What Happened To Us

1.4K 80 8
                                    

I feel you even though we're apart
And without you, there's a hole in my heart
Oh, baby, baby, though I tried I just can't adjust
Oh boy, what happened to us, happened to us, happened to us?
(Jessica Mauboy ft. Jay Sean "What Happened To Us)

2005

Gerald

Mama bertanya padaku tentang sekolahku. Aku menutup-nutupinya kalau sudah selama satu minggu ini tidak belajar dengan Ziandra. Sejak aku masuk menjadi anggota tim basket sekolah, aku merasa lebih senang di ekstrakurikuler basket. Bukan berarti aku akan merahasiakan ini dari mama dan papa. Aku akan memberitahu mereka nanti di saat yang tepat. Aku juga akan tetap belajar dengan Ziandra sampai aku mendapat nilai yang bagus di semua mata pelajaran. Tapi memang beberapa hari ini aku lebih suka basket. Di sekolah lamaku aku juga pemain basket sekolah yang bagus. Ternyata memang gampang sekali bergaul dan berteman dengan semua orang kalau aku punya kelebihan. Tidak tahu kenapa tiba-tiba semua orang di sekolah negeri ini mengenalku. Setiap hari juga banyak SMS yang aku terima di handphone Nokia-ku. Kalau bukan karna ingin memanfaatkan SMS gratisku dari im3, aku juga malas melayani SMS mereka yang isinya tidak penting.

Pagi ini aku bangun dari tidur dengan lesu sekali karena masih lelah dengan latihan basket kemarin sore. Aku terpaksa mandi dan harus sekolah. Mama tidak akan percaya kalau aku membuat alasan sakit untuk tidak pergi sekolah. Seperti biasa, papa sudah tidak ada di rumah saat aku hendak pergi ke sekolah. Mama masih ada di rumah, tapi entah di mana.

"Ger, nanti pulang sekolah ajak Zizi kesini ya. Udah lama mama tak lihat dia ei", kata mama yang tiba-tiba muncul dari pintu dapur.
Gawat, hari ini selesai sekolah aku kan latihan sampai jam 4.

"Iya ma, tapi bisanya sore ma. Zizi kan di kelas excellent. Dia pulang jam 3", jawabku beralasan.

"Oseh, cincai lah. Yang penting ajak dia kesini. Mama butuh teman bicara, kalau bicara sama kamu tidak nyambung", kata mama lagi sambil berlalu kembali ke dapur.

Di sekolah aku melihat Ziandra dengan siswa perempuan pindahan itu. Mereka akhir-akhir ini sangat akrab. Mungkin mereka memang sudah kenal sebelumnya. Ziandra bodoh sekali, dia tidak menyadari kalau semua orang sekarang membully dia karna berteman cuma dengan perempuan. Tapi aku tidak ada masalah dengan itu, selagi tidak ada yang tahu kalau aku sering bersamanya dalam belajar di luar jam pelajaran sekolah. Bagus kalau dia juga bisa menjaga rahasia ini.
Akhirnya aku memutuskan untuk tidak mengajaknya ke rumahku dari sekolah. Aku menyuruhnya pulang dan akan kujemput ke rumahnya jam 5 saat aku selesai latihan. Aku juga membuat alasan supaya dia bisa menyelesaikan pekerjaannya di rumah dulu dan supaya dia sudah mandi sore.

Ziandra
Hari ini di sekolah aku menghabiskan waktu hanya di kelas saja. Jenny datang ke kelasku untuk menemaniku ngobrol. Akhirnya aku juga meminta tolong padanya untuk membelikan minuman gelas Mountea teh rasa apel, kacang kedelai Garuda rasa bawang, dan Tango wafer rasa vanilla. Kalau bukan Jenny siapa lagi yang bersedia dengan tulus berteman denganku? Semua orang pasti heran dengan hal itu. Jenny adalah siswa baru pindahan di sini beberapa minggu yang lalu. Dia sangat supel, ramah, gampang bergaul, cantik, menarik, dan terkenal di sekolah ini karena dari yang aku tahu dia juga sudah menjadi anggota OSIS dan Pramuka. O ya, aku juga sudah bukan anggota ekstrakurikuler choir (paduan suara) lagi. Sejak naik kelas ke kelas 2(1) ini aku sudah tidak mengikuti kegiatan apapun di sekolah. Hanya murni sekolah dari pagi hingga siang saja. Selain malas, minder, takut bertemu siswa-siswa lain juga aku ingin punya lebih banyak waktu di rumah. Aku juga butuh istirahat. Kalau bisa juga sebenarnya aku ingin menghentikan tugasku yang diberikan oleh kepala sekolah untuk mengajari dan membantu Gerald dalam tugas sekolah. Sepertinya aku masih harus berpikir lagi untuk itu, karna aku juga butuh uang bayarannya untuk melanjutkan kuliahku ataupun mencari pekerjaan nanti setelah lulus sekolah. Aku sudah kelas 2 sekarang. Tinggal 1 tahun lagi aku bisa memanfaatkan waktuku. Selama kelas 1 kemarin aku sudah menggunakan uang bayaran itu untuk kebutuhan-kebutuhan pribadiku seperti pakaian, peralatan sekolah, perawatan badan, dan juga snack yang aku simpan di rumah untuk aku bagi dengan adik-adikku. Sekarang aku harus bisa mengendalikan pengeluaran. Aku tidak akan mengambil bayaran itu sampai aku lulus sekolah nanti, aku akan menganggapnya sebagai tabunganku. Tadi saat pulang sekolah Gerald sempat menemuiku di belakang sekolah, dia bilang kalau hari ini belajar di rumahnya saja. Dia akan menjemputku jam 5 sore setelah dia selesai latihan. Sengaja aku tidak tidur siang setelah pulang sekolah. Aku langsung mengerjakan pekerjaan rumahku mulai dari membersihkan rumah, mencuci piring, dan memasak makanan untuk makan malam. Aku menyimpan makanan itu di kulkas. Vivian membantuku memasak. Hari ini dia kebetulan berkunjung dari tadi siang. Adik-adikku juga di rumah bersamanya. Sekitar jam 4 semuanya sudah beres. Aku memberitahu Vivian kalau sore ini aku membuat tugas kelompok dengan teman sekolah. Jam 5 aku sudah selesai mandi dan Gerald datang untuk menjemputku. Gerald berkenalan pada Vivian. Aku berpamitan pada Vivian dan adik-adikku.

The Perfect 30 (Match)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang