mereka tidak tahu tentang masalah kami tadi malam. Baru saja aku ingin meminta maaf, tapi dia tidak ada. Fix, aku berkesimpulan kalau dia tidak masuk sekolah hari ini. Aku tidak tahu harus bilang apa pada mama kalau ia bertanya hal ini nanti.

Di kelas aku masih berpikir, menerka-nerka kenapa Zizi tidak sekolah. Apa dia sakit? Tadi malam bukannya Glenn yang mengantarnya pulang? Aku harus tanya Glenn nanti. Tapi kalau terjadi apa-apa di jalan tadi malam seharusnya keluarga kami tahu, karna melibatkan Glenn juga. Ah, kenapa aku malah jadi berpikir yang bukan-bukan? Anak itu selalu saja menyusahkan aku. Tiba-tiba tiga orang anggota OSIS masuk ke kelas dan menyampaikan bahwa akan ada lomba mading (majalah dinding) sekolah. Salah satu dari anggota OSIS itu menjabarkan mekanisme lombanya.

The Perfect 30 (Match)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang