'Coz you had a bad day

5.6K 266 3
                                    

Ziandra

Luar biasa kejadian yang aku alami hari ini. Saat aku sudah hampir terlambat ke sekolah untuk menunaikan tugasku, malah ada-ada saja yang semakin membuatku lama di jalan. Gara-gara pengendara motor yang tidak bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan juga orang lain, jadi aku deh yang kena akibatnya. Berdebat dengan seorang Polantas itu juga sangat membosankan. Untung saja Zhi-Yi salah satu siswaku kebetulan lewat dan memberiku tumpangan.

Anyway, tetap saja hari ini aku terlambat masuk kerja. Sudah jam 6:20 a.m. waktu yang terdisplay pada saat aku mengambil attendance dengan fingerprint. Ugghh... Bukan masalah potongan gaji yang aku persoalkan, tapi kinerjaku yang dinilai tidak baik. Semua ini gara-gara Polantas menyebalkan itu!!

Sampai di kantor SMK tercinta ini aku langsung disambut hangat oleh Ms. Mellisa dan Ms. Camile seperti biasanya. Hanya mereka berdua rekan sesama guru yang akrab denganku dan selalu share cerita bahkan kadang-kadang makanan.

"Selamat pagi Sir Ian...", Ms. Camile menyapa dengan senyum dan suaranya yang khas sebagai guru extra vocal.

"Tumben sir kok telat? Sampai 20 menit lagi", Ms. Mellisa mengimbuhi.

"Huffft... Ada sedikit masalah tadi di jalan, ada motor yang menyenggol mobilku, trus mobilku ditahan Polisi sampai urusannya selesai nanti", jawabku sambil merengut dan menghempaskan tasku ke meja kerja.

"Eh, yaudah turun yuk. Udah mau apel pagi nih 6:30", Ms. Mellisa yang menyadarkanku kalau seberat apapun masalahku, tidak seharusnya terbawa sampai saat perform di kelas nanti. Sesaat kulihat wajahku di cermin, ough jelek sekali dengan expresi merengut seperti ini. Hmmm... This won't bring me down.

"Ayo miss, apel pagi. Mari bereskan barisan siswa-siswa yang bandel di bawah sana", seruku dengan expresi yang sudah refreshed.

Kami bertiga pun segera turun dari kantor yang berada di lantai 2 menuju lapangan saat guru-guru lain masih duduk menunggu bell di kursinya masing-masing. Kami bertiga memang sering mengecek siswa-siswa lebih dulu sebelum bell karena kami sama-sama merasa bosan berada di kantor bersama guru-guru lain yang memiliki prinsip persaingan dengan sesama rekan kerja. Hanya aku, Ms. Mellisa, dan Ms. Camile yang memiliki persamaan ideologi dalam berteman dengan sesama rekan kerja.

Aku bisa menjalani hariku dengan baik dan tetap bersikap professional selama jam kerja hari ini. Setelah sekolah berakhir pada jam 5 sore aku segera ke kantor polisi untuk menyelesaikan masalah dan mengambil mobilku yang ditahan sementara. Ternyata berurusan di kantor polisi itu memang sulit, seperti yang sering dikatakan orang-orang yang sudah pernah mengalaminya.

"Maaf pak Ziandra, anda tetap harus membayar tilang atas kasus ini. Bukan masalah mobil anda yang disenggol oleh pengendara motor, tetapi anda melaju dengan kecepatan di atas batas normal", kata salah seorang petugas berseragam yang melayaniku.

"Okay, whatever!! Saya bayar sekarang dan mohon izinkan saya bawa pulang mobil saya, karna saya harus bawa ke repair shop untuk perbaiki goresannya", jawabku dengan tatapan tajam ke petugas itu. Sama sekali aku tidak takut dengan orang-orang berseragam ini walaupun mereka memiliki senjata api.

Semua berjalan lancar setelah aku mengisi semacam form dan membayar tilang. Petugas memberikan kunci mobilku lengkap dengan arsip-arsipnya yang tadi pagi ditahan. Saat aku berjalan ke tempat mobilku diparkirkan, seorang petugas yang lain berjalan mengikutiku di belakang.

"Maaf pak, bisa kita bicara sebentar saja?", tanya petugas tersebut di belakangku.

"Bicara saja", jawabku dengan tak memperdulikannya.

"Pak, tidak bisa di sini. Bisa bapak kembali ke dalam dan menemui atasan saya di ruangannya?", petugas tersebut masih membuntutiku.

"Maaf, urusan saya sudah selesai. Saya harus cepat kembali ke rumah. Saya juga butuh istirahat", jawabku dengan menekan tombol kunci pengaman.

"Pak, ini perintah atasan saya!!", kata petugas itu dengan nada memaksa dan memegang bahuku.

Aku yang tidak suka disentuh sembarangan oleh orang yang tidak kukenal segera berbalik dengan cepat, meraih tangan tersebut, memutar tangan tersebut melewati atas kepalaku. Sekarang posisiku sudah berada di belakang badannya dengan menekan lengannya yang sudah terkunci di punggungnya. Aku mendorongnya dan membenturkannya ke mobilku dan kupukul tengkuknya.

"Aku tidak pernah berteman dengan anggota aparat kepolisian, aku tidak kenal dengan atasanmu. Sepertinya kau harus kembali sekolah lagi supaya bisa menghargai privacy orang lain", dengan geram aku berkata tepat di belakang punggungnya. Dengan posisi seperti itu, itu sudah cukup membuatnya mengerang kesakitan meskipun dia lebih tinggi dariku.

Di perjalanan pulang, aku masih tidak habis pikir dengan apa yang aku alami seharian ini. Dimulai dari pagi hari yang sudah cukup membuatku jengkel, sampai sore ini di kantor polisi yang menurutku itu konyol. Ah, memang ini yang disebut "Bad Day". Saat ini aku cuma ingin cepat-cepat sampai di rumah. Aku sudah ingin sekali mandi air hangat, setelah itu menikmati jasmine tea sambil mendengarkan lagu-lagu dengan low beat music.

The Perfect 30 (Match)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang