Harun memilih untuk pulang menggunakan ojek online setelah mampir ke rumah Rissa tadi. Harun begitu senang karena cewek itu juga memiliki perasaan yang sama dengannya.
Setibanya di rumah, Harun segera masuk dan hendak pergi ke kamarnya. Namun tiba-tiba seorang gadis kecil beridiri menghalanginya. Itu Karina, adik Harun.
Harun berjongkok dan memegang tangan Karina, "Kenapa?" tanya Harun.
"Karina mau makan," jawab Karina memeluk Harun. Cowok itu berdiri menggendong adiknya dengan tangan kirinya.
"Ayo makan!" ucap Harun, membawa adiknya ke dapur.
Di dapur ada Mamanya yang tengah memasak, Harun mendudukan Karina di atas kursi kemudian berjalan menghampiri Mamanya itu.
"Eh, Harun udah pulang, gimana sekolah tadi?" tanya wanita itu.
"Gitu-gitu aja," jawab Harun sembari memakan kentang yang sudah digoreng.
"Gimana soal Rissa?" tanya Mama Harun. Harun melotot mendengar itu.
"Rissa?" Harun bingung.
"Iya, kamu beli bunga kan buat dia?" tanya wanita itu, Harun terdiam sebentar mengingat-ingat apa yang ia lakukan sampai Mamanya tahu tentang bunga itu.
Harun membuka pintu rumah diam-diam sembari menyembunyikan sesuatu di punggungnya. Itu sebuah buket bunga yang ia beli untuk Rissa. Harun melihat sekeliling, tidak ada orang sama sekali di ruang tengah itu. Mungkin semua sedang sibuk.
Cowok itu memegang perutnya yang sakit, ia harus ke kamar mandi. Harun memilih untuk meletakkan buket bunga itu di atas meja yang ada di ruang tengah sebelum pergi ke kamar mandi.
Harun menghela napas, mungkin Mamanya melihat buket bunga itu di atas meja. Dan sekarang, kenapa Mamanya bisa tahu kalau itu untuk Rissa?
"Dari mana Mama tau?" tanya Harun.
"Mama liat buket bunganya di atas meja, kemaren," jawab Mama Harun. Ternyata dugaannya benar.
"Trus dari mana Mama tau kalau itu buat Rissa?" tanya Harun penasaran.
"Lah, kamu kan bahas dia terus," jawab Mama Harun.
Harun mengusap wajahnya, ia duduk di samping Karina, gadis itu tersenyum lebar pada Harun. Mamanya tidak bohong, Harun selalu membicarakan tentang Rissa sejak pertama kali mereka duduk berdua. Tentang bagaimana Harun kadang merasa kesal pada Rissa, mengagumi Rissa, semuanya.
"Harun mau ke kamar dulu, Ma," ucap Harun kemudian berjalan cepat ke kamarnya.
Setibanya di kamar, Harun duduk di kursi meja belajarnya, menatap kertas origami di atas mejanya. sticky notes warna warni dari Rissa dan masih banyak yang lainnya. Sekarang tangan Harun sudah tidak sakit lagi, namun ia masih harus menggunakan perban.
Harun memutuskan untuk membuat sesuatu dari origami nya. Ia membuat bentuk hati dengan origaminya itu, ia melirik pada foto dirinya dan Rissa yang sudah ia print dan tempel di meja belajarnya itu. Diam-diam Harun menyesali karena ia sama sekali tidak tersenyum di foto. Sementara Rissa tersenyum manis.
Memikirkannya saja sudah membuat Harun senyum-senyum sendiri. "Sialan, gue bener-bener suka sama lo, Rissa."
Sementara itu di tempat Rissa, cewek itu meletakkan buket bunga dari Harun di atas meja belajarnya, namun mengambil sebuah origami yang telah dilipat menjadi bentuk bangau itu. Ia berbaring di tempat tidurnya sembari melihat origami itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARISSA✔️
Fiksi RemajaPenulis : Ohdaraa (darainbxws) p.s : Cerita ini hanya fiktif belaka dari imajinasiku. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan -- Rissa adalah cewek yang ceria, dan jug...