09 : pembicaraan

346 52 0
                                    

Rissa berdiri di depan pintu kelas dengan bosan, menunggu Harun selesai piket. Jika bukan karena harus mengantar Harun pulang, Rissa pasti sudah pergi sekarang.

"Masih lama nih?" tanya Rissa.

"Iya," jawab Harun.

Cewek itu berdecak kemudian memilih untuk melihat sekelilingnya, sepertinya tidak ada salahnya untuk jalan-jalan sebentar mengelilingi sekolah.

"Rissa," panggil Harun. Rissa yang tadinya hendak berjalan pergi segera menoleh pada Harun.

"Apa?"

"Tungguin," ucap Harun sembari menghindari kontak mata dengan Rissa. Rissa mendenguskan tawanya melihat itu.

"Iya, gue mau jalan-jalan doang, bentar." Rissa berucap kemudian melambaikan tangannya pada Harun, lalu melanjutkan perjalanannya.

Rissa melihat sekeliling sembari terus berjalan, banyak teman-teman lainnya yang belum pulang, sama seperti dirinya. Hingga langkah Rissa terhenti saat ia tanpa sengaja beradu tatap dengan Rafael.

Cowok itu berjalan menghampirinya, kemudian merangkul bahunya sembari berjalan menuju kelas Rissa. Rissa mendorong cowok itu.

"Lepasin, bangsat!" ucap Rissa ketus. Rafael menautkan alisnya bingung.

"Maaf," ucap Rafael, berjalan di samping Rissa. "Lo kenapa sih? Akhir-akhir ini judes banget sama gue?" tanya Rafael.

Rissa melirik sekilas cowok itu kemudian kembali menatap ke jalanan. Rissa mengedikan bahunya. "Lo nyebelin," jawab Rissa.

Rafael mendenguskan tawanya, "Hm, lo nggak pernah begitu dulu, gue sama nyebelinnya kayak dulu, iya Kan?" ucap Rafael. Rissa berfikir sebentar kemudian mengangguk.

"Jadi, kenapa lo berubah sekarang?" tanya Rafael. Rissa pura-pura berfikir kemudian menggeleng.

"Nggak tau, udahlah males gue bahasnya," jawab Rissa kemudian mempercepat langkahnya.

"Lo marah karena gue nggak suka sama lo?" tanya Rafael, membuat Rissa menghentikan langkahnya, ia menoleh pada Rafael. Cowok itu tersenyum lebar.

"Iya kan?" tanya Rafael menaik turunkan alisnya pada Rissa. Rissa cepat-cepat menggeleng.

"Yaudah, kalau gitu kenapa?" tanya Rafael penasaran.

Rissa tidak menjawab hingga sampai di kelasnya. Harun sudah berdiri dan menyandarkan tubuhnya di dekat pintu kelas, mengangkat alisnya menyapa Rafael.

"Oi!" sapa Rafael, menepuk bahu Harun. Harun tersenyum kecil.

"Pulang bareng nggak?" tanya Rafael. Harun menggeleng, membuat Rissa menganga tak percaya. Mengapa Harun menolak ajakan Rafael.

"Oke," ucap Rafael, ia menoleh pada Rissa kemudian tersenyum, "Jangan ngambek mulu ih," ucap Rafael pada Rissa kemudian berjalan pergi.

Setelah Rafael sudah cukup jauh, Rissa menarik tangan Harun agar mendekat padanya. Harun mengangkat alisnya, bertanya pada Rissa.

"Kenapa lo nolak ajakannya Rafael?" tanya Rissa. Harun hanya diam, kemudian terus berjalan, Rissa lagi-lagi menahannya.

"Jawab woi!" ucap Rissa. Harun tiba-tiba berhenti membuat Rissa tanpa sengaja bertubrukan dengan punggung cowok itu.

"Gue nggak mau pulang sama dia," ucap Harun. Rissa menautkan alisnya.

"Jadi, lo maunya pulang sama gue gitu?" tanya Rissa. Harun mengedikan bahunya, kemudian kembali berjalan terlebih dahulu.

"Dih, nggak jelas banget tu orang," ucap Rissa kemudian kembali berjalan ke parkiran sekolah.

Di parkiran, mereka bertemu lagi dengan Rafael yang tengah mengambil baju kaos dari dalam jok motornya. "Eh, Harun, tadi nggak mau pulang bareng gue. Rupanya pulang bareng Rissa ya?" ucap Rafael. Harun mengangguk.

HARISSA✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang