Rissa keluar dari kamarnya dengan dua kantong berisi sampah di tangannya. Ini hari libur dan bagi Rissa, ini saatnya bersih-bersih. Rissa pergi ke luar rumah dan membuang sampahnya di tempat sampah yang ada di luar. Kemudian menghela napas. Sampahnya benar-benar banyak.
Begitu masuk ke dalam rumah, tiba-tiba sudah ada Aulia yang menyodorkan sapu pada Rissa. Rissa berdecak kesal, kemudian menghela napas dan mengambil sapu itu dari tangan Aulia.
"Beresin kamar kamu sana," ucap Aulia. Rissa mengangguk kemudian berjalan menuju kamarnya.
"Kamar gue bersih padahal," ucap Rissa, kemudian mulai menyapu sampai semua bersih.
Kemudian saat hendak menyapu bagian bawah ranjang, Rissa tediam sebentar, ia takut ada hantu dan sejenisnya itu, tapi yang paling Rissa takutkan adalah kecoa. Semoga saja kamarnya tidak sekotor itu sampai bisa dihuni oleh kecoa. Kemudian Rissa membungkuk dan menyapu bagian bawah ranjang, banyak debu di sana dan juga sebuah kotak yang berisikan barang-barang lama milik Rissa.
"Apa gue buang aja ya?" tanya Rissa pada dirinya sendiri. Rissa meletakan sapu kemudian mengambil kotak itu.
"Hm, udah kayak di film-film. Gue punya kotak begini." Rissa membuka kotak yang berdebu itu. Tidak ada hal yang begitu penting kecuali album foto masa kecilnya di sana. Yang lain ini tidak berguna, tapi Rissa tidak akan membuangnya. Rissa menutup kotak itu kembali kemudian meletakannya di tempatnya semula.
Setelah semuanya beres, Rissa memilih untuk berbaring di tempat tidurnya dan mengambil ponselnya yang ada di atas meja di samping tempat tidurnya. Kemudian melihat sebuah jeruk di sana, belum dimakan. Rissa mengambil buah itu dan meletakan kembali ponselnya di atas meja. Ini jeruk dari Harun.
"Duh, lo bener-bener nyusahin aja." Rissa membuka kaca helmnya. Harun turun dari motor dan berusaha membuka helmnya dengan tangan kirinya. Harun bisa membuka talinya tapi kesusahan untuk menarik lepas helmnya.
Rissa berdecak kesal kemudian membukakan helm untuk Harun. "Hm, udah."
"Makasi," ucap Harun kemudian berbalik begitu saja.
"Heh!" Rissa berteriak, kemudian Harun berbalik, mengangkat sebelah alisnya bingung.
"Bayaran gue mana?" tanya Rissa, mengulurkan tangannya pada Harun. Cowok itu kembali berjalan masuk. Ini tidak bisa dibiarkan. Rissa turun dari motornya dan menyusul Harun. Ia memukul pagar sembari meneriaki nama Harun. Kemudian tanpa sengaja beradu tatap dengan seorang anak perempuan kecil yang ada di dalam.
Ia terlihat mirip dengan Harun. Oh, jadi Harun punya adik? Rissa langsung menunjukan senyuman manisnya pada anak perempuan itu.
Kemudian Harun datang dan memberikan sebuah jeruk pada adiknya itu. Lalu berjalan menuju pagar, membukanya dan menghampiri Rissa. Rissa kembali menunjukan ekspresi marah.
"Nih," ucap Harun, memberikannya sebuah jeruk. Rissa mengangkat alisnya melihat itu kemudian mengambilnya dari Harun. Ia tidak bisa menolak jeruk.
"Kok cuma satu?" tanya Rissa. Harun kembali lagi ke adek perempuannya yang tengah memegang sebuah jeruk, kemudian mengambilnya dan memberikannya pada Rissa.
Rissa memperhatikan anak perempuan itu yang menatap jeruknya dengan sedih. Mungkin ia juga suka jeruk, sama seperti Rissa. Rissa menyodorkan kembali sebuah jeruk tadi pada Harun.
"Buat adek lo aja deh, keknya dia mau banget," ucap Rissa.
"Oke," ucap Harun. "Makasih."
"Ya, tapi lain kali kalau mau gue anterin pulang, bayarannya bekal lo," ucap Rissa. Harun menghela napas kemudian mengangguk.
Rissa masih diam di sana melihat adeknya Harun. "Siapa namanya?" tanya Rissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARISSA✔️
Teen FictionPenulis : Ohdaraa (darainbxws) p.s : Cerita ini hanya fiktif belaka dari imajinasiku. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan -- Rissa adalah cewek yang ceria, dan jug...