I Think of You

144 8 2
                                    

Sudah seminggu berlalu sejak Ziandra memberikan hukuman kepada Gerald untuk tidak membantunya mengerjakan tugas sekolah dan tidak mau datang ke rumahnya. Pagi ini Gerald semangat sekali untuk menemui Ziandra di sekolah. Ziandra juga menyadari kalau hari ini adalah berakhirnya hukumannya kepada Gerald. Ziandra merasa biasa saja dengan hal itu. Dalam hatinya ia merasa kalau paling-paling Gerald akan menemuinya di kelas dan mengadukan tugas-tugas sekolahnya yang menumpuk.

Pada jam pelajaran pertama, guru-guru mengingatkan kalau sebentar lagi sudah waktunya ujian kenaikan kelas. Artinya, mereka yang sekarang ini kelas 2 harus mempersiapkan diri menghadapi ujian untuk naik ke kelas 3 dan memilih jurusan di kelas 3 tersebut. Khusus untuk kelas excellent sudah pasti akan dimasukkan ke kelas IPA excellent juga. Ziandra pikir mungkin Gerald akan dimasukkan ke kelas bahasa. Seperti yang selalu terjadi di sekolah ini, anak-anak dengan kemampuan menghitung dan menganalisa yang lemah akan dimasukkan ke kelas bahasa. Meskipun mereka juga sebenarnya tidak bagus dalam berbahasa Indonesia, terlebih lagi bahasa asing. Ziandra bahkan malah mengomel dalam hati karna ia tahu kalau Gerald sebenarnya anak yang pintar, hanya saja salah bergaul di sekolah lamanya dulu dan juga malas belajar. Selama ini Ziandra mengajarinya, tidak terlalu susah, Gerald sering mengerti dengan penjelasannya.

Pada jam istirahat anak-anak di kelas lain ramai sekali membicarakan pemilihan jurusan kelas 3 nanti. Di kelas Ziandra anak-anak tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Bagi mereka jika memang bisa di kelas IPA tidak apa-apa, jika memang harus ada yang ada di kelas IPS atau di kelas Bahasa juga tidak masalah. Ziandra sendiri sebenarnya sangat ingin mengambil jurusan bahasa karena memang cuma pelajaran bahasa Inggris yang ia suka dan paling gampang baginya. Tapi akhirnya ia berfikir sama saja karena di jurusan apapun masih ada juga pelajaran bahasa Inggris.

Tidak disadari ternyata memang tinggal 2 minggu lagi menjelang ujian kenaikan kelas. Ziandra sudah membuka-buka kembali materi pelajaran sekolah yang telah ia pelajari selama satu semester ini, kecuali pelajaran bahasa Inggris yang ia hanya lihat-lihat sekilas saja karena ia memang sudah menguasai sepenuhnya. Bahkan ia sudah fasih berbicara bahasa Inggris sejak kelas 3 SMP. Gerald meminta Ziandra untuk membantunya menjelaskan ulang materi pelajaran satu semester ini. Beberapa point penting yang mungkin akan membantu di saat ujian nanti. Saat jam pulang sekolah Gerald mencari Ziandra di kelas tapi tidak ada. Akhirnya Gerald menuju ke kantin depan sekolah tempat biasa ia nongkrong dengan anak-anak lainnya, karena ia sendiri juga sedang lapar dan ingin makan. Alangkah terkejutnya Gerald saat memasuki kantin sudah mendapati Ziandra sedang duduk di salah satu tempat dan satu meja dengan anak-anak kelas 3. Beberapa dari anak itu berusaha mengajak bicara. Anak-anak di tempat lain dari meja yang lain ada yang memandangi Ziandra, ada yang bersikap biasa saja, ada juga yang berbisik-bisik dan kebanyakan yang ada di situ saat itu adalah siswa laki-laki. Gerald dengan perasaan bercampur aduk langsung menghampiri Ziandra.

"Lu ngapain di sini?! Gwa cari ke kelas nggak ada. Udah lama lu? Sama siapa ke sini?!", Gerald langsung memarahinya.

"Ah, lucu. Namanya juga kantin tempat makan. Ya dia di sini mau makan sama kayak kita-kita ini lah", jawab salah satu anak yang satu meja dengan Ziandra dan anak itu adalah Adit. Sama-sama siswa kelas 2 yang dulu pernah pulang sekolah naik sepeda dengan Ziandra.

"Kamu lagi. Nanti kalau ada kamu ujung-ujungnya pasti ribut lagi", ucap Bimo yang tiba-tiba juga muncul dari dalam dapur kantin.

Gerald sedikit heran kenapa Bimo bisa ada di dapur kantin. Belum sempat berpikir lebih banyak lagi, Bimo sudah berbicara kepada Ziandra.

"Tunggu ya Ziandra, sebentar lagi udah mateng makanannya. Aku buat yang enak untuk kamu. Maaf sudah pernah nendang perutmu", ucap Bimo dan Gerald melongo.

"Apa?? Dia buatin lu makanan??", tanya Gerald ke Ziandra.

"Aku kan belum secara pribadi meminta maaf sama dia karna udah nendang perutnya. Yaudah aku ajak dia ke sini aja, sekalian aku buatin makanan. Mana tau dia juga lapar. Ya kan Ziandra?", jawab Bimo.

The Perfect 30 (Match)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang